Keterbatasan lahan untuk dijadikan tempat tinggal telah menjadi salah satu masalah pelik yang dihadapi sebagian besar masyarakat modern, khususnya generasi milenial. Di samping itu, harga rumah secara umum juga terus meroket. Yang sayangnya, itu tidak dibarengi dengan kenaikan gaji yang signifikan. Inilah yang menyebabkan milenial lebih memilih micro house.
Konsep micro house memang masih asing di sebagian besar masyarakat Indonesia. Kendati demikian, tren properti ini mulai digandrungi banyak orang di kawasan kota-kota besar. Buat kamu para milenial yang tertarik mengusung konsep hunian ini, yuk cari tahu dahulu informasi lengkapnya di bawah ini.
Micro house secara harfiah berarti rumah mikro. Ini adalah hunian yang luas bangunannya di bawah 100 meter persegi. Rumah tapak semacam ini juga mendapatkan sebutan sebagai rumah liliput, mengingat bentuknya yang kecil dan mungil. Namun, di balik mungilnya bangunan rumah tersebut, ada banyak sekali kelebihan yang bisa didapatkan dari micro house.
Konsep hunian micro house pertama kali diperkenalkan oleh pengarang buku “Shelter” (1973), Lloyd Kahn penulis buku “Tiny Houses” (1987), Lester Walker. Kemudian, penulis buku “Tiny Houses”, Lester Walker.
Tak sampai di situ saja, seorang arsitek profesional lulusan University of Oregon di Amerika Serikat, Sarah Susanka, kembali mempopulerkan konsep rumah tersebut. Lalu pada sekitar tahun 1997, Susanka merilis buku “The Not So Big House” yang berisi tentang seluk-beluk konsep micro house.
Buku karangan Susanka itulah yang kemudian menjadi fondasi pergerakan cara membangun hunian yang sederhana tetapi tetap fungsional. Micro house sendiri tak bisa disamakan dengan unit di perumahan bersubsidi. Pasalnya, rumah mungil ini memiliki desain yang lebih menarik dan tak jarang biaya desainnya juga mahal.
Sementara itu, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), diperkirakan jumlah manusia akan terus bertambah dan pada tahun 2030 bisa mencapai sekitar 3 miliar dari populasi saat ini.
Mirisnya lagi, semua orang pasti membutuhkan hunian karena papan adalah kebutuhan primer manusia. Nah, inilah alasan mengapa micro house menjadi salah satu solusi tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Micro house memiliki sejumlah karakteristik yang cukup khas. Berikut di antaranya:
Karakteristik utama dari micro house tentu saja adalah ukurannya yang kecil. Rumah-rumah ini umumnya memiliki luas kurang dari 100 meter persegi, bahkan ada yang di bawah 50 meter persegi.
Meskipun ukurannya terbatas, rumah ini memiliki desain yang sangat efisien untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang. Biasanya, perabotan di dalamnya bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan.
Micro house sering dikenal karena desainnya yang kreatif dan inovatif. Mengingat adanya keterbatasan ruang, para pemilik rumah dan desainer harus memutar otak untuk menciptakan hunian yang mungil dan fungsional. Contohnya, kamu akan menemukan tangga lipat yang sekaligus digunakan sebagai tempat penyimpanan tambahan.
Konsep micro house mendorong pemiliknya untuk menjalani gaya hidup minimalis. Mengingat ukuran rumahnya yang kecil, pemilik harus bisa memilih barang-barang yang benar-benar mereka butuhkan. Ini membantu pemilik rumah untuk menjalani kehidupan yang lebih sederhana. Tak sedikit lho orang memilih konsep micro house untuk menghindari penumpukan benda-benda materialistik yang sering terjadi di rumah konvensional.
Ketiga karakteristik inilah yang menjadikan micro house sebagai pilihan yang menarik bagi mereka yang mencari hunian yang efisien. Konsep hunian ini merupakan contoh riil tentang bagaimana sebuah desain hunian mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan gaya hidup masa kini.
Micro house menawarkan konsep rumah dengan ukuran yang sangat minimalis dan telah menjadi tren yang makin populer di kalangan generasi milenial. Selain milenial, konsep rumah ini juga digandrungi orang-orang yang mencari alternatif gaya hidup yang lebih sederhana.
Meskipun kecil, micro house memiliki sejumlah keuntungan yang membuat rumah ini menjadi pilihan menarik bagi banyak orang.
Salah satu keuntungan utama memiliki hunian dengan konsep micro house adalah biaya pengeluarannya lebih murah dibanding rumah konvensional. Mengingat ukurannya yang kecil, pembangunan dan perawatan micro house jelas jauh lebih terjangkau. Ini memungkinkan pemiliknya untuk menghemat anggaran pembangunan dan mengurangi pengeluaran untuk utilitas bila sudah selesai dibangun. Dengan kata lain, rumah ini sangat cocok bagi masyarakat yang ingin menjalani hidup hemat.
Micro house mendorong terciptanya gaya hidup minimalis, yakni gaya hidup yang mengharuskan pemilik rumah untuk bisa memilih barang-barang yang benar-benar dibutuhkan. Dengan ruang yang terbatas, pemilik rumah akan belajar untuk menjalani hidup secara lebih sederhana dan menghindari menumpuk barang-barang yang tidak perlu.
Beberapa micro house di Amerika Utara dan Eropa biasanya dilengkapi dengan roda di bawahnya. Ini memungkinkan pemilik rumah untuk bisa mengangkut rumah dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah. Fleksibilitas ini juga membantu pemilik rumah untuk menjelajahi berbagai lokasi menarik.
Hanya saja, konsep micro house dengan roda di bawahnya masih sangat asing di Indonesia. Mayoritas rumah dengan luas terbatas dibuat dengan model tapak, jadi tidak bisa dipindahkan ke mana-mana.
Micro house cenderung lebih ramah lingkungan daripada rumah konvensional. Dengan ukuran yang lebih kecil, micro house menggunakan lebih sedikit sumber daya alam dan menghasilkan jejak karbon yang lebih sedikit pula.
Di samping itu, kebanyakan micro house dilengkapi dengan berbagai perangkat untuk menghemat energi. Perangkat yang dimaksud antara lain panel surya, teknologi untuk mengolah air, dan insulasi yang efisien.
Pemilik micro house merasa lebih bisa fokus pada kualitas hidup mereka daripada pada jumlah barang yang mereka miliki. Dengan ruang yang terbatas, pemilik rumah menjadi lebih memperhatikan hal-hal yang benar-benar krusial dalam hidup. Contohnya adalah hubungan sosial, kegiatan di luar ruangan, dan memperbanyak pengalaman hidup. Hal ini membantu mereka menciptakan gaya hidup yang lebih memuaskan secara emosional.
Kelebihan lainnya dari micro house adalah perawatannya yang mudah. Mengingat ukurannya yang kecil, pemilik rumah tak perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membersihkan serta merawat rumah. Ini memungkinkan si pemilik rumah untuk melakukan aktivitas lain yang mereka sukai.
Itulah beberapa kelebihan dari micro house, konsep rumah masa kini yang mulai digandrungi banyak orang, khususnya milenial. Meskipun konsep rumah ini tak cocok bagi semua orang, micro house telah menjadi alternatif menarik bagi mereka yang mencari hunian inovatif, minimalis, dan fungsional.
Tren micro house kemungkinan akan terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak orang untuk menjalani gaya hidup yang lebih sederhana di tengah kehidupan yang makin materialistis.