Ini Peran Krusial VAR di Laga Indonesia vs Jepang

Laga Indonesia vs Jepang telah berakhir dengan kekecewaan bagi pendukung Indonesia. Namun, ada yang menarik dalam laga tersebut, yakni penggunaan VAR.
Sumber : GSports

Laga terakhir Timnas Indonesia vs Jepang di putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia telah usia. Meskipun Indonesia kalah telak dari Jepang dengan skor 0-6, euforianya tetap terasa hingga sekarang. 

Pertandingan yang digelar pada Selasa, 10 Juni 2025, di Stadion Suita, Jepang membuat banyak pendukung Timnas harus kecewa. Kendati demikian, ada satu hal yang menarik dari laga ini, yakni bagaimana teknologi VAR (Video Assistant Referee) digunakan selama pertandingan berjalan.

VAR memang bukan hal baru lagi dalam dunia sepak bola modern. Namun, di laga sebesar ini, dampaknya bisa sangat menentukan nasib kedua tim.

Apa Itu VAR?

VAR
Sumber : Envato

VAR (Video Assistant Referee) adalah teknologi yang digunakan di pertandingan sepak bola untuk membantu wasit dalam membuat keputusan penting. Sistem ini pertama kali diuji coba oleh FIFA pada tahun 2016 dan resmi digunakan dalam laga Piala Dunia 2018.

Melansir laman International Football Association Board (IFAB), VAR hanya digunakan untuk membantu empat kategori keputusan, yakni:

  • Validitas gol
  • Penalti
  • Kartu merah langsung (bukan kartu kuning kedua)
  • Salah identifikasi pemain

Cara kerjanya sendiri cukup sistematis. Tim VAR yang terdiri dari beberapa wasit akan duduk di ruang kendali dengan akses ke puluhan kamera yang ada di berbagai sudut lapangan. Jika ada insiden yang meragukan dan wasit kurang yakin dalam membuat keputusan, mereka bisa menyarankan wasit utama untuk meninjau tayangan ulang di monitor pinggir lapangan.

Di Asia, penggunaan VAR sudah makin diperluas, termasuk di turnamen AFC U-23 dan babak kualifikasi Piala Dunia. Meski teknologi ini dirancang untuk meningkatkan fair play dalam pertandingan, bukan berarti bebas dari yang namanya kontroversi. Bahkan, dalam beberapa laga, kehadiran teknologi ini justru memicu perdebatan.

Momen Penggunaan VAR dalam Laga Indonesia vs Jepang

VAR
Sumber : Berca

Di laga Indonesia vs Jepang kemarin, setidaknya ada satu momen yang secara jelas melibatkan penggunaan teknologi di lapangan bola, yakni VAR. Tepatnya, pada gol kedua dari Jepang yang dicetak oleh Takefusa Kubo di menit ke-19. Wasit utama sempat meninjau kembali lewat VAR guna memastikan apakah gol tersebut sah atau tidak. Sebab, dikhawatirkan gol tersebut terjadi di garis offside. Setelah peninjauan singkat, wasit mengesahkan gol tersebut.

Kendati hasil akhir pertandingan tetap menunjukkan dominasi mutlak dari tim nasional Negeri Matahari Terbit, keputusan melalui VAR tetaplah krusial karena bisa mengubah kondisi pertandingan. Bayangkan saja jika gol tersebut dianulir oleh wasit karena terbukti offside, bisa saja ritme permainan akan berubah. Namun, keputusan wasit mutlak bahwa gol tersebut sah. Timnas Indonesia pun harus berbesar hati pulang tanpa berhasil membobol gawang lawan sekali pun.

Di luar laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia sebelumnya juga sempat “berurusan” dengan VAR. Salah satunya saat laga melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23. 

Kala itu, Indonesia terlibat dalam tiga keputusan kontroversial, mulai dari pelanggaran terhadap Witan Sulaeman yang untungnya tidak berbuah penalti, gol Ferarri yang dianulir, hingga kartu merah untuk Rizky Ridho. Semua ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh teknologi VAR terhadap nasib tim bola.

Fungsi dan Kontroversi VAR di Sepak Bola Asia

VAR
Sumber : Redaksi Baru ID

Di ranah sepak bola Asia, teknologi VAR masih menjadi pedang bermata dua dalam beberapa laga. Di satu sisi, VAR menghadirkan transparansi dan mendukung fair play. Namun, di sisi lain, interpretasi wasit yang terlalu subjektif dan lamanya waktu review sering kali membuat banyak pihak frustrasi.

Sebagai contoh, di ajang Piala Asia AFC U-23 2024, penggunaan VAR kerap memicu kontroversi. Timnas Indonesia U-23 kala itu termasuk yang dirugikan, seperti saat gol Muhammad Ferarri yang dianulir dan Rizky Ridho yang mendapatkan kartu mereka setalah tayangan ulang VAR menunjukkan kontak fisik yang dinilai berlebihan.

Sementara itu, di level liga dalam negeri, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah mengalokasikan dana yang cukup fantastis demi mengadopsi VAR agar kualitas Liga 1 bisa meningkat. Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, seperti kesiapan SDM wasit yang sebelumnya terlalu subjektif dan akurasi teknologi, penerapan VAR di Liga 1 2024/2025 berhasil menciptakan pertandingan yang lebih bersih dan profesional.

Dampak Penggunaan VAR terhadap Pengalaman Menonton

VAR
Sumber : Kompas

Beberapa penggemar bola merasa lebih tenang karena tahu bahwa keputusan wasit selama pertandingan berlangsung masih bisa dikoreksi. Namun ,ada juga yang mengeluhkan bahwa penerapan VAR membuat permainan jadi terganggu dan memengaruhi euforia pertandingan. Bisa dibayangkan ketika kamu bersorak merayakan gol klub kesayangan, tetapi tiba-tiba harus menunggu beberapa menit untuk mengetahui apakah gol tersebut sah atau tidak.

Di Indonesia, penerapan VAR pada liga domestik mendapatkan sambutan yang beragam, khususnya pada  Championship Series Liga 1 2023/2024. Penggunaan VAR perdana pada saat itu mendapatkan apresiasi dari para penggemar bola, tetapi tidak dengan kualitas SDM wasitnya. Hal ini menunjukkan bahwa kontroversi yang sering menyelimuti penggunaan VAR bukan karena teknologinya, tetapi karena cara pelaksanaan dan keputusan wasit yang dinilai belum objektif.

Artinya, secara umum, publik Tanah Air masih bisa menerima kehadiran VAR. Hanya saja, kualitas wasit harus lebih ditingkatkan sehingga teknologi ini benar-benar bisa membantu menciptakan permainan yang fair

Jadi, memang penerapan teknologi VAR tidak sepenuhnya sempurna, tetapi tetap harus diakui bahwa perannya makin krusial dalam pertandingan bola modern, khususnya pada laga-laga penting tingkat dunia. 

Sebagai penonton, mungkin kamu sempat merasa kesal saat keputusan tertunda atau hasil tak berpihak pada tim kesayanganmu. Namun, harus dipahami juga bahwa keadilan dalam pertandingan bola membutuhkan proses dan VAR adalah salah satu alat untuk membantu menuju ke sana. Untuk itu, perlu peningkatan kualitas dan transparansi, baik dari teknologi itu sendiri maupun wasit agar sepak bola menjadi olahraga yang fair dan profesional.

Leave a Reply