Akhir-akhir ini masalah tentang kesehatan mental menjadi pembicaraan yang kerap digaungkan di berbagai lingkungan, termasuk lingkungan kerja. Sayangnya, kesehatan mental masih menjadi aspek yang dipandang sebelah mata di dunia profesional. Padahal, kesehatan mental tak hanya berpengaruh terhadap kesejahteraan individu tetapi juga produktivitas sekaligus efisiensi kerja.
Lingkungan kerja yang tidak mendukung kesehatan mental bisa menyebabkan terjadinya stres, burnout, dan berbagai gangguan mental lainnya pada pekerja. Oleh sebab itu, penting bagi setiap perusahaan maupun instansi untuk memperhatikan kesehatan mental karyawannya.
Lingkungan kerja yang sering kali penuh dengan tekanan dan ekspektasi tinggi bisa memicu banyak masalah kesehatan mental pada karyawan. Kondisi stres yang terjadi secara berkelanjutan menjadi penyebab utama berbagai gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
Menurut Johnson et al. (2020), lingkungan kerja yang penuh dengan tekanan bisa menyebabkan menurunnya kesejahteraan psikologis kerja. Hal ini pada akhirnya berdampak negatif terhadap produktivitas kerja dan juga kesejahteraan keluarga.
Tak hanya masalah dari lingkungan kerja, tekanan dari luar seperti masalah keuangan pribadi, kesehatan, atau bahkan keluarga juga bisa memengaruhi kesehatan mental para pekerja (Mavridis et al., 2019). Ketika seorang pekerja mengalami tekanan dari berbagai arah, maka produktivitas mereka di lingkungan kerja cenderung menurun.
Lingkungan kerja yang bahkan tidak mendukung atau mendorong tentang pentingnya kesehatan mental bisa memperparah situasi tersebut. Itulah sebabnya penting bagi setiap perusahaan maupun institusi untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung tentang pentingnya kesehatan mental.
Organisasi, dalam hal ini adalah perusahaan maupun institusi, memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental karyawan. Terdapat beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental karyawan.
Menurut Littlefield, Stitzel, dan Giese (2014), setidaknya ada lima pilar yang perlu ditegakkan oleh organisasi untuk menciptakan tempat kerja yang sehat secara psikologis. Berikut kelima pilar utama tersebut.
Seorang pemimpin dalam suatu organisasi harus bisa memahami kebutuhan karyawan dan menyediakan dukungan yang dibutuhkan karena bisa membantu mengurangi risiko stres dan meningkatkan kesejahteraan mental secara keseluruhan.
Setiap karyawan harus bisa memahami peran dan tanggung jawab mereka di lingkungan kerja dengan jelas. Ini artinya karyawan dengan tugas A tentunya tidak perlu mengerjakan dan tidak boleh dipaksa untuk mengerjakan tugas B yang bukan menjadi job desk-nya. Sebab, kondisi semacam ini bisa menyebabkan kebingungan dan bahkan stres karena beban kerja yang tidak sesuai dengan deskripsi pada saat rekrutmen.
Dalam dunia kerja, setiap karyawan seyogianya didorong untuk selalu terlibat dalam pekerjaan maupun proses pengambilan keputusan yang dapat berdampak pada organisasi. Karyawan yang merasa selalu terlibat dalam keputusan dan proses kerja cenderung akan merasa lebih puas dengan budaya organisasi dan termotivasi untuk selalu memberikan yang terbaik.
Lingkungan kerja harus menjadi tempat yang memberikan kesempatan bagi pekerja untuk berkembang dan terus mempelajari hal-hal baru. Lingkungan kerja seperti ini bisa meningkatkan kepuasan kerja karyawan sekaligus mendukung kesejahteraan mental mereka.
Lingkungan kerja yang memiliki budaya kerja yang positif dan penuh semangat dapat mendorong motivasi dan komitmen karyawan.
Dengan menerapkan lima pilar di atas, organisasi bisa mempromosikan pentingnya kesejahteraan mental di lingkungan kerja dan membuat sistem yang membantu karyawan untuk mendeteksi kondisi mental sejak dini.
Salah satu contoh program yang sudah diterapkan untuk mendukung kesehatan mental karyawan di tempat kerja adalah SANE Mindful Employer Program dan Beyondblue Workplace National Program di Australia. Kedua program ini dibuat dengan tujuan untuk membantu perusahaan atau institusi untuk mengelola gangguan kesehatan mental karyawan seperti depresi dan kecemasan melalui edukasi serta pelatihan.
Lingkungan kerja yang sehat merupakan fondasi utama untuk menciptakan suasana kerja yang harmonis, nyaman, dan tentunya produktif. Di tempat kerja, karyawan akan menghabiskan sebagian besar waktunya dalam satu hari sehingga penting sekali untuk memastikan lingkungan tersebut mendukung kesejahteraan fisik dan juga mental karyawan. Lingkungan kerja yang sehat tak melulu soal ruang fisik yang selalu terjaga kebersihan dan kerapiannya tetapi juga mencakup aspek psikologis dan sosial.
Lingkungan kerja yang sehat berdampak langsung secara positif terhadap produktivitas. Ketika kamu merasa nyaman dan dihargai di tempat kerja, otomatis kamu akan merasa lebih bersemangat untuk bekerja dan menghasilkan karya-karya yang berkualitas.
Sebaliknya, lingkungan kerja yang penuh dengan tekanan dan konflik justru bisa menurunkan semangat kerja dan bahkan menghambat kreativitas. Banyak studi menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja di lingkungan yang mendukung kesehatan mental mereka cenderung lebih produktif dan memiliki kualitas kerja yang lebih optimal.
Lingkungan kerja yang cenderung tidak sehat bisa menyebabkan terjadinya stres dan burnout berkepanjangan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kedua kondisi ini bisa disebabkan oleh tuntutan pekerjaan yang berlebihan, kurangan dukungan dari atasan atau rekan kerja, serta ketidakseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.
Dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, maka organisasi bisa mengurangi tingkat stres dan burnout pada karyawan. Hal ini bisa diwujudkan melalui pengelolaan beban kerja yang wajar, memberikan dukungan emosional, dan penyediaan fasilitas untuk rekreasi di tempat kerja.
Lingkungan kerja yang sehat adalah lingkungan yang mampu memfasilitas hubungan kerja yang baik antar karyawan. Lingkungan kerja seperti ini umumnya memiliki budaya komunikasi yang terbuka dan transparan, kolaborasi tim yang efektif, dan penghargaan terhadap kontribusi setiap individu sehingga menciptakan suasana kerja yang harmonis.
Jadi, kesehatan mental adalah aspek penting yang tak boleh diabaikan di dalam lingkungan kerja. Organisasi perlu mengambil langkah proaktif untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan mental karyawan. Dengan begitu, organisasi bisa meningkatkan produktivitas dan kinerja dalam suatu tempat kerja yang harmonis dan bahagia.
Jadi, peduli kesehatan mental karyawan bukan hanya tanggung jawab sosial tetapi juga bisa menjadi strategi bisnis yang cerdas.