Banyak dari kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan bot AI seperti ChatGPT. Alat berbasis kecerdasan buatan ini kerap digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari brainstorming ide konten, merangkum artikel, hingga membuat skrip video. Namun meskipun AI ini sangat canggih, masih banyak yang belum tahu cara menggunakan ChatGPT secara efektif. Padahal, kalau kamu tahu triknya, kamu bisa mendapatkan hasil yang lebih optimal.
Sebelum membahas soal cara memanfaatkan ChatGPT, kamu harus terlebih dahulu memahami satu hal penting, yakni menggunakan AI secara beretika. Mengapa demikian? Seperti yang kamu tahu, ChatGPT bisa membantu kamu menyelesaikan tugas hanya dalam hitungan detik, seperti tugas kuliah misalnya. Namun ada batasan moral dan tanggung jawab yang harus kamu miliki.
Melansir laman Markkula Center for Applied Ethics di Santa Clara University, penggunaan ChatGPT tetap harus memperhatikan dampaknya terhadap kejujuran, proses belajar, dan nilai-nilai integritas.
Misalnya, kalau kamu mahasiswa, menggunakan ChatGPT untuk membuat essay dan kamu menyalinnya secara mentah-mentah tanpa menggunakan proses berpikir diri kamu sendiri. Tentu itu sudah menyalahi nilai-nilai yang dijunjung dalam institusi pendidikan. Sebaliknya, kalau kamu menggunakan ChatGPT untuk mempercepat proses pencarian referensi, membuat kerangka tulisan, atau brainstorming ide tulisan, itu justru bisa memperkaya pemahamanmu.
Semenjak bot AI seperti ChatGPT naik daun, keberadaan mereka dianggap dapat mengancam pekerjaan-pekerjaan yang secara manual dilakukan oleh manusia. Bahkan, AI dianggap sebagai salah satu penyebab maraknya perusahaan teknologi melakukan PHK massal.
Menurut Rektor Telkom University, Prof. Adiwijaya, melalui Detik.com, ChatGPT sebenarnya hanyalah alat bantu, bukan pengganti manusia. Dengan kata lain, kamu tetap harus menjadi “man behind the gun” atau orang yang mengendalikan AI. Jangan sampai kamu menyerahkan semua hal yang berhubungan dengan kreativitas dan nalar ke mesin.
Selain itu, kamu tetap harus mampu berpikir kritis, memilih, menyaring, dan menyempurnakan jawaban yang telah diberikan oleh AI. Sebab, sehebat apa pun AI, ia tidak bisa menggantikan empati, intuisi, maupun kreativitas manusia.
Lagi pula, AI adalah bukti bahwa teknologi akan terus berkembang dan bukan sesuatu yang seharusnya dimusuhi. Justru, perkembangan teknologi harus bisa menyadarkan kita semua bahwa manusia harus tetap menjadi “center”. Itulah sebabnya teknologi itu adalah alat bantu, bukan sesuatu yang akan menggantikan kita.
Agar kamu bisa merasakan manfaat maksimal dari ChatGPT, berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
Saat kamu memulai chat dengan ChatGPT, pastikan kamu menyampaikan tujuanmu secara spesifik. Apakah kamu butuh parafrase? Ide konten yang sedang ngetren? Atau ingin minta dibuatkan email balasan menggunakan gaya bahasa formal.
Misalnya, alih-alih menulis prompt “Buat artikel tentang AI”, kamu bisa menulis “Buat artikel 500 kata dalam bahasa Indonesia tentang manfaat AI di bidang kesehatan, gunakan gaya bahasa non-baku dan berikan contoh nyata.”
Nah, dengan membuat prompt yang jelas seperti ini, maka kamu bisa mendapatkan jawaban yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan.
Makin spesifik pertanyaan yang kamu ajukan, makin tajam pula jawaban ChatGPT. Hindari pertanyaan yang terlalu umum seperti “Apa itu digital marketing?” Sebaliknya, ajukan pertanyaan seperti “Strategi digital marketing seperti apa yang cocok untuk UMKM makanan di tahun 2025?”
ChatGPT akan memberikanmu jawaban yang lebih akurat kalau kamu bisa memadu arah pembicaraan. Jadi, jangan terlalu general saat mengajukan pertanyaan ke AI satu ini. Ini tips menggunakan ChatGPT yang harus selalu kamu ingat untuk mendapatkan jawaban yang kamu inginkan.
ChatGPT adalah chatbot AI dengan pengguna terbanyak di dunia, yakni mencapai 400 juta pengguna pada Februari 2025. Bahkan Indonesia masuk ke dalam jajaran negara dengan pengguna ChatGPT terbanyak. Hal ini lantaran ChatGPT bukan sekadar chatbot biasa. Kini, AI satu ini sudah dilengkapi dengan fitur-fitur untuk membuat tabel, daftar, hingga analisis data dasar.
Dengan menggunakan AI buatan OpenAI ini, kamu bisa minta dibuatkan:
Nah, dengan fitur-fitur ini, kamu bisa mempercepat pekerjaan kamu tanpa harus memulai semuanya dari nol.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kamu harus mengendalikan teknologi. Kaitannya dengan ChatGPT adalah jawaban yang diberikan AI ini tidak selalu sesuai dengan permintaan. Bahkan jika memasukkan data pun, kamu sebagai pengguna harus melakukan mengecek kebenarannya secara manual. Jadi, jangan malas untuk memberikan feedback agar jawaban yang diberikan bisa direvisi, misalnya:
Satu hal yang harus kamu ingat, yakni ChatGPT bisa saja salah. AI ini tidak terhubung langsung dengan internet, terutama kalau kamu menggunakan versi gratis. Selain itu, ia juga tidak selalu memberikan data terbaru. Oleh sebab itu, kamu wajib mengecek ulang setiap data, fakta, maupun kutipan yang diberikan. Jangan malas melakukan crosscheck manual, terlebih kalau kamu menggunakannya untuk kepentingan akademis. Ingat, gunakan teknologi dengan beretika.
Buat kamu yang butuh teman untuk belajar, ChatGPT bisa loh kamu ajak bermain roleplay. Ia bisa berperan menjadi apa pun yang kamu mau, seperti sebagai mentor, interviewer, atau bahkan klien fiktif.
Misalnya, kamu akan wawancara kerja, kamu bisa mengirim prompt “Bertindaklah sebagai HRD dan wawancarai aku untuk posisi social media strategist.” Jangan lupa juga gunakan fitur suara agar seperti wawancara sungguhan. Dengan cara ini, kamu bisa meningkatkan kemampuan komunikasi sekaligus mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja.
Terakhir, kamu harus tahu bahwa ChatGPT adalah teknologi buatan manusia. Ia bisa salah, bias, atau bahkan tidak mampu memahami konteks tertentu. Untuk itu, jangan menganggap semua jawaban ChatGPT adalah kebenaran mutlak. Kamu bisa menggunakannya sebagai referensi, bukan satu-satunya sumber kebenaran.
Masih melansir laman Santa Clara University, salah satu risiko terbesar dari penggunaan AI adalah moral deskilling. Ini artinya penggunaan AI secara berlebihan akan membuat kamu kehilangan kemampuan berpikir kritis.
Jadi, menggunakan ChatGPT memang bisa sangat membantu. Namun kamu tetap harus menggunakannya dengan bijak dan jangan terlalu bergantung pada AI. ChatGPT adalah alat bantu, bukan pengganti dan bukan pula sumber kebenaran mutlak. Justru, gunakan AI ini untuk membantu kamu mengasah kemampuan berpikir, menulis, dan membuat keputusan.