Perkembangan zaman membawa perubahan di berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk soal pekerjaan. Beberapa tahun belakangan muncul tren coworking space, yakni suatu tempat yang kerap digunakan mahasiswa atau pekerja untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Melihat tren tersebut, banyak pebisnis properti yang berbondong-bondong membangun coworking space yang bisa disewa dalam jangka waktu tahunan, bulanan, dan bahkan harian. Lantas, apa sebenarnya coworking space itu?
Melansir laman GoWork, istilah coworking space dapat dijelaskan sebagai suatu tempat untuk bekerja yang digabungkan dengan para individu atau perusahaan dari berbagai bidang. Konsep perkantoran ini mulai marak seiring dengan menjamurnya startup.
Umumnya, perusahaan properti membangun coworking space di area-area perkotaan yang strategis dengan berbagai jenis aktivitas bisnis. Konsep coworking space sendiri dapat berupa ruang perkantoran yang disewakan untuk perusahaan, common space untuk pekerja lepas, dan ruang-ruang lainnya.
Mengingat tujuan dari pembangunan coworking space adalah untuk tempat kerja, otomatis fasilitas yang disediakan selayaknya bangunan perkantoran pada umumnya. Biasanya ada loker penyimpanan barang, meja dan kursi untuk bekerja, ruang kedap suara untuk meeting, dan bahkan ada beberapa yang menyediakan pantry.
Lalu, siapa yang biasanya menggunakan coworking space? Pada dasarnya, semua orang bisa menyewa fasilitas yang disediakan di coworking space tetapi harus untuk bekerja atau untuk menyelesaikan urusan pekerjaan.
Namun secara umum, ada dua jenis penyewa ruang coworking, yakni pekerja lepas atau freelancer dan pekerja startup yang baru merintis. Ini lantaran konsep kantor coworking lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan keperluan setiap penyewanya. Selain itu, lingkungannya juga cukup kondusif untuk bekerja.
Menurut sejarah, konsep dari coworking space pertama kali dipublikasikan oleh dua pengusaha asal Austria pada 2002. Konsep tersebut kemudian direalisasikan oleh Brad Neuberg pada 2005 di San Francisco dengan sebutan “San Francisco Coworking Space” menjadi ruang coworking pertama di dunia.
Sementara itu di Indonesia, kabarnya ruang coworking pertama kali muncul pada sekitar tahun 2010-an di Kota Bandung. Kini, ruang perkantoran tersebut sudah menjamur di berbagai kota besar di Tanah Air.
Pada 2019, pasar coworking space di Indonesia terus mengalami pertumbuhan meskipun kala itu pasar properti secara keseluruhan sedang mengalami perlambatan. Alasan dari tren ini adalah karena ruang coworking memberikan banyak keuntungan bagi penyewa dibanding menggunakan gedung perkantoran.
Di sisi lain, perusahaan lebih memiliki ruang coworking untuk menghapus biaya untuk sewa gedung perkantoran yang tinggi. Dengan begitu, perusahaan seperti startup bisa menghemat banyak biaya operasional.
Lebih lanjut, tren working from home (WFH) yang kian populer saat pandemi memberikan keuntungan para pelaku bisnis coworking space. Pasalnya, banyak pekerja yang tetap membutuhkan suasana ruangan seperti kantor agar tetap bisa produktif. Sebab itu, mereka mencari tempat-tempat kondusif seperti coworking space untuk bisa menyelesaikan pekerjaan.
Ruang coworking memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dijadikan pertimbangan bagi para pebisnis properti. Berikut kelebihan dari coworking space:
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, coworking space menawarkan fleksibilitas yang banyak dicari oleh para pekerja kantoran maupun freelancer. Meskipun bergabung dengan individu lain, biasanya ruang coworking tetap dipisahkan menjadi beberapa ruangan atau dibatasi dengan bilik-bilik khusus. Dengan begitu, setiap orang bisa tetap fokus tanpa harus terdistraksi dengan suasana di sekelilingnya.
Kelebihan selanjutnya dari coworking space adalah persyaratan sewa yang fleksibel. Pekerja bisa menyewa satu bilik atau bahkan satu ruangan sesuai dengan durasi penggunaan. Di samping itu, harga sewa coworking space juga lebih murah bila dibandingkan dengan menyewa satu lantai perkantoran di gedung-gedung pencakar langit.
Hal tersebut tentunya sangat menguntungkan bagi perusahaan yang baru merintis. Pasalnya, mereka bisa mengurangi biaya operasional yang umumnya digunakan untuk menyewa gedung perkantoran.
Keamanan dan kenyamanan di coworking space sudah tak perlu diragukan lagi. Dibandingkan dengan bekerja di kafe yang sering kali berisik, ruang coworking menawarkan tempat yang lebih kondusif untuk bekerja.
Kondusifnya coworking space bukan semata-mata karena ada aturan, melainkan karena memang penyewanya adalah orang-orang yang tujuannya untuk bekerja. Fasilitas pelengkap seperti WiFi juga sudah pasti ada dan lancar. Ruangan juga selalu terjaga kebersihannya dan banyak colokan untuk mengisi perangkat elektronik guna menunjang kelancaran bekerja.
Di antara sisi positif coworking space, ada beberapa kelemahan yang perlu dijadikan pertimbangan bagi pebisnis properti yang ingin menggeluti usaha ini. Bagi pekerja yang mau menyewa ruang coworking juga wajib untuk mempertimbangkan beberapa kelemahan dari konsep ruang kerja ini.
Banyak ruang coworking yang tidak didesain untuk melindungi privasi penyewanya. Hal ini tentunya sangat membahayakan terutama bila sedang bertemu dengan klien. Studi di Amerika Serikat menemukan bahwa 48% orang yang bekerja di coworking space mengkhawatirkan keamanan data-data pekerjaan mereka.
Hal tersebut karena pekerja menggunakan komputer dan printer yang ditawarkan di coworking space yang mana digunakan secara umum. Di sisi lain, penggunaan WiFi di ruang coworking juga bisa mengancam keamanan data yang tersimpan dalam perangkat elektronik yang digunakan oleh para pekerja.
Kelemahan lain dari coworking space adalah layanan dan fasilitas yang tidak konsisten. Misalnya soal WiFi, bila pengelola menggunakan WiFi dengan kecepatan yang cenderung lambat atau mungkin sering mengalami kendala, otomatis dapat mengganggu workflow para penyewa.
Contoh lainnya adalah terkait penggunaan printer yang biasanya harus antre. Bila tidak teliti, bisa saja ada individu yang salah dalam mengambil dokumen yang dia cetak. Belum lagi bila tinta habis atau ada masalah lain dengan printer dan pengelola tidak segera menanganinya, otomatis workflow para penyewa bisa terganggu.
Orang yang menyewa coworking space memiliki kepribadian yang beragam. Ada yang introvert, ada pula yang ekstrovert. Orang-orang ekstrovert ini biasanya senang saat ngobrol atau menjalin networking dengan pekerja lain. Meskipun kesannya positif, tetapi hal tersebut bisa menimbulkan suasana yang tidak kondusif dan bahkan cenderung membuat orang-orang introvert merasa tidak memiliki space sendiri.
Itulah coworking space, yakni ruang yang ditujukan untuk bekerja bagi individu maupun perusahaan. Properti semacam ini pada umumnya lebih cocok untuk para freelancer, pekerja remote, maupun perusahaan startup. Konsep properti ini memang sedang naik daun sehingga bisa membuka peluang bagi pebisnis properti untuk mendapatkan keuntungan.