8 Wilayah dengan Harga Properti Termahal di Indonesia

Properti merupakan salah satu sektor penggerak perekonomian negara. Hampir setiap tahun, harga properti terus mengalami kenaikan di Indonesia. Hal ini termasuk untuk properti tanah maupun bangunan. Meskipun cenderung naik, harga properti di satu wilayah dengan wilayah lainnya berbeda-beda.

Kenaikan tersebut umumnya dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi di wilayah terkait. Mau tahu wilayah mana saja di Indonesia yang memiliki harga properti tertinggi? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

8 Wilayah dengan Harga Properti Termahal di Indonesia

Harga Properti

Seperti yang disebutkan, kenaikan harga properti di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi di wilayah tersebut. Hal ini utamanya terjadi di kota-kota besar dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat.

Wilayah-wilayah tersebut tak hanya padat penduduk tetapi juga menjadi pusat aktivitas bisnis sekaligus perdagangan. Alhasil, kondisi ini menarik minat banyak orang untuk melakukan investasi properti di wilayah tersebut. Akibatnya, harga properti seperti tanah menjadi makin meroket.

Berikut beberapa wilayah di Indonesia dengan harga tanah dan bangunan termahal.

1. Jakarta

Berbicara soal wilayah di Indonesia dengan harga properti termahal, sudah maklum bila wilayah metropolitan Jakarta berada di posisi pertama. Harga tanah di DKI Jakarta bahkan menembus angka sekitar Rp50 juta per meter persegi. Data ini berasal dari peta sebaran nilai dari bidang tanah yang dipakai untuk membangun rumah tanah dan dipublikasikan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

Sementara itu, melansir laman Merdeka.com, ada beberapa kawasan di DKI Jakarta yang memiliki nilai tanah cenderung sangat tinggi per Oktober 2023, di antaranya:

  • Kelapa Gading, Jakarta Utara: Harga tanah di kawasan ini menyentuh angka Rp30 juta-Rp40 juta per meter persegi.
  • Pondok Indah, Jakarta Selatan: Harga tanah di kawasan elite ini mencapai Rp40 juta-Rp100 juta per meter persegi.
  • Kebayoran Baru, Jakarta Selatan: Masih di Jakarta Selatan, harga tanah di Kebayoran Baru berkisar Rp50 juta-Rp100 juta per meter persegi.
  • Menteng, Jakarta Pusat: Harga tanah yang terkenal sebagai kawasan para elit negara ini berada di kisaran Rp50 juta-Rp120 juta per meter persegi.
  • Mega Kuningan, Jakarta Selatan: Terkenal sebagai sentral bisnis, harga tanah di wilayah ini mencapai Rp70 juta-Rp125 juta per meter persegi.
  • SCBD, Jakarta Selatan: Pusat bisnis di Jakarta Selatan ini juga cukup mahal harga tanahnya, yakni mencapai Rp100 juta-Rp200 juta per satu meter persegi.
  • MH Thamrin, Jakarta Pusat: Wilayah yang dekat dengan Bundaran HI ini memiliki harga tanah sekitar Rp100 juta-Rp250 juta per meter persegi.

2. Bojongsari

Bojongsari adalah salah satu kecamatan di Kota Depok, Jawa Barat. Meskipun nama Bojongsari belum sepopuler kawasan Margonda atau Sawangan, kawasan ini mulai banyak diminati oleh pebisnis properti mengingat letaknya yang strategis.

Bojongsari sendiri termasuk daerah yang berbatasan langsung dengan Tangerang Selatan, Bogor, dan Jakarta Selatan. Kawasan ini termasuk kawasan yang prospektif untuk bisnis properti. Pasalnya, harga rumah baru di sini menyentuh angka Rp11 juta per satu meter persegi.

3. Bogor

Kota Hujan Bogor, khususnya Jalan Pajajaran dan Protokoler, merupakan daerah dengan nilai properti yang terbilang cukup fantastis. NJOP di wilayah ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sebelumnya hanya sebesar Rp4 juta-Rp5 juta per meter persegi dan kini menjadi Rp6,8 juta untuk per satu meter persegi. Kenaikan NJOP merupakan perwujudan dari nilai tanah di wilayah tersebut.

