Pengguna ChatGPT Hampir Tembus 700 Juta, Ngapain Aja Mereka?

OpenAI mengabarkan bahwa pengguna ChatGPT hampir tembus 700 juta. Cari tahu di sini faktor di balik lonjakan tersebut dan tren penggunaannya di berbagai bidang.
Sumber : Freepik

Beberapa tahun yang lalu mungkin banyak dari kamu masih menganggap artificial intelligence (AI) sebagai sesuatu yang utopis. Namun, seiring berjalannya waktu, teknologi AI justru makin merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sudah menjadi bagian penting dalam dunia kerja, pendidikan, dan bahkan bersosialisasi. 

Salah satu contoh nyata dari teknologi ini adalah ChatGPT, chatbot berbasis AI yang dikembangkan oleh OpenAI. Baru-baru ini, OpenAI melaporkan bahwa pengguna ChatGPT hampir tembus 700 juta setiap minggunya. 

Angka ini tidak hanya menunjukkan betapa populernya chatbot tersebut, tetapi juga sekaligus menggambarkan bagaimana masyarakat dunia mulai menggunakan AI sebagai partner mereka.

OpenAI Klaim Pengguna ChatGPT Hampir 700 Juta

Pengguna ChatGPT
Sumber : Freepik

Berdasarkan laporan resmi yang dikutip dari TechCrunch dan Katadata, Wakil Presiden sekaligus Kepala Aplikasi ChatGPT di OpenAI, Nick Turley, menyebut bahwa jumlah pengguna aktif mingguan melonjak drastis. 

Pada akhir Maret 2025, jumlah pengguna masih berada di kisaran 500 juta. Hanya dalam beberapa bulan, angka itu bertambah menjadi 200 juta hingga hampir menyentuh 700 juta pengguna.

Lonjakan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan ChatGPT sudah meningkat hingga empat kali lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Ini artinya, AI sudah menjadi kebutuhan baru di era digital saat ini. Mulai dari anak sekolah, mahasiswa, karyawan, pebisnis, hingga kreator konten, semua mulai menjadikan chatbot pintar ini sebagai partner digital mereka.

Melalui akun X-nya, Turley sempat mencuit bahwa setiap hari pengguna individu dan tim menggunakan ChatGPT untuk menciptakan dan menyelesaikan prompt yang makin kompleks. Sederhananya, ChatGPT tak hanya bisa menjawab pertanyaan sederhana, tetapi sudah masuk ke ranah produktivitas yang berdampak langsung terhadap pekerjaan dan kehidupan banyak orang.

Fitur Gambar Dongkrak Lonjakan

Salah satu faktor di balik meningkatnya jumlah pengguna ChatGPT adalah kehadiran fitur pembuatan gambar pada model GPT-4 yang dirilis pada Maret 2025. Melalui fitur ini, pengguna bisa membuat ilustrasi maupun desain hanya dengan menggunakan instruksi teks. 

Jadi, tidak perlu lagi yang namanya kemampuan desain grafis, sebab AI bisa langsung menerjemahkan perintah teks menjadi visual.

Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis OpenAI, ada lebih dari 130 juta pengguna yang telah menciptakan lebih dari 700 juta gambar sejak pertama kali fitur gambar ini diluncurkan. Angka ini jelas menunjukkan betapa besarnya antusias pengguna untuk mencoba fungsi multimodal dari ChatGPT.

Fitur ini membuat ChatGPT tidak hanya cocok untuk menjadi asisten menulis, tetapi juga partner dalam media kreatif. Dengan makin luasnya fungsi chatbot ini, tak heran jika ChatGPT makin memantapkan statusnya sebagai partner kerja sekaligus sarana untuk berekspresi.

Pengguna Berbayar Juga Melonjak

Selain dari pengguna gratis, OpenAI juga mencatat adanya lonjakan yang cukup signifikan di kalangan pengguna premium atau berbayar. COO OpenAI, Brad Lightcap, menyebut jumlah pelanggan bisnis menyentuh angka 5 juta dari yang sebelumnya hanya 3 juta pada Juni 2025.

Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa OpenAI makin serius dalam melihat ChatGPT sebagai partner produktivitas di era digital ini. Selain digunakan untuk sekadar menulis laporan, kini ChatGPT banyak juga digunakan sebagai alat untuk membantu riset pasar, analisis data, pengembangan software, dan lain sebagainya.

Selain itu, fitur-fitur yang ditawarkan GPT-4o dan yang terbaru adalah GPT-5, seperti kemampuan multimodal (teks, suara, dan gambar) serta integrasi dengan aplikasi pihak ketiga menjadi salah satu daya tarik utama bagi pelanggan premium. Fitur-fitur premium ini juga mampu menghemat waktu dan mendukung fleksibilitas yang sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini.

Nah, melihat banyaknya pengguna premium yang percaya pada ChatGPT membuktikan bahwa teknologi ini tidak hanya memikat para pengguna individu tetapi juga berhasil masuk ke ranah profesional.

Rata-rata Jenis Penggunaan ChatGPT

Pengguna ChatGPT
Sumber : Freepik

Berdasarkan laporan Sensor Tower yang dilansir oleh Inilah.com, rata-rata pengguna ChatGPT menggunakan aplikasi ini lebih dari 12 hari dalam sebulan sekitar 16 menit per hari. Angka ini membuat ChatGPT sejajar dengan aplikasi dari perusahaan teknologi raksasa seperti Google dan X.

Jika dilihat secara detail, kebanyakan pengguna menggunakan ChatGPT untuk berbagai kebutuhan seperti:

  • Pendidikan: Banyak pelajar dan mahasiswa menggunakan ChatGPT untuk memahami materi, membuat rangkuman, atau mencari ide tugas.
  • Pekerjaan: Biasanya, karyawan menggunakan aplikasi AI ini untuk membantu menulis laporan, melakukan analisis, hingga membuat presentasi.
  • Kreativitas: ChatGPT juga banyak digunakan oleh kreator konten, penulis, dan bahkan desainer grafis untuk brainstorming ide, membuat draft naskah, hingga menghasilkan ilustrasi.
  • Pemecahan masalah sehari-hari: ChatGPT paling sering digunakan untuk membantu memecahkan masalah sehari-hari, mulai dari meminta resep makanan, tips kesehatan, perjalanan, rekomendasi gaya hidup, dan yang paling sering dari semua itu adalah sebagai “teman ngobrol”.

Melihat fungsi-fungsi di atas, ChatGPT kini menjadi alat serba bisa dalam kehidupan digital. Bukan hanya untuk menjawab pertanyaan singkat layaknya mesin pencari seperti Google, tetapi juga menjadi partner produktivitas yang membuat banyak hal terasa lebih efisien.

AI Mengubah Aspek Kehidupan Manusia

Lonjakan pengguna ChatGPT hampir tembus 700 juta setiap minggunya jelas bukan angka sembarangan. Di balik data ini, ada cerita bagaimana AI akhirnya mengubah banyak aspek kehidupan manusia, baik dalam bekerja, belajar, berkarya, hingga bersosialisasi. 

Jika dulu mungkin kamu hanya menganggap ChatGPT sebagai chatbot layaknya Siri atau Google Assistant, sekarang saatnya menyadari bahwa AI satu ini sudah menjadi bagian dari ekosistem produktivitas dan kreativitas. 

Namun tetap saja, pengguna AI seperti ChatGPT tetap harus dalam batas wajar dan tetap memperhatikan etika. Pasalnya, terlalu bergantung pada AI juga tidak baik dan bahkan berpengaruh terhadap kemampuan orisinil manusia, seperti dalam berpikir.

Leave a Reply