PHK Massal di Era Digital: Menilik Sebab dan Akibatnya

Patut diakui bahwa perkembangan teknologi digital telah mengubah banyak aspek dalam kehidupan manusia, salah satunya di dunia kerja. Di satu sisi, perkembangan teknologi memberikan kemudahan dan efisiensi dalam operasional bisnis. Namun, di sisi lain, dampaknya tak bisa dibilang selalu positif untuk tenaga kerja.

Beberapa tahun terakhir, muncul fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran di berbagai sektor industri, khususnya di perusahaan berbasis teknologi. Hal tersebut menjadi salah satu dampak negatif yang makin banyak muncul di era digital ini.

Memahami PHK Massal di Era Digital

PHK Massal di Era Digital

Secara umum, PHK massal adalah penghentian hubungan kerja antara perusahaan dan sejumlah besar karyawan dalam waktu yang cukup singkat. Di tengah perkembangan era digital yang masif seperti saat ini, PHK massal justru makin marak terjadi. Penyebabnya beragam, mulai dari kondisi ekonomi global yang melemah, kondisi ekonomi nasional, kondisi internal perusahaan, hingga perubahan teknologi.

Dalam artikel kali ini, kita akan lebih fokus pada faktor teknologi yang mendorong terjadinya PHK. Salah satu bentuk teknologi yang dimaksud adalah otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI). Kini, perlahan-lahan perusahaan mulai menggunakan teknologi otomatisasi untuk menggantikan beberapa pekerjaan manual yang umumnya dilakukan manusia, seperti produksi, layanan pelanggan, hingga administrasi.

Perkembangan teknologi digital seperti revolusi industri 4.0 yang di dalamnya termasuk otomatisasi dan AI, juga telah mengubah kebutuhan tenaga kerja di banyak industri. Profesor Payaman Simanjuntak selaku Ahli Ketenagakerjaan melalui Pro3 RRI menyampaikan bahwa penerapan teknologi digital yang dilakukan oleh perusahaan merupakan bagian dari adaptasi bisnis terhadap revolusi industri 4.0. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya banyak PHK di sejumlah sektor industri.

Perusahaan harus meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi dengan menekan biaya tenaga kerja. Namun, dampaknya bagi sumber daya manusia adalah mereka harus kehilangan pekerjaan.

Penyebab dan Akibat PHK Massal di Era Digital

PHK Massal di Era Digital

Ada beberapa faktor penyebab yang membuat banyak perusahaan melakukan PHK massal di era digital, di antaranya:

  1. Adanya otomatisasi proses kerja: Otomatisasi merupakan penggunaan teknologi untuk membuat tugas-tugas yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia mulai dikerjakan oleh mesin secara otomatis. Bukan hanya mesin, kini sistem komputer juga dapat melakukan pekerjaan yang sebelumnya membutuhkan kemampuan manual manusia, seperti perakitan produk di industri manufaktur hingga pengelolaan data di perusahaan.
  2. Perubahan model bisnis: Seperti yang disebutkan di atas, revolusi industri 4.0 mempercepat perkembangan era digital yang pada akhirnya mendorong banyak perusahaan untuk melakukan perubahan model bisnis agar tetap kompetitif. Dalam beberapa kasus, perubahan ini bisa menyebabkan terjadinya kehilangan pekerjaan tertentu yang dianggap sudah tidak relevan dengan model bisnis terbaru.
  3. Kondisi ekonomi dan persaingan global: Dalam menghadapi kondisi ekonomi dan persaingan global yang makin ketat, banyak perusahaan merasa tertekan untuk selalu bertahan dalam persaingan. Guna meningkatkan produksi dan menekan biaya operasional, mau tidak mau mereka harus mengurangi jumlah tenaga kerja dan menggantikannya dengan teknologi yang lebih efisien dan terjangkau.

