Face Recognition: Teknologi Baru di Stadion GBK

Bayangkan kamu sedang bersiap-siap untuk menyaksikan laga Timnas Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Semangat dan antusiasmemu menggebu-gebu serta tidak sabar untuk segera masuk ke stadion. Namun ada satu perubahan yang cukup mencolok di stadion satu ini, yakni saat kamu masuk, kamu tidak hanya harus membawa tiket fisik.

Kini, wajahmu ibarat sudah menjadi “tiket” masuk yang sah ke dalam GBK berkat adanya teknologi face recognition atau identifikasi wajah. Teknologi ini menjadi banyak perbincangan insan sepak bola Indonesia pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia melawan Jepang.

face recognition

Apa Itu Teknologi Face Recognition?

Secara umum, face recognition atau pengenalan wajah adalah sebuah teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi setiap individu melalui analisis fitur wajah. 

Sistem ini bekerja dengan cara mencocokkan data wajah yang terekam dengan database yang tersimpan dalam sistem. Jadi, saat kamu memasuki GBK, wajahmu dipindai secara otomatis dan sistem akan langsung memvalidasi identitasmu. Sebenarnya, sistem semacam ini sudah banyak diterapkan di sejumlah stasiun dan bandara di Indonesia.

Sementara itu, di stadion GBK, teknologi face recognition diterapkan melalui sistem yang disebut Garuda ID. Jadi, saat melakukan pembelian tiket, semua pembeli diwajibkan untuk melakukan pendaftaran menggunakan identitas serta foto wajah mereka.

Selain melakukan face recognition, setiap penonton yang akan memasuki stadion juga diwajibkan untuk melewati bagian pemeriksaan barang hingga validasi tiket. Dengan adanya teknologi pengenalan wajah ini, kini keamanan stadion makin meningkat dan bahkan mengurangi potensi masuknya penonton tanpa tiket.

Tujuan Diterapkannya Face Recognition di GBK

Beberapa dari kamu mungkin masih penasaran mengapa teknologi face recognition juga diterapkan di stadion seperti GBK. Berikut beberapa alasan utamanya:

1. Meningkatkan keamanan

Seperti yang disinggung di atas, face recognition dapat digunakan untuk meningkatkan sistem keamanan stadion. Dengan adanya teknologi ini, penonton yang tidak memiliki tiket tidak bisa lagi menyelinap masuk. Sistem ini juga membantu memastikan bahwa hanya pemilik tiket resmi yang bisa masuk ke area stadion. Di sisi lain, hal ini juga dapat mengurangi risiko kepadatan stadion yang tak terkendali.

2. Meningkatkan pengalaman saat menonton

Buat kamu yang hobi nonton pertandingan bola langsung di stadion, tentunya sudah tidak asing lagi dengan kasus-kasus penonton yang masuk ke stadion tanpa tiket, seperti saat Indonesia melawan Australia. Dengan face recognition, hal semacam itu bisa dihindari.

3. Mempermudah proses masuk

Meskipun ada beberapa tahapan yang harus kamu lalui untuk bisa masuk ke GBK, penerapan teknologi face recognition membuat proses ini menjadi lebih tertata. Sebab, kamu hanya perlu memindai wajah di perangkat yang sudah disediakan dan sistem akan langsung memberikan akses jika data sudah sesuai.

Itulah beberapa alasan mengapa teknologi seperti face recognition mulai diterapkan di sejumlah fasilitas publik, seperti di stadion GBK. Selain untuk meningkatkan keamanan dan mempermudah akses, penerapan teknologi canggih ini juga sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia sudah siap bersaing dalam era digital.

Sejarah Ditemukannya Teknologi Face Recognition

Teknologi face recognition pada dasarnya bukan inovasi yang ditemukan baru-baru ini. Justru produk teknologi ini sudah ada sejak tahun 1964. Berikut adalah perjalanan panjang ditemukan dan dikembangkannya teknologi face recognition:

1. Eksperimen di tahun 1960-an

Face recognition pertama kali dikembangkan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh ahli matematika dan komputer, Woodrow Wilson Bledsoe pada 1964. Pada saat itu, Bledsoe mencoba melihat apakah komputer dapat mengenali wajah manusia.

Menggunakan peralatan pemindai sederhana, Bledsoe dan timnya berupaya untuk memetakan fitur-fitur wajah manusia, seperti mata, hidung, dan bentuk rambut. Namun, pada percobaan pertama ini, hasilnya masih jauh dari kata sempurna karena adanya masalah teknis, seperti pencahayaan dan pergerakan wajah.

2. Kemajuan pada 1970-an hingga 1990-an

Beberapa tahun berikutnya, teknologi face recognition mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Beberapa inovasi baru seperti fisherfaces dan eigenface mulai diperkenalkan. Kedua pendekatan ini menggunakan metode matematika untuk mampu mengenali wajah secara lebih detail sehingga hasilnya lebih akurat dibandingkan sebelumnya. Namun, hasilnya tersebut masih belum sempurna untuk bisa digunakan secara komersial.

3. Penggunaan di awal tahun 2000-an

Tahun 2001 menjadi salah satu momen terpenting dalam perkembangan teknologi face recognition. Otoritas keamanan Amerika Serikat menjadi yang pertama kali menggunakan face recognition dalam kerumunan penonton Superbowl XXXV. 

Kendati saat itu akurasinya masih belum sempurna, justru penerapan teknologi ini memicu banyak pro dan kontra, khususnya masalah pribadi. Namun, insiden ini juga yang mendorong lahirnya kebijakan baru terkait perlindungan data pribadi.

4. Penerapan di era modern 2010-an

Seiring dengan kemajuan teknologi, face recognition ikut mengalami kemajuan pesat di tahun 2010-an. Salah satunya terjadi pada 2011, yakni saat sistem ini membantu para otoritas untuk mengonfirmasi identitas Osama bin Laden. Selain itu, pada periode yang sama teknologi face recognition digunakan pada platform Facebook untuk penanda wajah pada foto yang diunggah ke platform tersebut.

5. Meningkatnya akurasi pemindaian

Seiring dengan berkembangnya algoritma AI, tingkat akurasi face recognition ikut mengalami peningkatan pesat. Pada tahun 2014, tingkat kesalahan pemindaian wajah masih berada di angka sekitar 4,1%. Namun, pada tahun 2020, tingkat kesalahan menurun drastis dan menjadi hanya 0,08%.

Ini menunjukkan bahwa face recognition bisa digunakan secara komersial. Buktinya, fasilitas publik seperti bandara, stasiun, stadion olahraga, hingga transaksi perbankan sudah menerapkan teknologi ini untuk meningkatkan keamanan.

Jadi, face recognition bukan hanya sekadar inovasi teknologi. Namun, inovasi ini juga dapat dianggap sebagai bentuk adaptasi masyarakat terhadap penggunaan teknologi yang awalnya menimbulkan banyak perdebatan. Kini, face recognition sudah banyak diterapkan di berbagai fasilitas publik di Tanah Air, salah satunya di GBK dan ini menunjukkan bahwa Indonesia turut menjadi bagian dari sejarah panjang salah satu inovasi ini.

Leave a Reply