Empati merupakan fondasi penting dalam membangun masyarakat yang lebih beradab dan harmonis. Di tengah berbagai macam tantangan sosial yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, seperti diskriminasi, ketimpangan sosial, dan konflik antar kelompok, empati memiliki peran yang sangat krusial, khususnya di negara multikultural seperti Indonesia.
Melalui pemahaman dan kepedulian terhadap keadaan serta perasaan orang lain, maka bisa tercipta masyarakat yang lebih humanis yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Namun, dalam realitas sehari-hari, empati masih kerap terabaikan. Banyak individu yang masih terlalu fokus pada diri sendiri hingga lupa untuk merasakan dan memahami apa yang dialami oleh orang lain. Rendahnya empati ini dapat menyebabkan banyak masalah sosial, seperti ketidakpedulian terhadap sesama hingga tindak kekerasan.
Rendahnya empati di kalangan masyarakat Indonesia sudah bukan hal yang baru lagi. Hal ini bisa dilihat dari beragam peristiwa yang kerap terjadi, seperti konflik sosial, kekerasan antar kelompok agama, suku, dan ras, hingga diskriminasi terhadap golongan tertentu.
Menurut Aprinus Salam, Kepala Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui laman Antara, menyampaikan bahwa akar dari rendahnya empati adalah hilangnya akar kultural yang mapan dalam budaya Tanah Air. Banyak orang yang sudah tidak lagi berusaha untuk mau memahami perasaan orang lain atau bahkan memposisikan diri dalam posisi orang lain. Hal ini pada akhirnya memicu masalah ketidakpedulian sosial dan tindak kekerasan.
Contoh nyata dari rendahnya empati adalah kasus kerusuhan di Kota Palopo, Sulawesi Selatan yang dipicu oleh hasil pemilihan kepala daerah. Selain itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat diskriminatif yang masih kerap terdengar di masyarakat, seperti mengejek orang lain hanya karena pekerjaannya dan status sosialnya juga menunjukkan betapa rendahnya empati masyarakat Indonesia.
Padahal, pernyataan-pernyataan semacam itu dapat memperlebar perbedaan antarindividu dan bahkan memicu prasangka tidak baik. Bila kondisi semacam ini dibiarkan, maka bisa memperburuk kondisi sosial dan bahkan menghambat terciptanya masyarakat yang lebih kondusif.
Empati memainkan peran krusial dalam menciptakan kehidupan bermasyarakat yang lebih beradab. Dengan empati, maka kita bisa memahami perasaan dan kebutuhan orang lain tanpa harus merasakannya langsung. Hal ini pada akhirnya dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih humanis dan inklusif.
Di sisi lain, empati juga menjadi kunci utama untuk menciptakan hubungan yang baik antar individu, baik dalam lingkungan pribadi maupun profesional. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, empati bisa membantu individu untuk tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi, tetapi juga kepentingan orang lain.
Sebagai contoh, dalam sebuah ilustrasi yang kerap digunakan di media sosial, ada seorang ibu memberikan dua jenis nasihat kepada buah hatinya. Nasihat pertama berfokus pada kesuksesan dan sang ibu mengatakan bahwa bila anaknya tidak rajin belajar, maka hanya akan menjadi pemulung.
Sementara itu untuk nasihat kedua, sang ibu mengajak anaknya untuk belajar dengan rajin agar bisa membantu banyak orang yang kurang beruntung. Perbedaan antara kedua nasihat ini menggambarkan betapa pentingnya empati dalam menciptakan pola pikir yang lebih inklusif dan dan peduli terhadap orang lain.
Lebih lanjut, empati juga memainkan peran krusial dalam menghadapi ketimpangan sosial yang hingga kini masih menjadi masalah besar di Tanah Air. Dengan memahami kesulitan yang dirasakan oleh orang lain, maka seseorang bisa lebih mudah dalam mengatasi perbedaan ekonomi dan sosial yang ada.
Pada dasarnya, membangun dan meningkatkan empati dalam masyarakat bukanlah tugas yang mudah tetapi harus melalui proses yang dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan adalah melalui edukasi, baik itu formal maupun informal.
Edukasi yang mengutamakan pentingnya empati dan nilai-nilai kemanusiaan bisa membantu generasi muda untuk bisa lebih peduli terhadap sesama. Edukasi juga mengajarkan pentingnya empati dalam kehidupan sehari-hari.
Selain lewat edukasi, kampanye sosial yang ditujukan untuk meningkatkan empati masyarakat juga bisa dilakukan. Kampanye ini dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari pihak pemerintah, non-pemerintah, kelompok, dan bahkan individu yang peduli terhadap isu-isu sosial. Kampanye juga bisa dilakukan melalui berbagai macam penyuluhan, diskusi kelompok, hingga penggunaan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan yang ditujukan untuk meningkatkan empati.
Contohnya pada saat pandemi COVID-19, empati memainkan peran yang sangat penting pada saat itu. Di tengah kecemasan dan ketidakpastian yang melanda, tak sedikit orang yang membutuhkan dukungan.
Dalam situasi tersebut, empati menjadi kunci utama untuk menciptakan komunikasi antar masyarakat yang lebih humanis dan relevan dengan situasi yang ada. Pada saat itu, humas dari berbagai instansi dituntut untuk mampu menyampaikan pesan-pesan yang menenangkan dan mampu memberikan dukungan pada publik.
Pada saat pandemi pula, individu dalam kelompok masyarakat saling menguatkan dan memberi dukungan. Hal ini menunjukkan bahwa empati juga ditujukan untuk memperkuat hubungan antar individu dalam suatu komunitas. Sikap saling menghargai dan memahami apa yang dirasakan oleh orang lain dapat menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis sekaligus meminimalkan konflik antar individu.
Jadi, empati adalah fondasi krusial untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan humanis. Hanya saja, rendahnya tingkat empati di kalangan masyarakat Indonesia menjadi salah satu tantangan besar yang wajib untuk diatasi. Hal ini lantaran Indonesia adalah negara multikultural yang rentan terhadap konflik sosial.
Maka dari itu, melalui edukasi, kampanye sosial, dan komunikasi yang humanis, diharapkan dapat tumbuh empati di kalangan individu sehingga tercipta lingkungan yang lebih suportif dan mampu memahami satu sama lain.
Sebagai individu, kita semua juga memiliki peran penting untuk senantiasa meningkatkan empati, baik dalam lingkungan kecil seperti keluarga maupun lingkungan yang lebih luas seperti masyarakat. Dengan memiliki empati, kita tidak hanya akan bisa menciptakan hubungan yang lebih baik dengan orang lain, tetapi juga turut berkontribusi dalam membangun negara dan bahkan dunia yang lebih adil, harmonis, dan humanis.