Properti adalah salah satu instrumen investasi yang paling laris di pasaran. Dalam dunia investasi properti, terdapat istilah “sunset property” yang mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Sunset property merupakan sebutan bagi kawasan yang mengalami penurunan nilai ekonomis dan sudah tidak lagi mengalami perkembangan. Kendati demikian, masih ada banyak orang yang tertarik untuk berinvestasi di properti jenis satu ini.
Melansir laman Aesia Kementerian Keuangan, sunset property adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kawasan properti yang sudah tidak memiliki potensi untuk berkembang. Hal ini berbanding terbalik dengan kawasan sunrise property, yakni kawasan properti yang memiliki potensi untuk berkembang.
Sunset property kerap kali berada di kawasan-kawasan yang sudah lama dibangun dan cenderung stagnan atau tidak mengalami pertumbuhan lagi. Kawasan ini kerap dianggap kurang menarik bagi investor atau para pengembang baru.
Hal tersebut tentunya terjadi karena beberapa alasan, di antaranya karena perubahan demografis, masalah infrastruktur, maupun penurunan kualitas lingkungan. Kawasan-kawasan ini bahkan dulunya mungkin pernah menjadi sunrise property yang penuh dengan kegiatan ekonomi dan komplek perumahan yang ramai. Namun kini kawasan tersebut mulai kehilangan daya tariknya.
Melansir laman Panangian School of Property, suatu kawasan disebut sebagai sunset property apabila pertumbuhan harga propertinya berada di bawah sekitar 10% per tahun. Ini artinya nilai properti di kawasan tersebut cenderung stagnan dan bahkan tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Kawasan ini juga kerap diibaratkan sebagai seseorang yang sedang menikmati masa tua karena sudah tidak melakukan aktivitas sebanyak saat masih muda.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah beberapa karakteristik kawasan sunset property:
Kawasan sunset property umumnya terdiri dari bangunan-bangunan yang sudah berusia tua, setidaknya lebih dari 20 tahun. Di samping itu, desain bangunannya juga sudah usang dan fasilitas yang ada kurang modern. Sebab itulah, kawasan ini sering kali dianggap kurang menarik bagi penghuni baru. Properti-properti semacam ini harus direnovasi dan biasanya butuh biaya besar agar bangunan mampu bersaing dengan properti baru yang jauh lebih menarik dan modern.
Seperti yang sudah disinggung di atas, aktivitas ekonomi di kawasan sunset property cenderung menurun. Kawasan ini dulunya ramai dengan aktivitas bisnis dan kini hanya sedikit yang masih bertahan. Biasanya adalah pedagang kecil atau bisnis skala menengah ke bawah. Penurunan aktivitas ekonomi ini bisa disebabkan oleh beralihnya pusat bisnis ke kawasan yang lebih modern dan strategis.
Nilai properti di kawasan sunset property cenderung sulit untuk naik sekalipun sudah dilakukan renovasi secara besar-besaran. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya minat dari para pembeli potensial. Di samping itu, masalah lingkungan seperti polusi atau bahkan rawan banjir juga bisa memengaruhi nilai properti di area ini.
Karakteristik lain dari sunset property adalah berada di lokasi yang sering kali tidak strategis, baik karena masalah infrastruktur bangunan, kurangnya akses transportasi, atau masalah lingkungan. Di samping itu, kawasan ini juga mungkin tak memiliki akses yang baik ke pusat transportasi umum, pusat perbelanjaan, pusat bisnis, atau fasilitas kesehatan.
Ada beberapa daerah di Indonesia yang masuk ke dalam kategori sunset property. Nah, berikut ini adalah beberapa contoh kawasan di Jakarta yang termasuk sunset property:
Ketiga kawasan tersebut menunjukkan ciri-ciri khas dari sunset property, yakni usia tua, aktivitas ekonomi menurun, dan lokasi yang sudah tidak strategis lagi. Sebab itu, kawasan-kawasan tersebut kurang menarik bagi investor baru.
Pertanyaan mengenai apakah kawasan sunset property masih potensial untuk investasi sering kali muncul di kalangan para investor properti. Secara umum, sunset property merujuk pada kawasan yang sudah berumur dan mengalami penurunan aktivitas ekonomi. Sebab itu, kawasan ini dianggap kurang menarik untuk dijadikan lahan investasi.
Seperti yang sudah dijelaskan, nilai properti di sunset property cenderung stagnan atau menurun. Bahkan tingkat pertumbuhan harga di kawasan ini hanya di bawah 10% per tahun. Ini artinya, investasi di kawasan sunset property tidak akan memberikan keuntungan yang signifikan.
Bahkan meskipun harga belinya murah dibandingkan dengan kawasan lain, potensi kenaikan nilainya untuk bisa dijual kembali sangat terbatas. Hal ini berbeda jauh dengan kawasan sunrise property yang pertumbuhan nilainya cenderung lebih cepat.
Di samping itu, masalah infrastruktur di kawasan sunset property juga kurang memadai. Biasanya, kawasan ini jauh dari akses transportasi maupun fasilitas publik sehingga kurang menarik bagi penghuni baru maupun pelaku bisnis. Rendahnya aktivitas ekonomi di kawasan sunset property juga menurunkan minat investor untuk berinvestasi di kawasan ini.
Namun demikian, bukan berarti investasi di kawasan sunset property selalu buruk. Ada beberapa kasus investor yang cermat bisa menemukan peluang emas di kawasan ini, terlebih bila ada rencana revitalisasi atau pengembangan kembali oleh pihak swasta maupun pemerintah. Selain itu, kawasan sunset property bisa digunakan kembali untuk tujuan khusus, seperti properti komersial dengan biaya rendah atau konservasi kawasan bersejarah.Secara keseluruhan, sunset property mungkin kurang bila dijadikan pilihan sebagai investasi yang menghasilkan pertumbuhan nilai stabil dan cepat. Namun bagi investor, khususnya investor besar yang memiliki rencana khusus, seperti merevitalisasi kawasan sunset property, jelas kawasan tersebut masih bisa memberikan peluang investasi yang menarik meski dengan risiko yang lebih tinggi.