Dewasa ini, industri properti kian diminati oleh banyak masyarakat. Bila kamu tertarik terjun ke dunia properti, kamu bisa memulainya dengan menjadi agen properti terlebih dahulu. Namun seperti pekerjaan profesional lainnya, menjadi agen properti yang banyak dicari klien membutuhkan banyak usaha.
Tak hanya ahli dalam mencari klien atau membuat listing saja, agen properti juga harus punya jam terbang yang tinggi agar selalu dicari oleh calon-calon klien. Lantas, bagaimana caranya menjadi agen properti yang banyak dicari klien? Simak selengkapnya dalam uraian berikut ini.
Bagi yang tertarik menjadi agen properti, biasanya sering bertanya apakah agen properti memiliki kualifikasi khusus sehubungan dengan jenjang pendidikan? Pertanyaan ini umumnya dilontarkan oleh para fresh graduates. Bagaimana tidak, karier agen properti memang sangat diminati oleh mereka yang baru saja lulus kuliah.
Jadi, lulusan dari jurusan apa yang bisa bekerja sebagai agen properti? Jawabannya adalah semua jurusan bisa menjadi agen properti. Pasalnya, pada tahap perekrutan agen, perusahaan sering kali tidak mencantumkan nama jurusan secara spesifik, seperti pemasaran, manajemen, administrasi, dan lain sebagainya. Umumnya, perusahaan hanya mencantumkan minimal jenjang pendidikan bagi pelamar dalam persyaratan.
Dengan kata lain, peluang untuk menjadi agen properti cukup besar. Pada 2020, Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) mencatat ada 25.000 agen yang menjadi anggota AREBI. Dari angka tersebut, sekitar 401 agen sudah memiliki surat izin untuk melangsungkan kegiatan jual beli properti.
Nah, untuk menjadi agen properti yang selalu dicari oleh calon klien, tentu jenjang pendidikan saja tidak cukup. Ada beberapa keterampilan yang harus dikuasai agar sukses menjadi agen properti.
Agen properti adalah salah satu jenis profesi yang banyak dibutuhkan dalam proses jual beli properti. Ada beberapa cara untuk bisa menjadi agen properti yang banyak dicari calon klien dan disenangi oleh klien. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 105/M/DAG/PER/12.2015, disebutkan bahwa seorang agen properti harus memiliki sertifikasi resmi. Untuk mendapatkan sertifikasi, kamu bisa mengikuti uji kompetensi di Lembaga Sertifikasi Profesi Broker Properti.
Bila kamu lolos uji kompetensi, tentu kamu akan mendapatkan sertifikat. Dokumen resmi ini lebih dari sekadar formalitas saja. Dengan kata lain, saat mengajukan sertifikasi, kamu harus benar-benar serius. Nantinya, sertifikat ini bisa menjadi bukti nyata bahwa kamu adalah seorang agen properti yang kredibel dan bisa dipercaya oleh klien.
Bagi yang baru pertama kali akan menjadi agen properti, wajib hukumnya untuk membekali diri dengan pengetahuan mendalam mengenai dunia properti. Hal ini mencakup tugas dan kewajiban agen properti serta hal-hal yang terkait dengan proses hukum objek properti.
Selain pengetahuan dasar, kamu juga wajib untuk selalu membekali diri dengan semua info-info terbaru terkait properti. Contohnya informasi mengenai harga terkini, tren jenis properti yang sedang banyak dicari masyarakat, lokasi yang prospektif untuk investasi properti, dan lain sebagainya. Dengan begitu, klien bisa selalu mengandalkan kamu untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seputar properti yang mereka tidak tahu.
Untuk menjadi seorang agen properti yang baik, tentu kamu juga harus bisa menjadi pendengar yang baik. Masih berkaitan dengan poin kedua, agen yang mampu mendengarkan permintaan klien adalah agen yang akan selalu dicari oleh klien.
Pasalnya, percakapan antara klien dan agen bukan difokuskan pada agen, melainkan pada klien. Dengan kata lain, simak setiap permintaan dan pertanyaan yang diajukan oleh pihak klien. Sebagai contoh, klien sedang mencari rekomendasi hunian minimalis di Yogyakarta. Sebagai agen, kamu harus menyimak seperti apa hunian minimalis yang diinginkan oleh klien tersebut.
