Kapan Waktu Terbaik untuk Buy, Sell, dan Hold? Ini Jawabannya

Sumber : Envato

Dalam dunia investasi saham, keputusan untuk melakukan pembelian, penjualan, atau menahan saham bisa menentukan besar kecilnya keuntunganmu. Faktanya memang masih banyak sekali investor pemula sering bingung kapan harus buy dan sell serta hold atau menahan saham. 

Keputusan ini sendiri tak hanya bergantung pada intuisi, tetapi juga harus didasarkan pada analisis yang matang. Nah, kalau kamu masih bingung kapan sih waktu terbaik untuk buy, sell, dan hold, artikel ini buat kamu.

Sekilas Tentang Buy, Sell, dan Hold

waktu terbaik untuk buy sell dan hold
Sumber : Envato

Istilah buy, sell, dan hold adalah tiga aksi utama dalam kegiatan investasi saham. Ketiganya menjadi dasar utama dari setiap keputusan investasi, baik untuk para investor jangka pendek maupun jangka panjang.

Secara harfiah, “buy” berarti membeli. Jadi, saat kamu melakukan “buy”, berarti kamu membeli saham karena menilai harganya masih cenderung murah dibandingkan dengan nilai wajarnya. Umumnya, para investor akan melakukan pembelian jika perusahaan memiliki prospek bisnis yang solid dan ada potensi kenaikan harga saham dalam jangka waktu tertentu.

Selanjutnya adalah “sell” yang berarti menjual. Tindakan ini dilakukan ketika harga saham sudah cukup tinggi atau mungkin perusahaan menunjukkan tanda-tanda penurunan kinerja. Selain itu, investor juga bisa melakukan penjualan saham jika ingin mengalihkan dana ke instrumen investasi lain. 

Terakhir, ada istilah “hold” yang artinya menahan. Jadi, saat melakukan hold, berarti kamu menahan saham yang sudah kamu beli. Strategi ini biasanya bisa kamu lakukan ketika kamu yakin kinerja perusahaan masih bagus meskipun harga saham menunjukkan fluktuasi. Terkadang, investor mengambil tindakan ini karena percaya harga saham bisa naik sewaktu-waktu.

Kapan Waktu Terbaik untuk Buy, Sell, dan Hold?

waktu terbaik untuk buy sell dan hold
Sumber : Envato

Untuk bisa menentukan kapan harus buy dan sell serta hold, kamu tidak bisa sekadar mengandalkan perasaan. Seperti yang disinggung di atas, perlu ada analisis fundamental, teknikal, dan bahkan pemahaman kondisi makroekonomi. Nah, di bawah ini beberapa panduan untuk menentukan waktu yang tepat melakukan pembelian, penjualan, atau menahan saham.

1. Waktu yang tepat untuk buy

Melansir laman Ajaib, waktu terbaik untuk buy atau membeli saham adalah ketika harga saham berada di bawah nilai wajarnya atau undervalued. Artinya, harga pasar saat ini masih belum menunjukkan potensi sebenarnya dari perusahaan yang sahamnya kamu beli.

Analis saham umumnya menggunakan model valuasi seperti Discounted Cash Flow (DCF) atau Price to Earnings Ratio (PER) untuk menentukan nilai wajar suatu saham. Jika harga pasaran saham jauh lebih rendah, maka itulah waktu yang tepat untuk buy.

Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan waktu ketika pasar mengalami bearish atau harga-harga saham anjlok. Investor kawakan seperti Warren Buffett pun pernah menyampaikan, “Be fearful when others are greedy, and be greedy when others are fearful.” Jadi, ketika banyak investor melakukan penjualan karena panik, harga saham akan anjlok. Saat itulah waktu yang terbaik untuk membeli. Namun, pastikan juga kamu membeli saham dari perusahaan yang sudah solid.

2. Waktu yang tepat untuk sell

Lantas, kapan harus sell? Waktu yang tepat untuk menjual saham adalah ketika valuasi saham sudah terlalu tinggi atau perusahaan mengalami penurunan kinerja. Ketika analis menilai saham sudah cukup overvalued, berarti harga pasarnya sudah lebih tinggi daripada nilai wajarnya sehingga berpotensi mengalami penurunan di masa depan. Analis juga akan merekomendasikan investor untuk sell ketika ada potensi kenaikan harga yang sangat kecil atau saat ada risiko penurunan.

Selain itu, kamu juga bisa menjual saham ketika kamu merasa tujuan investasimu sudah tercapai. Misalnya, kamu ingin mendapatkan keuntungan 30% dari modal pertama dalam kurun waktu enam bulan dan harga saham sudah mencapai target tersebut. Daripada menunggu ketidakpastian pasar, kamu bisa langsung menjualnya. Namun ingat, hindari penjualan karena panik saat pasar mengalami koreksi. Sebab, koreksi hanya terjadi untuk sementara waktu dan bisa pulih kembali.

3. Waktu yang tepat untuk hold

Kalau sudah paham waktu terbaik untuk buy dan sell, lantas kapan seharusnya kamu hold? Strategi hold atau menahan saham bisa diterapkan saat harga saham berada di kisaran nilai wajarnya. Artinya, harga saham tidak terlalu murah maupun terlalu tinggi.

Dalam kondisi seperti ini, kamu bisa memilih untuk hold sambil menunggu waktu yang terbaik. Misalnya, ketika laporan keuangan perusahaan cukup stabil dan prospek bisnis menunjukkan potensi yang cukup menjanjikan, tak ada salahnya untuk menahan saham dalam beberapa waktu ke depan.

Di sisi lain, menahan saham juga bisa menjadi strategi yang efektif kalau kamu berinvestasi dalam jangka panjang. Melansir laman Bizshare, banyak investor yang menggunakan strategi buy and hold karena melihat potensi pertumbuhan investasi yang cukup konsisten dari waktu ke waktu. Strategi ini sering kali berhasil terlebih jika kamu menanam saham di perusahaan-perusahaan yang sudah memiliki fundamental kuat. Kendati demikian, kamu tetap harus rutin memantau kondisi perusahaan dan pasar agar tidak melewatkan sinyal-sinyal yang menunjukkan perubahan tren.

Dalam praktiknya, buy, sell, dan hold tidak berdiri sendiri. Ketiganya saling berkaitan, tergantung pada strategi dan tingkat toleransi risiko kamu. Sebagai contoh, saat pasar sedang turun dan harga saham mengalami penurunan juga, umumnya investor berpengalaman akan memanfaatkan momen ini untuk melakukan buy and hold. Mereka membeli saham saat harganya murah, lalu menahannya hingga harga pasar pulih.

Namun, strategi ini harus diterapkan secara konsisten. Jangan asal beli saham hanya karena FOMO atau ikut-ikutan. Pastikan pula keputusan yang kamu ambil didukung oleh data dan analisis yang tepercaya. Jangan pernah mengambil keputusan secara impulsif, terutama untuk menjual hanya karena harga anjlok. Ingat, penurunan harga tidak selalu berarti kinerja perusahaan bermasalah. Bisa jadi penurunan tersebut akibat dari faktor eksternal seperti suku bunga atau kondisi global.

Selain itu, pahami juga bahwa kinerja saham hari ini tidak selalu menjamin hasil di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, selalu gunakan informasi-informasi kredibel dari berbagai sumber. Dengan begitu, kamu bisa menentukan kapan harus buy dan sell atau bahkan hold secara lebih objektif.

Leave a Reply