Setiap pergantian tahun, tak sedikit orang yang membuat daftar resolusi. Isi dari resolusi itu sendiri bermacam-macam, mulai dari kehidupan pribadi, karier, keuangan, dan masih banyak lagi. Salah satu hal yang mungkin masih jarang dijadikan resolusi adalah tentang gaya hidup.
Perlu diketahui bahwa era digital secara tidak langsung mendorong orang untuk menjadi pribadi yang konsumtif. Gaya hidup semacam ini jelas tidak akan membawa dampak yang positif bagi diri sendiri. Maka dari itu, tak ada salahnya untuk mengubah perilaku konsumtif menjadi gaya hidup minimalis. Apa itu dan bagaimana cara memulainya, terlebih di tahun baru ini?
Gaya hidup minimalis lebih dari sekadar tren sementara, melainkan sebuah filosofi hidup yang cukup mendalam. Minimalis juga bukan hanya tentang memiliki sedikit barang atau menjalani kehidupan sehari-hari dengan anggaran yang nyaris pas-pasan.
Gaya hidup minimalis lebih mengarah ke perilaku membebaskan diri dari budaya konsumerisme dan mencari kebebasan diri dari kekhawatiran akibat memiliki materi berlebih. Sederhananya, minimalisme merupakan filosofi hidup yang lebih menekankan pada pengurangan segala bentuk gangguan dalam hidup dan lebih difokuskan pada hal-hal yang benar-benar bersifat penting.
Sementara itu, Joshua Becker yang merupakan pengarang buku “Becoming Minimalist”, menyampaikan bahwa gaya hidup minimalis adalah suatu upaya untuk mendapatkan kebahagian dengan cara memprioritaskan hal yang bersifat penting dan menghapus hal-hal yang tidak perlu.
Menjalani gaya hidup minimalis memang tidak mudah, terlebih bila kamu baru memulainya. Butuh pemahaman mendalam tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan dalam hidup untuk mencapai kebahagiaan. Sebab, keinginan terhadap sesuatu sering kali muncul karena adanya tekanan sosial dan pengaruh media.
Dengan menerapkan gaya hidup minimalis, seseorang dapat melihat hidup dari sudut pandang yang lebih luas, membebaskan diri dari belenggu keinginan yang berlebihan, dan menciptakan ruang untuk aspek-aspek kehidupan yang memiliki nilai mendalam.
Sebelum menjalani gaya hidup minimalis, ada enam prinsip hidup minimalis ala orang Jepang yang perlu kamu ketahui, yakni:
Ada banyak cara untuk bisa memulai gaya hidup minimalis di tahun baru. Misalnya saja saat malam tahun baru, biasanya orang lebih senang pergi ke pusat keramaian atau makan-makan bersama teman atau keluarga. Hal tersebut tentunya membutuhkan anggaran yang terkadang tidak sedikit karena biasanya dilakukan hanya demi tekanan sosial.
Coba saja bila aktivitas tersebut diganti dengan hal-hal yang bersifat minimalis, misalnya makan bersama keluarga di rumah atau nonton bareng di rumah untuk merayakan tahun baru. Kegiatan-kegiatan seperti ini termasuk kegiatan yang minimalis karena tidak mengeluarkan banyak dana untuk hal-hal yang sifatnya hanya untuk mencari validasi sosial.
Nah, gaya hidup minimalis seyogianya tak hanya dilakukan pada saat menyambut tahun baru saja, tetapi juga pada hari-hari berikutnya di tahun yang baru ini. Berikut beberapa langkah untuk memulai gaya hidup minimalis di tahun baru.
Langkah pertama dalam menerapkan gaya hidup minimalis adalah dengan fokus pada hal-hal yang bersifat kebutuhan. Tantang diri kamu sendiri untuk menghindari keinginan-keinginan impulsif dan pertimbangkan dengan cermat apakah barang yang ingin kamu beli benar-benar diperlukan atau hanya keinginan sesaat. Hal ini mencegah kamu untuk menumpuk barang yang tidak memberikan nilai plus pada kehidupan kamu sehari-hari.
Kamu mungkin sering terjebak dalam budaya hedonisme, yakni kultur ketika kepemilikan barang-barang mahal dianggap sebagai bukti kesuksesan atau kebahagiaan. Namun, gaya hidup minimalis akan mengajarkan kamu untuk melepaskan ambisi berlebihan terhadap hal-hal yang bersifat materi. Ketahuilah bahwa kebahagiaan sejati pada dasarnya dapat ditemukan dalam pengalaman hidup dan hubungan yang intens, bukan soal kepemilikan materi yang berlebihan.
Seperti yang disinggung sebelumnya, minimalisme bukan soal menjalani hidup dalam kekurangan, melainkan tentang memilih dengan bijaksana barang-barang yang akan kamu miliki. Intinya adalah pilihlah atau belilah barang yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan sehari-hari kamu. Jangan membeli barang untuk sekadar menunjukkan status sosial atau gaya hidup yang berlebihan. Sekali lagi, minimalisme bukan hanya soal mengurangi jumlah kepemilikan barang, tetapi juga pemilihan barang yang sesuai dengan kegunaan dan nilai fungsionalnya.
“Less is more” merupakan prinsip yang menjadi kunci utama dalam menjalani gaya hidup minimalis. Maksud dari prinsip tersebut adalah memfokuskan pikiran pada barang-barang yang memang sangat penting dan menyingkirkan barang yang sudah tidak diperlukan. Bila masih layak pakai, sumbangkan barang tersebut agar dapat memberikan manfaat kepada orang lain.
Penting sekali bagi kita semua untuk menyadari bahwa kebahagiaan sejati pada dasarnya tidak tergantung pada jumlah materi. Bila kamu masih berpikir demikian, coba alihkan fokus hidupmu pada pengalaman-pengalaman yang memberikan makna mendalam, seperti pencapaian pribadi atau momen berkesan bersama orang-orang terdekat. Hal-hal seperti ini akan membuat hidupmu penuh dengan kebahagiaan yang sifatnya tidak hanya sekejap mata.
Terakhir, gaya hidup minimalis dapat dimulai dengan menumbuhkan kebiasaan untuk merawat barang-barang yang sudah kamu miliki. Sebab, perawatan tak hanya akan memperpanjang usia pakai barang tersebut, tetapi juga menekan kebutuhan untuk membeli barang baru yang sama secara terus-menerus. Hal ini secara langsung membantu kamu untuk mengurangi kebiasaan konsumtif yang bertentangan dengan prinsip minimalisme.
Jadi, menerapkan gaya hidup minimalis bukan hanya soal mengurangi jumlah barang yang ada di sekeliling kamu, tetapi juga mengubah pola pikir sekaligus nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Di tahun yang baru ini, mari bersama-sama menjalani perubahan yang positif dengan menerapkan gaya hidup minimalis yang lebih sederhana dan berarti.