Ranking FIFA Timnas Indonesia Naik Terus, Apa Rahasianya?

Ranking FIFA Timnas Indonesia naik terus selama beberapa tahun terakhir. Yuk, kenali rahasia di balik prestasi skuad Garuda kali ini.
Sumber : Envato

Investasi ternyata bukan hanya soal saham dan cuan. Kalau kamu memperhatikan perkembangan tim nasional sepak bola Indonesia belakangan ini, kamu akan menyadari bahwa investasi juga bisa berbentuk kebijakan strategis, program jangka panjang, bahkan keberanian untuk mengambil risiko. Salah satu buktinya adalah ketika ranking FIFA Timnas Indonesia naik terus dalam beberapa tahun terakhir. 

Prestasi tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan hasil dari strategi investasi yang cermat, seperti prinsip investasi ala Warren Buffett. Sang legenda dari Omaha tersebut menekankan pentingnya investasi jangka panjang, konsistensi, dan memahami nilai intrinsik dari suatu aset. Jika filosofi ini diterapkan ke dunia sepak bola, maka Timnas Indonesia berada di jalur yang benar.

Update Ranking FIFA Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Sumber : Envato

Perjalanan Timnas Indonesia dalam ranking FIFA bisa dibilang adalah kisah kebangkitan yang patut untuk dibanggakan. Setelah sebelumnya terpuruk di posisi 173 dunia pada awal 2020, kini Garuda melesat hingga posisi 118 berdasarkan rilis resmi FIFA per tanggal 10 Juli 2025 dengan total poin 1.154,55.

Lonjakan tersebut terjadi berkat hasil positif dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, khususnya kemenangan 1-0 saat melawan China di bulan Juni. Sementara itu, tambahan +11,63 poin dari laga tersebut mampu menutupi dampak kekalahan telak Timnas 6-0 dari Jepang. Jadi, secara keseluruhan Indonesia berhasil naik dari peringkat 123 ke 118.

Dengan posisi baru ini, maka ranking FIFA Timnas Indonesia naik terus dan makin dekat dengan dua negara ASEAN, seperti Vietnam (peringkat 113) dan Thailand (peringkat 102). Hal ini menunjukkan progres nyata tim nasional kebanggaan masyarakat Indonesia di kancah internasional sekaligus menjadi motivasi untuk bisa tembus 100 besar dunia.

Naturalisasi Tepat Dorong Peringkat Timnas

Lonjakan ranking FIFA Timnas Indonesia hingga ke peringkat 118 dunia tidak terjadi begitu saja. Salah satu faktor utama di balik kemajuan tim sepak bola Indonesia ini adalah kebijakan naturalisasi yang dijalankan secara jor-joran tetapi tetap terukur oleh PSSI dalam beberapa tahun terakhir. Dengan merekrut para pemain diaspora yang memiliki darah Indonesia dan pengalaman bermain di Eropa, kualitas skuad Garuda melesat secara signifikan.

Nama-nama seperti Ivan Jenner, Justin Hubner, Jay Idzes, Rafael Struick, hingga Nathan Tjoe-A-On kini menjadi wajah baru bagi Timnas Indonesia. Kehadiran mereka tak hanya memperkaya strategi permainan, tetapi juga turut meningkatkan daya saing di setiap laga. Hasilnya jelas bisa langsung terlihat, yakni Indonesia mampu bermain di tingkat ASIA dan bahkan mencapai babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia untuk pertama kalinya dalam sejarah Timnas.

Kendati demikian, kebijakan naturalisasi ini tetap memicu pro dan kontra. Sebagian publik bahkan mempertanyakan apakah pemain naturalisasi benar-benar lebih berkualitas dibanding pemain lokal. Terlebih lagi, tak semua pemain naturalisasi berasal dari kompetisi Eropa level tinggi.

Jika dibandingkan dengan negara lain seperti Maroko yang berhasil lolos semifinal Piala Dunia 2022 berkait pemain diaspora berkualitas grade A, Indonesia masih jauh dari pencapaian tersebut. PSSI masih harus menyempurnakan proses seleksi naturalisasi mereka.

