E-commerce merupakan inovasi teknologi yang telah mengubah kebiasaan belanja masyarakat global, tak terkecuali Indonesia. Setiap tahun, dunia e-commerce terus mengalami perkembangan tren baru. Tren ini tak hanya mengubah cara konsumen berbelanja, tetapi juga bagaimana para pelaku bisnis menjalankan strategi mereka. Di tahun 2024, e-commerce di Indonesia diprediksi akan mengalami perubahan dengan berbagai inovasi.
Tren e-commerce di Indonesia berkembang dengan pesat dan salah satu pertandanya adalah dengan kemeriahan momen “Double Day Festival” atau tanggal dan bulan yang sama. Pada saat itulah, banyak orang melakukan transaksi pembelian.
Menurut data dari Merchant Machine yang merupakan lembaga riset asal inggris, Indonesia berada di peringkat 10 besar dari seluruh negara di dunia yang memiliki pertumbuhan e-commerce paling tinggi. Riset menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan rata-rata 228 dolar AS atau sekitar Rp3,5 juta per orang untuk berbelanja online.
Sementara itu, menurut data e-Conomy SEA pada 2023, perekonomian digital Tanah Air diprediksi akan menyentuh angka 110 miliar dolar AS hingga tahun 2025. Angka ini menunjukkan betapa besarnya kontribusi sektor e-commerce terhadap keberlangsungan perekonomian nasional. Beberapa marketplace besar seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada masih mendominasi pasar dengan pasar pasar yang besar.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh melonjaknya jumlah pengguna internet dan smartphone di Indonesia yang turut memudahkan akses ke platform e-commerce. Di samping itu, adanya dukungan dari pemerintah dalam bentuk regulasi yang mendukung perekonomian digital juga berperan penting. Konsumen makin terbiasa dengan fleksibilitas yang ditawarkan oleh kegiatan belanja online sehingga jumlah transaksi terus melonjak setiap tahunnya.
Melansir berbagai sumber, berikut adalah beberapa tren e-commerce yang akan populer di 2024 atau beberapa tahun mendatang.
Produk kecantikan dan perawatan diri diprediksi masih akan mendominasi pasar e-commerce pada tahun 2024. Pengaruh dari beauty influencer di media sosial dan kemudahan akses untuk mendapatkan produk-produk perawatan diri secara online membuat kategori ini makin populer. Di samping itu, momen-momen spesial seperti festival belanja online makin mendorong penjualan produk perawatan diri.
Double Day Festival atau festival belanja pada tanggal kembar, seperti 10.10, akan tetap menjadi momen favorit bagi semua konsumen untuk berbelanja online di berbagai platform. Pasalnya, momen ini identik dengan diskon besar-besaran dan penawaran menarik lainnya yang mampu menggaet perhatian konsumen. Para pelaku bisnis harus pintar dalam memanfaatkan momen ini untuk mendorong penjualan dengan strategi penawaran yang tepat.
Konsumen cenderung melakukan transaksi belanja online saat mereka sedang senggang, terutama setelah jam kerja sekitar jam 7 atau 8 malam. Waktu ini menjadi momen yang tepat bagi para pelaku bisnis untuk mengatur jadwal promosi agar dapat menjangkau lebih banyak target pasar.
Livestreaming di TikTok atau Shopee menjadi tren yang makin populer di sektor e-commerce. Melalui livestreaming, penjual bisa berinteraksi secara langsung dengan calon konsumen, menjawab pertanyaan mereka, dan memberikan demonstrasi produk secara real-time. Hal ini tak hanya meningkatkan interaksi dan keterlibatan konsumen tetapi juga menciptakan kepercayaan dan transparansi.
Teknologi AI akan makin sering digunakan dalam e-commerce. Tujuannya adalah untuk personalisasi pengalaman belanja, otomatisasi layanan pelanggan, hingga analisis tren pasar. Teknologi ini membantu para pelaku bisnis untuk lebih memahami perilaku konsumen secara lebih mendalam dan menawarkan rekomendasi produk yang relevan.
Bagaimana, sudah paham kan apa saja tren e-commerce di 2024? Untuk mengikuti tren-tren di atas, penjual harus menyesuaikan strategi penjualan mereka. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk menghadapi tren-tren e-commerce di tahun 2024.
Strategi pertama untuk menghadapi tren e-commerce adalah dengan melakukan diversifikasi kanal penjualan. Ini artinya penjual harus memiliki akun penjualan di lebih dari satu platform e-commerce, mulai dari marketplace hingga platform media sosial dan juga live commerce, seperti TikTok. Dengan begitu, jangkauan pasar bisa lebih diperluas dan peluang terjadinya penjualan juga makin meningkat.
Data merupakan aset berharga dalam bisnis e-commerce. Dengan menganalisis data transaksi dan perilaku konsumen, penjual bisa memahami preferensi dan kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Informasi ini bisa didapatkan dari fitur analitis di platform e-commerce, media sosial, maupun live commerce yang digunakan oleh penjual.
Teknologi AI bisa digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas layanan pelanggan. Pelaku bisnis bisa memanfaatkan teknologi ini untuk melakukan personalisasi pengalaman belanja, memprediksi tren pasar, hingga mengotomatisasi berbagai proses bisnis, seperti penggunaan chatbot.
Ulasan positif dari pelanggan bisa menjadi faktor penentu bagi calon pembeli apakah mereka jadi beli atau tidak. Untuk itu, penjual harus aktif mengumpulkan dan menunjukkan ulasan atau testimoni pelanggan guna membangun kepercayaan dan kredibilitas. Ulasan yang baik juga bisa meningkatkan visibilitas produk di platform e-commerce.
Personalisasi merupakan kunci untuk menciptakan dan meningkatkan loyalitas pelanggan serta nilai belanja per kunjungan. Dengan menggunakan data pelanggan, seperti jenis produk yang sering dibeli, maka pelaku bisnis bisa menawarkan rekomendasi produk, promosi, maupun konten yang telah disesuaikan dengan preferensi setiap pelanggan.
Jadi, tahun 2024 merupakan tahun yang menjanjikan beragam peluang dan tantangan bagi para pelaku bisnis online di platform e-commerce. Dengan memahami tren yang akan terjadi, maka pebisnis bisa menerapkan strategi yang tepat agar tetap bisa bersaing di tengah dinamika industri e-commerce yang terus berubah. Dalam hal ini, fleksibilitas dan adaptabilitas merupakan kunci utama dalam menghadapi tren-tren e-commerce tahun ini maupun beberapa tahun yang akan datang.