Utang adalah salah satu aspek krusial dalam pengelolaan keuangan. Namun, tak semua jenis utang itu sama. Secara umum, ada dua jenis utang yakni utang produktif dan utang konsumtif. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting guna menjaga kesehatan finansial dan mencapai tujuan keuangan jangka pendek maupun panjang.
Beberapa orang mungkin menganggap bahwa utang merupakan hal yang buruk. Namun, perlu diketahui bahwa tak selamanya utang memiliki konotasi negatif. Pasalnya, utang tak hanya dilakukan oleh perorangan tetapi juga badan usaha.
Perusahaan besar saja harus berutang guna membangun kelancaran bisnis. Umumnya, utang yang dilakukan oleh badan hukum atau pengusaha perorangan ditujukan untuk menghasilkan keuntungan atau biasa juga disebut dengan utang produktif. Namun apabila utang hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi terhadap suatu produk, maka disebut dengan utang konsumtif.
Melansir laman Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI), utang produktif adalah utang yang akan menciptakan keuntungan atau imbal hasil di masa depan. Utang produktif juga bisa dijelaskan sebagai utang yang digunakan untuk hal-hal produktif seperti menghasilkan pendapatan atau meningkatkan nilai aset.
Contoh umum dari utang produktif adalah mengajukan pinjaman untuk merintis atau mengembangkan bisnis, membeli peralatan kerja, atau investasi dalam properti yang nilai jualnya cenderung meningkat seiring waktu. Tujuan utama dari utang produktif sendiri adalah untuk menciptakan imbal hasil yang pada akhirnya bisa digunakan untuk membayar utang dan memberikan keuntungan tambahan.
Sebaliknya, utang konsumtif merupakan utang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan yang tidak bisa menghasilkan pendapatan maupun meningkatkan nilai aset. Contohnya adalah pinjaman untuk membeli barang-barang mewah, liburan, atau memenuhi gaya hidup yang tidak produktif. Utang konsumtif adalah jenis utang yang pada dasarnya harus dihindari karena nilai barang atau layanan yang dibeli bisa menurun dan pada akhirnya bisa menimbulkan masalah finansial.
Untuk lebih memahami soal perbedaan utang konsumtif dan utang produktif, simak beberapa poin pembedanya berikut ini menurut laman OCBC.
Utang produktif bertujuan untuk mendapatkan imbal hasil atau meningkatkan pendapatan maupun nilai aset. Contohnya, seorang pengusaha yang mengajukan pinjaman ke suatu lembaga keuangan untuk membeli mesin baru dengan tujuan bisa meningkatkan produksi usaha. Sementara itu, utang konsumtif lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi yang tak bisa memberikan keuntungan finansial seperti membeli barang-barang mewah atau liburan mahal.
Utang produktif memberikan manfaat jangka panjang karena bisa meningkatkan kemampuan finansial individu maupun bisnis. Di sisi lain, utang konsumtif justru tidak bisa memberikan manfaat jangka panjang dan bahkan cenderung menambah beban finansial karena bunga dan biaya lain-lain yang harus dibayar.
Utang produktif cenderung memberikan dampak finansial yang positif bila dikelola dengan baik. Ini lantaran hasil dari investasi maupun usaha yang dibiayai melalui dana utang bisa digunakan untuk melunasi utang sekaligus memberikan keuntungan tambahan. Di sisi lain utang konsumtif justru menambah beban finansial karena tidak menghasilkan pendapatan tambahan yang bisa digunakan untuk melunasi utang tersebut
Utang produktif memiliki tingkat risiko yang cenderung lebih terukur karena biasanya diambil dengan perhitungan yang matang mengenai potensi pendapatan maupun keuntungan yang akan dihasilkan. Sebaliknya, utang konsumtif justru memiliki risiko yang lebih tinggi karena tidak ada jaminan orang yang berutang memiliki pendapatan tambahan yang bisa digunakan untuk membayar utang.
Tips untuk Utang Produktif
Melihat penjelasan di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa utang produktif lebih baik dibanding utang konsumtif. Namun utang produktif tidak bisa sembarangan dilakukan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum mengajukan utang produktif.
Sebelum melakukan utang produktif, pastikan kamu sudah memiliki alasan yang kuat dan jelas. Pertimbangkan pula tujuan dan risiko dari utang tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan, utang yang diambil untuk tujuan produktif harus bisa menghasilkan imbal hasil yang cukup untuk melunasi utang sekaligus memberikan keuntungan.
Bila kamu menggunakan utang untuk membeli aset, usahakan aset tersebut digunakan untuk melakukan kegiatan produktif yang bisa menghasilkan pendapatan. Misalnya, membeli ponsel dengan spesifikasi tertentu untuk menunjang pekerjaan kreator konten.
Saat ingin mengajukan utang untuk keperluan pekerjaan atau usaha, pilihlah kredit dengan bunga yang rendah. Tujuannya agar cicilan bulanan dari utang tersebut tidak terlalu besar sehingga tidak begitu membebani kondisi keuangan kamu. Hal ini juga penting agar kamu tidak kesulitan dalam melunasi utang.
Tips selanjutnya saat melakukan utang produktif adalah memastikan bahwa pendapatan kamu atau bisnis kamu mengalami peningkatan. Bila utang tersebut ditujukan untuk mengembangkan bisnis, pastikan bisnis kamu menghasilkan keuntungan yang cukup untuk melunasi utang sekaligus menghasilkan pendapatan tambahan.
Jadi, itulah perbedaan antara utang produktif dan konsumtif. Memahami perbedaan antara keduanya merupakan langkah penting dalam pengelolaan keuangan yang bijak. Utang produktif bisa menjadi elemen yang kuat untuk meningkatkan pemasukan dan bahkan mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Sebaliknya, utang konsumtif ada baiknya dihindari karena bisa menambah beban finansial tanpa memberikan manfaat signifikan dalam jangka panjang.
Dalam dunia keuangan, utang tak selalu buruk. Apa yang paling penting adalah bagaimana utang tersebut dikelola. Dengan bijak mengambil utang produktif dan menghindari utang konsumtif, maka kondisi keuangan tetap terjaga dan tujuan keuangan maupun bisnis bisa dicapai dengan lebih cepat dan efektif.