Kehidupan modern yang serba cepat dan kompetisi di mana-mana membuat banyak orang mudah lelah, baik secara fisik maupun mental. Dari sinilah tren slow living mulai menarik perhatian, khususnya di kalangan anak muda.
Secara umum, slow living mengajak kamu untuk pause sejenak agar kamu bisa menikmati hidup secara slow, secara lebih sadar, dan lebih bermakna. Namun, kalau kita hidup pelan, apakah kita tetap bisa aman secara finansial? Tentu jawabannya bisa karena slow living justru mengajarkan kamu untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan.
Slow living bukan sekadar hidup santai atau disalahartikan sebagai hidup bermalas-malasan. Melansir laman Slow Living LDN, slow living adalah pola pikir yang mendorong kamu untuk lebih sadar dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Artinya, kamu tidak hanya sibuk bekerja atau mengejar target sosial, tetapi memilih untuk fokus pada apa yang benar-benar bermakna dan penting, seperti diri sendiri, orang-orang terkasih, dan makna dari hidup itu sendiri.
Gaya hidup ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980-an di Itali. Namun, belakangan ini mulai naik daun karena banyak orang mulai menyadari bahwa hidup di era modern yang serba cepat terasa melelahkan. Bahkan, tak jarang dari mereka yang merasa “kosong” karena tekanan untuk mengejar standar sosial. Kebanyakan justru merasa hilang arah dan rentan mengalami stres.
Di tengah tekanan sosial era modern, media sosial, dan standar hidup yang makin tak masuk akal, slow living hadir sebagai perlawan yang relevan untuk banyak orang yang mulai sadar. Kamu sendiri mungkin sering melihat konten-konten di media sosial yang menunjukkan orang-orang resign dari pekerjaan di ibu kota dan pindah ke kota kecil. Percayalah, itu semua bukan kemewahan, tetapi pilihan sadar untuk menjalani hidup secara lebih mindful.
Salah satu nilai utama dalam slow living adalah kesadaran dan hal ini juga berlaku dalam hal keuangan. Ketika kamu hidup secara lebih sadar, maka kamu jadi lebih peka terhadap apa yang kamu beli, mengapa kamu membelinya, dan apakah kamu benar-benar membutuhkannya.
Di sinilah slow living dan kemampuan mengatur keuangan bertemu. Begitu kamu menerapkan gaya hidup ini, kamu mulai bisa membedakan mana yang termasuk kebutuhan dan keinginan. Kamu juga bisa lebih menahan diri untuk tidak berbelanja hanya karena ada promo atau sedang ngetren. Sebaliknya, kamu hanya akan membeli barang yang benar-benar penting untuk mendukung gaya hidupmu yang sederhana tetapi sarat akan makna.
Secara perlahan, gaya hidup slow living akan mengajarkan kamu untuk lebih mementingkan kualitas barang dibanding kuantitas. Kamu juga akan menyadari bahwa membangun kebiasaan finansial yang sehat jauh lebih baik daripada mengikuti gaya hidup yang mahal. Namun, jangan salah, slow living bukan berarti pelit terhadap diri sendiri, tetapi soal hidup dengan rasa cukup.
Banyak yang masih mengira bahwa slow living hanya cocok untuk mereka yang sudah mapan. Padahal, slow living adalah pilihan sadar yang bisa bermanfaat bagi siapa pun untuk hidup lebih tenang, termasuk secara finansial.
Gaya hidup ini mendorong individu untuk lebih sadar dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk saat mengambil keputusan keuangan. Dengan slow living, maka kamu akan belajar untuk tidak FOMO dan terjebak konsumerisme hanya demi mengikuti tren.
Salah satu cara strategis untuk mewujudkan kebebasan finansial ala slow living adalah melalui investasi. Dengan berinvestasi, kamu tidak perlu mengandalkan kerja fisik seumur hidup hanya untuk bertahan hidup. Jadi, uangmu bisa bekerja untuk kamu.
Tenang saja, investasi dalam konteks slow living bukan yang penuh risiko. Kamu bisa memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansial kamu. Salah satu opsi yang bisa kamu pertimbangkan adalah platform investasi syariah seperti Danasyariah.
Danasyariah adalah platform peer-to-peer financing berbasis syariah yang fokus pada kegiatan pembiayan properti. Sistemnya transparan, sesuai dengan prinsip syariah (bebas riba dan spekulasi), dan bisa menjadi solusi jitu buat kamu yang ingin berinvestasi secara mindful.
Dengan modal mulai dari satu jutaan, kamu sudah bisa menjadi pendana dalam proyek pembangunan properti yang memberikan imbal hasil menarik tetapi tetap terukur.
Lantas, mengapa Danasyariah cocok untuk gaya hidup slow living?
Dengan investasi seperti ini, kamu bisa perlahan-lahan membangun masa depan keuangan yang kuat sambil tetap menjaga ritme hidup tetap tenang dan damai.
Memang gaya hidup slow living bukan untuk semua orang, tetapi kalau kamu sudah mulai lelah dengan dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, mungkin ini saatnya untuk slow down. Bukan berarti untuk bermalas-malasan, tetapi agar kamu bisa hidup lebih sadar, lebih bahagia, dan pastinya lebih sehat secara finansial.
Ingat, slow living bukan berarti kamu harus mengurangi produktivitas. Justru, ini adalah cara untuk mengatur kembali prioritas hidup kamu agar bisa mencapai tujuan tanpa kehilangan diri sendiri. Salah satu bagian dari itu adalah dengan belajar mengatur keuangan secara lebih sadar, seperti mengatur pengeluaran, punya dana darurat, dan mulai berinvestasi dengan instrumen yang memberikan ketenangan pikiran seperti Danasyariah.