Tentunya, PHK massal menyebabkan dampak yang cukup masif. Bukan hanya dirasakan oleh pekerja tetapi juga perusahaan dan perekonomian masyarakat secara keseluruhan. Berikut ini beberapa dampak yang signifikan akibat PHK massal:

  1. Pengangguran: Dampak langsung dari PHK massal adalah peningkatan jumlah pengangguran. Pekerja yang terkena PHK harus segera mencari pekerjaan baru yang biasanya tidak selalu mudah di tengah ketatnya persaingan dan keterbatasan umur di era digital ini.
  2. Ketidakstabilan ekonomi: PHK massal dalam jumlah yang besar bisa menyebabkan terjadinya kestabilan ekonomi, terlebih bila pemutusan hubungan kerja terjadi di sektor-sektor penting seperti manufaktur atau layanan teknologi. Para pekerja yang kehilangan pemasukan mungkin harus mengurangi konsumsi yang pada akhirnya merembet pada sektor ekonomi lainnya.
  3. Tekanan sosial dan psikologis: Kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba dapat menyebabkan terjadinya tekanan psikologis dan sosial yang cukup signifikan bagi individu. Tak hanya masalah keuangan tetapi juga perasaan tidak aman dan penuh dengan ketidakpastian akan masa depan yang pada akhirnya bisa memengaruhi kualitas hidup mereka. Melansir laman KlikDokter, PHK, terutama bagi orang yang hanya mengandalkan penghasilan dari pekerjaan lamanya bisa memicu timbulnya depresi. 

Mengapa Bisnis Teknologi Paling Banyak PHK?

PHK merupakan sesuatu yang pada dasarnya ingin dihindari oleh banyak perusahaan. Namun ketidakmampuan perusahaan dalam menghadapi dinamika ekonomi sering kali membuat mereka terpaksa harus mengurangi jumlah karyawan agar bisnis tetap bisa berjalan.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri teknologi merupakan salah satu sektor yang paling kerap terdampak oleh PHK massal. Ada beberapa alasan yang membuat perusahaan teknologi sering mengalami PHK.

Pertama, banyak perusahaan teknologi, khususnya startup, mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Melihat kemajuan tersebut, mereka justru memperluas operasionalnya dengan merekrut banyak karyawan dalam waktu yang singkat. Namun, saat pertumbuhan tersebut tidak lagi bisa dipertahankan, perusahaan harus melakukan adaptasi, seperti mengurangi jumlah tenaga kerja.

Kedua, startup teknologi umumnya sangat bergantung pada sumber pendanaan dari investor guna menjalankan bisnis mereka. Bila pendanaan tersebut berkurang atau berhenti, perusahaan otomatis harus segera melakukan penyesuaian anggaran, biasanya mereka melakukan PHK untuk menekan biaya operasional.

Alasan ketiga mengapa perusahaan teknologi kerap melakukan PHK adalah karena perubahan permintaan pasar yang cenderung sangat cepat. Produk atau layanan yang dahulu sangat dibutuhkan bisa saja kemudian kehilangan peminat karena munculnya teknologi baru. Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan sering kali harus menekan biaya operasionalnya, termasuk melakukan pemutusan hubungan kerja.

Terakhir, penyebab mengapa perusahaan teknologi banyak melakukan PHK adalah karena perkembangan teknologi menuntut sumber daya manusia untuk terus mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan industri. Karyawan yang tidak memiliki keterampilan relevan tentu akan diganti dengan tenaga kerja yang lebih terampil atau bahkan diganti oleh mesin otomatis.

Jadi, PHK massal di era digital adalah fenomena yang umum terjadi, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Tentunya, jumlah PHK bisa dikurangi dengan cara perusahaan melakukan evaluasi secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab pastinya, apakah karena kondisi internal atau justru eksternal. 

Sementara itu, bagi para pekerja, sangat disarankan untuk selalu meningkatkan keterampilan terutama yang berhubungan dengan teknologi karena pada dasarnya teknologi tak bisa dihindari, tetapi dirangkul dan dimanfaatkan untuk mempermudah pekerjaan.

Leave a Reply