7 Cara Agar Tidak Ketergantungan AI, Wajib Tahu!

Terlalu sering menggunakan AI bisa berdampak buruk terhadap kemampuan berpikir. Yuk, simak di sini cara agar tidak ketergantungan AI.
Sumber : Envato

Banyak dari kamu mungkin sudah terbiasa menggunakan AI generatif seperti ChatGPT, Google Gemini, Grox, dan lain sebagainya untuk menghasilkan produk visual, tulisan, menjawab pertanyaan, atau sekadar mencari inspirasi. Hasilnya memang cepat, praktis, dan mayoritas cukup memuaskan, bukan?

Namun, akhir-akhir ini pernahkah kamu merasa kesulitan menyelesaikan pekerjaan atau tugas kuliah tanpa bantuan AI? Kalau iya, mungkin kamu sedang mengalami ketergantungan. Memang, AI sangat membantu, tetapi jika kamu terlalu sering menggunakannya, maka yang ada kamu kehilangan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas. Oleh sebab, penting banget untuk mulai mencari tahu cara agar tidak ketergantungan AI.

AI Memang Helpful, Tapi Jangan Kebablasan

Kita tidak bisa menutup mata bahwa AI memang sangat membantu. Namun, seperti kata pepatah, “Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.” Pun begitu dengan penggunaan AI.

Sebuah studi dari Technology in Society pada tahun 2024 yang dikutip oleh majalah Forbes, menyebutkan bahwa pengguna yang merasa AI sangat personal, cerdas, dan interaktif berisiko tinggi akan mengalami keterikatan secara emosional hingga mengalami kecanduan. Bahkan, penggunaan AI juga bisa memberikan efek “flow experience” yang membuat pengguna merasa nyaman dan betah menggunakannya berlama-lama.

Terlebih banyak AI generatif saat ini yang sengaja dirancang agar terasa seperti teman dekat. Mereka mampu memberikan respons dengan bahasa yang sopan, penuh empati, dan siap membantu kamu kapan saja tanpa menghakimi. Wajar saja jika pada akhirnya kamu akan merasa lebih nyaman berinteraksi dengan AI dibanding dengan manusia.

Namun perlu dipahami bahwa kenyamanan itu lambat laun akan menjadi jebakan. Tanpa kamu sadari, kamu akan mulai kehilangan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan parahnya menjauh dari lingkungan sosial. Nah, di sinilah batas tipis antara “membantu” dan “mengendalikan” mulai kabur.

Dampak Ketergantungan AI

ketergantungan AI
Sumber : Envato

Ketergantungan pada AI ternyata bukan hanya soal terlalu sering menggunakan teknologi ini. Ketergantungan pada kecerdasan buatan juga ada kaitannya dengan dampak psikologis, sosial, dan bahkan kemampuan kamu dalam berpikir kritis.

Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa dampak buruk apabila kamu ketergantungan AI:

1. Kehilangan kemampuan berpikir kritis

Salah satu dampak negatif dari ketergantungan AI adalah menurunnya kemampuan berpikir kritis. Sebab, ketika kamu menerima begitu saja semua jawaban dari AI tanpa menyaringnya terlebih dahulu, lambat laun kamu akan kehilangan kemampuan untuk berpikir dan bahkan menganalisis sendiri. Tentu, ini bisa menjadi ancaman nyata, khususnya bagi pengguna yang masih di usia sekolah, mahasiswa, atau bahkan usia produktif.

2. Demotivasi dan kemalasan berpikir

AI memang sangat helpful, terutama untuk pekerjaan yang sifatnya repetitif. Namun jika terlalu sering digunakan untuk mengerjakan hal-hal yang membutuhkan kemampuan berpikir dan kreativitas, maka pengguna akan terbiasa dengan hasil instan. Akibatnya, kamu akan menjadi individu yang malas berpikir, malas mempelajari hal baru atau bahkan menyelesaikan masalah secara mandiri.

3. Muncul rasa kecemasan

Melansir laman Klikdokter, ketergantungan pada AI juga bisa berdampak pada kondisi psikologis. Salah satu kondisi yang muncul karena efek ketergantungan ini adalah kecemasan. Jadi, ketika kamu merasa gelisah saat AI tidak bisa diakses atau merasa sering ragu karena terlalu bergantung pada output AI, bisa jadi ini adalah tanda awal kecemasan digital.

4. Isolasi sosial

Terlalu sering berinteraksi dengan AI bisa membuat kamu tidak memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain. Jika ini terjadi secara terus-menerus, akibatnya kamu akan merasa terisolasi dan kesepian mengingat kamu kehilangan kemampuan untuk bersosialisasi dengan manusia.