5. Kota Bekasi

Kota Bekasi termasuk salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki harga properti yang relatif tinggi. Khususnya di kawasan Ahmad Yani, harga properti di wilayah ini mencapai kurang lebih Rp12,6 juta per meter persegi. 

Padahal, pada 2018, harga properti di Ahmad Yani hanya sekitar Rp10 juta per meter persegi. Peningkatan ini disebabkan karena pertumbuhan perekonomian dan aktivitas perdagangan di Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi.

6. Bali

Bali merupakan salah satu provinsi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan. Hal inilah yang membuat Pulau Dewata menarik untuk investasi properti. Pasalnya, tingkat okupansi terus mengalami peningkatan hingga mencapai sekitar 75%. 

Harga tanah dan bangunan di Provinsi Bali sangat tinggi, khususnya di daerah-daerah yang dekat dengan kawasan pantai dan objek wisata. Contohnya di daerah Seminyak, harga villa dengan luas lahan sekitar 320 meter persegi dibanderol sekitar Rp11 miliar. Selain Seminyak, kawasan lain seperti Jembrana, Tabanan, Gianyar, dan Buleleng juga mulai mengalami peningkatan nilai properti.

7. Surabaya

Surabaya termasuk wilayah metropolitan di Pulau Jawa. Sebagai pusat bisnis dan ekonomi, banyak perusahaan ternama yang membuka cabang di kawasan Surabaya. Inilah yang membuat daerah ini terus mengalami perkembangan.

Kondisi ini tentunya berdampak pada harga tanah dan bangunan, khususnya di kawasan-kawasan perkotaan, seperti Gubeng, Pemuda, dan Tunjungan. Selain itu, tingginya permintaan terhadap bangunan properti di kota ini juga turut mendongkrak harga tanah.

8. Kalimantan

Kalimantan masuk dalam daftar wilayah dengan harga properti termahal di Indonesia. Sejak menjadi wilayah untuk proyek Ibu Kota Negara Nusantara (IKN), Kalimantan mengalami peningkatan nilai properti yang cukup signifikan.

Kenaikan harga properti di wilayah ini disebabkan oleh kondisi lokasi yang cukup strategis, ketersediaan infrastruktur yang memadai seperti listrik, air, dan saluran telekomunikasi, serta banyaknya fasilitas umum. Di samping itu, industri pertambahan yang terus meningkat di Pulau Kalimantan juga menjadi salah satu faktor yang turut mendorong harga properti.

Penyebab Mahalnya Properti di Sejumlah Wilayah

Harga Properti

Mahalnya harga properti di sejumlah wilayah di Indonesia tak hanya disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi dan tingginya permintaan di wilayah terkait. Ada beberapa regulasi yang turut membuat harga jual properti terus meningkat.

Salah satu regulasi tersebut adalah adanya keharusan bagi pengembang untuk membangun fasilitas tertentu. Misalnya saja di Jakarta, pengembang hunian vertikal harus menyediakan sarana pendidikan untuk anak-anak.

Selain itu, faktor inflasi dan suku bunga bank sentral (Bank Indonesia) juga menjadi penyebab meningkatnya harga properti secara keseluruhan. Jadi, dampak yang ditimbulkan dari kedua faktor tersebut tak hanya terjadi pada wilayah-wilayah dengan nilai properti tinggi, tetapi juga wilayah dengan nilai properti rendah.

Jadi, itulah beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki harga properti termahal. Tinggi rendahnya harga properti di suatu wilayah pada dasarnya merupakan efek dari meningkatnya aktivitas manusia, seperti bisnis dan perdagangan. Meskipun mahal bagi sebagian orang, memiliki properti di wilayah-wilayah seperti di atas bisa dibilang cukup layak, terutama bila digunakan sebagai investasi.

Leave a Reply