Namun, justru di sinilah pentingnya kebijakan naturalisasi yang lebih selektif dan strategis. Layaknya Warren Buffett yang hanya menanamkan modal pada perusahaan dengan nilai fundamental yang benar-benar solid, tentunya naturalisasi juga harus fokus pada pemain-pemain yang benar-benar bisa memberikan kontribusi besar, baik dalam hal teknik bermain maupun karakter. Dengan begitu, Timnas Indonesia tetap berkembang tanpa harus mengorbankan jati dirinya.

Timnas Butuh Investasi Pemain Lokal

Timnas Indonesia
Sumber : Envato

Meskipun strategi naturalisasi terbukti mendongkrak performa dan ranking FIFA Timnas Indonesia, bukan berarti strategi ini bisa diandalkan dalam jangka panjang. Justru, keberhasilan jangka panjang sepak bola Tanah Air sangat bergantung pada investasi terhadap talenta-talenta lokal. Jadi, ini fondasi dalam investasi yang harus dibangun sejak dini dan terus dirawat agar bisa menjadi investasi jangka panjang.

Kita bisa berkaca pada negara-negara yang sepak bolanya maju, seperti Jepang dan Korea Selatan. Kedua negara ini telah membuktikan bahwa pengembangan talenta muda adalah faktor kunci di balik keberhasilan mereka menembus kancah sepak bola dunia.

Jepang dan Korea Selatan tak hanya mengandalkan naturalisasi, tetapi juga membangun ekosistem sepak bola nasional yang mendukung pengembangan talenta lokal, mulai dari sistem liga, pelatih berlisensi, hingga pembinaan pemain sejak usia dini.

Bahkan, sebenarnya Indonesia sudah mulai melangkah ke arah tersebut. Sejak 2019, PSSI telah mewajibkan seluruh klub Liga 1 untuk memiliki tim Elite Pro Academy U-16, U-18, dan U-20. Hanya saja, pelaksanaannya masih belum optimal. Masih banyak klub yang belum serius dalam menjalankan pembinaan sesuai usia. Selain itu, liga usia muda juga belum sepenuhnya kompetitif.

Pembinaan Pemain Lokal Butuh Waktu

Sama halnya dengan filosofi investasi ala Buffett yang menghindari pengambilan keputusan tergesa-gesa, pembinaan pemain lokal tentunya juga butuh waktu, kesabaran, konsistensi, dan strategi jangka panjang. Sayangnya, realitas menunjukkan minimnya jam bermain untuk para pemain muda, kesenjangan kualitas kompetisi, hingga fasilitas pelatihan yang kurang memadai.

Padahal, jika para pemain lokal ini diberi ruang, kesempatan, dan dukungan, mereka tetap bakal bisa berkembang dan bahkan mampu bersaing dengan para pemain naturalisasi. Selain itu, pengalaman mereka di SEA Games, AFF, hingga Piala Asia U-23 bisa menjadi modal yang penting untuk memperkuat skuad Garuda di masa mendatang.

Oleh sebab itu, PSSI dan seluruh pemangku kepentingan di bidang sepak bola Tanah Air perlu menyeimbangkan investasi pada naturalisasi dan pengembangan talenta-talenta asli Indonesia. Selain itu, klub-klub lokal juga harus menyadari bahwa mencetak pemain lokal untuk Timnas adalah bagian dari tanggung jawab besar mereka.

Jadi, lonjakan ranking FIFA Timnas Indonesia bukan hanya hasil dari satu strategi tunggal, melainkan gabungan dari berbagai keputusan berani, baik dari pemain naturalisasi maupun pembinaan talenta lokal. Jika keduanya bisa saling beriringan, bukan tak mungkin Indonesia bisa tembus 100 besar dunia. Namun semuanya butuh waktu, kesabaran, konsistensi, dan strategi yang sesuai.

Leave a Reply