Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI pada 2025, Naik atau Turun?

Akhir tahun sudah di ujung mata. Sejumlah ahli dan pejabat publik di Indonesia mulai memprediksi pertumbuhan ekonomi Tanah Air pada 2025. Pasalnya, 2025 juga menandai dimulainya pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto.

Di sisi lain, dinamika ekonomi global saat ini juga penuh dengan tantangan dan peluang sehingga timbul pertanyaan besar: apakah ekonomi Indonesia akan terus melaju atau justru malah melambat? Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan pandangan yang berbeda terkait masa depan perekonomian RI di tahun 2025.

Pertumbuhan Ekonomi RI

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Menurut BI

Bank Indonesia memprediksi ekonomi Indonesia akan mengalami pertumbuhan sekitar 4,8% hingga 5,6% pada 2025. Perry Warjiyo selaku gubernur BI menyebutkan bahwa titik tengah estimasi tersebut berada pada sekitar angka 5,2%. 

Prediksi tersebut masih bisa dibilang optimis mengingat kondisi ekonomi dunia diprediksi akan mengalami perlambatan pada 2025 sekitar 2,8%, khususnya di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan sejumlah negara di benua Eropa. Menurut Perry, ada tiga faktor utama yang mendukung perkiraan ini:

1. Kondisi ekspor yang stabil

Walaupun kontribusi ekspor Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan pada 2025 bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, pasar ekspor baru seperti India tampaknya akan memberikan peluang besar. Ekspor ke India diprediksi mampu mengompensasi pelemahan yang terjadi di pasar ekspor tradisional seperti AS dan Eropa.

2. Pertumbuhan investasi

Sektor investasi, khususnya Penanaman Modal Asing (PMA), menjadi fokus BI. Pemerintah sekaligus swasta harus berupaya untuk menciptakan iklim usaha yang jauh lebih baik dan mendukung produktivitas tinggi agar mampu menarik investor ke sektor padat karya sekaligus hilirisasi industri.

3. Konsumsi domestik

Konsumsi masyarakat akan tetap menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia. Pemerintah dan BI akan terus berupaya untuk menciptakan lapangan kerja baru di sektor-sektor hilirisasi, seperti pertanian, perkebunan, dan juga industri kecil dan menengah guna meningkatkan daya beli masyarakat.

Namun, perlu diketahui bahwa untuk mencapai pertumbuhan tersebut,  pemerintah harus menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar rupiah. Gubernur BI juga menambahkan bahwa hilirisasi menjadi salah satu kunci penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Menurut Menkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pandangan yang sedikit berbeda terkait prediksi pertumbuhan ekonomi RI pada 2025. Dalam RAPBN 2025, pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi akan mencapai kisaran 5,2%. 

Prediksi tersebut didasarkan pada sejumlah indikator positif dari sisi moneter dan fiskal yang terus berlanjut hingga kuartal III pada 2024. Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap mampu bertahan di atas 5% karena stabilitas konsumsi rumah tangga, investasi, sekaligus program strategis nasional.

Khusus untuk konsumsi rumah tangga, terutama di kalangan menengah atas, merupakan pendorong utama aktivitas perdagangan dan manufaktur dalam negeri. Selain itu, kegiatan investasi juga menunjukkan pertumbuhan yang sehat. Salah satu faktor pendorongnya adalah penyelesaian proyek-proyek strategis nasional, seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Kinerja ekspor nonmigas, seperti produk pertambangan dan manufaktur, juga diprediksi akan meningkat. Ditambah dengan konsumsi domestik, keduanya bisa menjadi pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025.

Tantangan Pertumbuhan Ekonomi RI 2025

Baik dari pihak BI dan Kementerian Keuangan, keduanya sama-sama memprediksi bahwa perekonomian Indonesia akan menguat di tengah ketidakpastian global. Namun ada sejumlah tantangan besar yang kemungkinan akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, di antaranya:

1. Ketidakpastian ekonomi global

Ekonomi dunia tampaknya diprediksi akan melambat pada 2025, khususnya di negara-negara maju. Akibatnya bagi Indonesia adalah menurunnya permintaan ekspor. Tantangan ini tentunya memaksa Indonesia untuk lebih fokus pada pasar ekspor yang lebih variatif seperti memperluas kerja sama dengan negara-negara di Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah.

2. Tantangan hilirisasi

Meski hilirisasi dianggap sebagai salah satu solusi jangka panjang untuk mendorong perekonomian negara hingga menjadi negara maju, implementasinya tidak selalu berjalan mulus. Masih banyak sektor hilirisasi yang menghadapi hambatan seperti kurangnya infrastruktur, regulasi yang rumit, dan tantangan soal pendanaan.

3. Inflasi dan daya beli masyarakat

Pertumbuhan ekonomi umumnya ditandai dengan meningkatnya konsumsi domestik dan luar negeri di suatu negara. Pun begitu di Indonesia, pertumbuhan konsumsi selalu disertai dengan inflasi. Untuk RAPBN 2025, pertumbuhan inflasi direncanakan sekitar 2,5%

Kendati demikian, pemerintah tetap harus mewaspadai kemungkinan terjadinya perubahan level inflasi, khususnya pada komoditas pangan. Sebab, selama 5 tahun terakhir, komoditas pangan mengalami inflasi yang cenderung berubah-ubah karena kondisi stok produksi dan perubahan iklim. 

Adanya tekanan inflasi bisa berdampak pada daya beli masyarakat. Untuk itu, pemerintah harus memastikan program bantuan sosial dan penciptaan lapangan kerja bisa terus berjalan secara efektif guna menjaga konsumsi domestik tetap stabil.

4. Risiko geopolitik

Ketegangan geopolitik yang terjadi di Timur Tengah bisa saja berdampak terhadap harga komoditas global yang pada akhirnya ikut memengaruhi ekonomi Indonesia. Sebagai salah satu negara pengimpor minyak, Indonesia tentunya akan ikut terpengaruh oleh fluktuasi harga energi bila konflik di Timur Tengah semakin memburuk.

Jadi, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 oleh BI dan Kemenkeu sama-sama menunjukkan adanya peluang sekaligus tantangan di depan mata. Guna mewujudkan prediksi tersebut atau bahkan melampauinya, Indonesia tentu harus mampu mendorong pasar ekspor dengan melakukan diversifikasi, mengoptimalkan investasi dari asing, dan menjaga daya beli masyarakat.

Kamu, sebagai bagian dari masyarakat RI, tentunya bisa turut memberikan kontribusi nyata dengan terus mendukung produk-produk lokal. Sementara, buat kamu yang sedang menjalankan bisnis, tetaplah berinovasi dan mengambil langkah-langkah kecil yang berdampak terhadap perekonomian diri sendiri dan bangsa.

Leave a Reply