Menilik Tren Pasar Properti di 2025, Apakah Membaik?

Pasar properti Indonesia tampaknya akan mengalami kebangkitan. Selengkapnya simak dalam pembahasan terkait tren pasar properti di 2025 berikut ini.

Tahun 2025 tampaknya akan menjadi titik harapan baru bagi sektor properti di Indonesia. Setelah beberapa tahun terkena dampak pandemi dan ketidakpastian kondisi ekonomi global, sektor properti perlahan-lahan mulai bangkit. Namun, apakah semua subsektor industri properti akan mengalami peningkatan signifikan? Simak selengkapnya dalam artikel berikut.

Tren Pasar Properti

Sektor Perumahan Diprediksi akan Bangkit

Salah satu kabar baik buat kamu yang aktif berkecimpung di industri properti adalah sektor perumahan yang diprediksi bakal moncer di tahun 2025. Banyak faktor yang mendukung hal ini, salah satunya adalah kebijakan pemerintah yang proaktif terhadap pertumbuhan pembangunan perumahan layak huni dan terjangkau.

Menurut pengamat properti, Panangian Simanungkalit, melalui laman investor.id, kebijakan pemerintah guna membangun 3 juta rumah pada periode 2025-2029 akan menjadi salah satu motor penggerak pasar perumahan.

Program tersebut tak hanya membuka pintu peluang bagi para pengembang, tetapi juga memberikan keuntungan bagi masyarakat, khususnya mereka yang sedang mencari hunian pertama.

Indikator lain yang mendukung kebangkitan industri perumahan adalah pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan target pertumbuhan lebih dari 5%, sejumlah pihak percaya hal ini dapat memengaruhi daya beli masyarakat sehingga dapat mendorong permintaan terhadap hunian, khususnya rumah tapak.

Efek Kebijakan 3 Juta Rumah Terhadap Pasar Properti Perumahan

Harus dipahami bahwa kebutuhan akan rumah layak huni di Tanah Air masih sangat tinggi. Banyak penyebabnya, salah satunya karena tingginya harga rumah yang tidak sesuai dengan kenaikan gaji per tahun.

Program pembangunan tiga juta rumah pada era Prabowo-Gibran diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi angka backlog perumahan. Kebijakan ini diharapkan dapat membawa beberapa dampak positif, seperti:

  • Meningkatkan minat pembelian rumah: Dengan ketersediaan lebih banyak rumah layak huni dan terjangkau, maka masyarakat (khususnya masyarakat berpenghasilan rendah) memiliki lebih banyak opsi untuk mendapatkan hunian yang sesuai dengan bujet dan kebutuhan mereka.
  • Mendorong pertumbuhan industri terkait: Bukan hanya pengembang properti yang diuntungkan, tetapi juga sektor lain seperti perusahaan konstruksi, material bangunan, dan masih banyak lagi.
  • Meningkatkan stabilitas ekonomi lokal: Pembangunan perumahan secara masif turut memberikan efek domino, mulai dari pembukaan lapangan kerja hingga peningkatan konsumsi masyarakat.

Namun, tetap ada tantangan yang muncul. Salah satu tantangan tersebut terkait upaya pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk memastikan harga rumah tetap terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

4 Sektor Properti Diprediksi Sulit Berkembang di 2025

Meskipun industri perumahan diprediksi akan mengalami pertumbuhan, ada beberapa subsektor properti lainnya yang diprediksi akan sulit berkembang. Berikut beberapa subsektor tersebut menurut Ishak Chandra selaku CEO Triniti Land melalui Detik.com:

  • Perkantoran: Setelah pandemi, tren kerja hybrid dan remote membuat kebutuhan akan gedung atau ruang kantor menurun. Selain itu, banyak perusahaan memilih ruang kerja yang lebih fleksibel dengan jangka sewa pendek.
  • Mal: Perilaku konsumen yang beralih ke belanja online turut berdampak terhadap menurunnya minat tenant dalam menyewa ruang di gedung perbelanjaan. Meskipun mal masih tetap menjadi salah satu tempat hiburan, faktanya banyak toko yang sulit untuk bertahan.
  • Hotel bintang 3 ke bawah: Kehadiran platform seperti Airbnb menjadi alternatif penginapan yang lebih fleksibel dan bahkan lebih ekonomis dibanding hotel kelas menengah. Itulah sebabnya, properti untuk akomodasi seperti hotel diprediksi kurang berkembang di 2025.
  • Apartemen: Meskipun hunian vertikal ini memiliki potensi besar di kawasan perkotaan, apartemen masih menjadi opsi terakhir karena kebanyakan masyarakat Indonesia lebih condong pada rumah tapak.

Keempat subsektor industri properti ini diperkirakan akan mengalami tantangan besar di 2025. Hal ini disebabkan karena perubahan perilaku konsumen hingga kompetisi dengan opsi lain yang jauh lebih terjangkau. 

Tantangan di Pasar Properti 2025

Meski optimisme tampaknya akan menyelimuti industri properti Tanah Air, tetap ada sejumlah tantangan yang tak boleh diabaikan. Berikut beberapa tantangan yang mungkin akan mewarnai pasar properti di 2025:

  • Daya beli masyarakat: Meskipun ekonomi nasional diperkirakan tumbuh, inflasi dan kenaikan suku bunga tetap menjadi ancaman yang bisa memengaruhi daya beli konsumen.
  • Kenaikan PPN: Pemerintah baru saja menetapkan PPN 12% dan kemungkinan harga properti akan ikut mengalami kenaikan. Alhasil, kenaikan ini akan memengaruhi daya beli pasar dan keputusan investasi, khususnya pada sektor properti komersial. Namun tampaknya juga akan ada pemangkasan pajak properti sehingga kestabilan harga tetap terjaga.
  • Persaingan yang ketat: Dengan banyaknya pengembang yang terjun ke pasar properti Indonesia, tentunya pemain lama harus memiliki strategi pemasaran yang solid untuk bisa menarik perhatian calon pembeli.
  • Kebutuhan inovasi: Konsumen modern tak hanya mencari properti sebagai tempat tinggal atau bisnis, tetapi mereka juga mencari properti yang dapat mendukung gaya hidup mereka. Untuk itu, pengembang harus berinovasi dalam fitur dan desain bangunan.

Jadi, pasar properti diperkirakan akan membawa harapan besar di 2025, khususnya pada sektor perumahan. Kebijakan pemerintah seperti pembangunan 3 juta rumah menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan industri ini. Namun properti komersial diprediksi tidak akan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Di samping itu, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku industri properti. Salah satu tantangan tersebut adalah kenaikan PPN 12% yang diprediksi dapat memengaruhi daya beli masyarakat mengingat harga produk properti, khususnya properti komersial, akan melambung tinggi.

Nah, buat kamu yang tertarik untuk membeli properti sebagai hunian, tempat usaha, atau mungkin aset investasi, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan semuanya. Pahami tren pasar dan kebijakan pemerintah sebelum membuat keputusan.

Leave a Reply