Memosisikan diri setara dengan klien bukan berarti kamu harus selalu menimpali setiap perkataan klien. Maksudnya adalah, kamu harus bisa menjadi agen yang disukai oleh klien. Caranya adalah dengan menempatkan diri sesuai dengan karakter klien.
Misalnya, klien adalah orang yang nada bicaranya halus, maka kamu juga harus memperhalus ucapanmu dan juga turunkan nada suara kamu bila biasanya berbicara dengan nada tinggi. Cara ini disebut dengan teknik mirroring yang dianggap efektif dalam kehidupan sosial.
Salah satu kunci utama dalam menjadi agen properti yang baik adalah dengan menjadi pribadi yang rajin dan konsisten. Hal ini berkaitan dengan kegiatan pemasaran produk properti. Manfaatkan teknologi masa kini, seperti media sosial untuk memasarkan produk-produk properti di listing kamu.
Pastikan juga produk yang kamu pasarkan dikemas dalam konten yang menarik. Baru setelah itu diunggah ke media sosial atau platform proptech untuk listing properti. Dengan begitu, jangkauan pasar kamu akan semakin luas. Memang, membuat konten untuk promosi produk tidak mudah, tetapi kamu harus konsisten melakoninya demi menjadi agen properti yang sukses.
Agen properti yang dicari oleh banyak klien biasanya adalah mereka yang memiliki listing produk bervariasi. Untuk menjadi agen seperti ini, tentu kamu harus mampu membangun koneksi dengan banyak orang di industri yang sama.
Biasanya, seorang agen akan mencari orang-orang yang akan menjual produk properti mereka. Tak jarang pula mereka bekerja sama dengan non-agen yang kerap melakukan jual beli properti. Dengan begitu, agen bisa memiliki banyak listing sehingga lebih mudah untuk merekomendasikan produk yang dibutuhkan calon pembeli.
Jangan pernah menjanjikan sesuatu yang tidak bisa kamu wujudkan. Ini penting bagi seorang agen properti. Jadi, stop memberikan harapan tinggi terhadap setiap klien kamu. Bicaralah kepada setiap klien dengan penuh transparansi dan tak ada sedikit pun hal yang dilebih-lebihkan.
Pastikan pula untuk menggunakan tata bahasa yang jelas dan mudah dimengerti oleh klien karena pada dasarnya klien memiliki latar belakang yang beragam. Ini akan membuat klien merasa nyaman berkomunikasi dengan kamu. Sebaliknya, bila kamu mengutarakan hal-hal secara berlebihan, maka bisa jadi klien akan kabur.
Bagi agen properti pemula, pengetahuan tentang dunia properti terkadang masih terbatas. Dengan kata lain, agen masih harus melakukan riset secara lebih mendalam. Untuk itu, bila sudah mendapatkan klien tetapi pengetahuan soal properti masih belum mumpuni, jangan bersikap sok tahu.
Kamu bisa menutupi kekurangan ini dengan menjadi pendengar yang baik. Perhatikan setiap pernyataan yang disampaikan dengan klien. Dengan begitu, kamu bisa menemukan solusi yang pas dari pernyataan klien sekaligus belajar lebih banyak hal tentang dunia properti.
Terakhir, cara menjadi agen properti yang dibutuhkan banyak klien adalah dengan menjaga komunikasi dengan klien tersebut. Jangan sampai sulit untuk dihubungi bila sewaktu-waktu klien membutuhkan kamu.
Sekalipun transaksi sudah selesai, usahakan untuk tidak putus kontak. Jaga hubungan baik agar para klien kamu bisa merekomendasikan jasa kamu ke orang-orang terdekat mereka yang membutuhkan agen properti.
Bagaimana, sudah paham bagaimana caranya menjadi agen yang selalu dicari oleh calon klien? Memang tidak mudah untuk menerapkan setiap poin di atas. Namun dengan bersikap konsisten dan optimis, kamu pasti akan mendapatkan hasil terbaik sebagai seorang agen properti.