5. Penurunan kreativitas

Kalau kamu terlalu sering mengandalkan AI, tanpa kamu sadari kreativitasmu akan menurun. Hal ini lantaran AI cenderung memberikan output yang “siap pakai”. Jadi, kamu hanya perlu memilih, menyalin, dan menggunakannya. Memang praktis, tetapi lama-lama kamu akan kehilangan kemampuan berpikir secara kreatif.

Sementara itu, melansir laman Cleveland Clinic, kecanduan pada hal yang bersifat non-substansi seperti ketergantungan pada AI bisa memengaruhi cara kerja otak dan berdampak pada hubungan sosial serta kualitas hidup secara keseluruhan. Jadi, jangan anggap sepele penggunaan AI secara berlebihan.

7 Cara Agar Tidak Ketergantungan AI

ketergantungan AI
Sumber : Envato

Di bawah ini beberapa langkah yang bisa kamu terapkan agar tidak ketergantungan AI:

1. Tetapkan batas waktu dan tujuan penggunaan

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah membuat batasan waktu dan tujuan penggunaan AI yang jelas. Misalnya, kamu bisa menggunakan AI hanya untuk melakukan brainstorming  selama 30 menit.

Jika kamu meminta AI untuk menyusun seluruh ide atau tulisan, pastikan kamu tetap melakukan editing secara manual dan mandiri. Dengan begitu, pikiran kamu tetap terlatih untuk berpikir secara mandiri.

2. AI adalah referensi, bukan solusi utama

Cara agar tidak ketergantungan AI yang selanjutnya adalah menjadikan teknologi ini sebagai referensi, bukan solusi utama dari semua pertanyaan kamu. Kamu bisa mengambil informasi dari AI, lalu analisis sendiri dengan logika dan pengalaman kamu. Lagi pula, tidak semua yang dihasilkan AI sesuai dengan data terkini. Dengan kata lain, kamu tetap harus melakukan fact checking secara manual.

3. Latih daya pikir kritis dan analitis

Untuk mengurangi ketergantungan AI, cobalah untuk menantang dirimu sendiri dengan mencari informasi dari berbagai sumber menggunakan Google. Jangan hanya menggunakan AI. Boleh-boleh saja menggunakan AI, tetapi setelah itu lakukan analisis dan fact checking secara manual mengingat AI tetap memiliki keterbatasan dalam hal penyajian data. 

4. Kurangi kebiasaan curhat dengan AI

Akhir-akhir ini, curhat dengan AI memang sedang menjadi tren. Pasalnya, AI dianggap mampu menjadi pendengar yang baik dan tidak menghakimi. Namun jawaban AI sering kali bias terhadap opini kamu. Jika ini terjadi secara terus-menerus, maka kamu akan kehilangan kemampuan berinteraksi secara sehat dengan manusia. Padahal, masukan yang bersifat mengoreksi atau mengkritik adalah bagian penting dari interaksi antarmanusia yang membantu kamu berkembang dan belajar untuk melihat sudut pandang lain.

5. Sadari tanda-tanda ketergantungan

Kalau kamu sering merasa cemas jika tidak bisa mengakses AI atau merasa selalu ingin menggunakan AI, hati-hati. Itu tandanya, kamu sudah di fase kecanduan dan segera lakukan evaluasi untuk mengubah pola penggunaan AI kamu.

6. Lakukan digital detoks

Cara agar tidak ketergantungan AI adalah dengan melakukan digital detoks. Jadi, kamu harus meluangkan waktu khusus dalam sehari atau seminggu tanpa menggunakan teknologi sama sekali, termasuk AI. Awalnya mungkin sulit tetapi efektif untuk membantumu kamu kembali terkoneksi dengan dunia nyata. Cara ini juga efektif untuk mengistirahatkan otak yang mendapatkan terlalu banyak stimulasi.

7. Gunakan AI untuk improving, bukan menggantikan

Jadikan AI sebagai alat bantu untuk membantu meningkatkan kualitas kerja atau proses belajar kamu. Jangan jadikan AI untuk sepenuhnya menggantikan kamu. Sebab, AI bukan pengganti pikiran manusia, melainkan pelengkapnya.

Jadi, ketergantungan AI tidak terjadi secara instan, melainkan secara perlahan dan sering kali tak disadari. Namun kamu mencegahnya dengan menerapkan beberapa cara agar tidak ketergantungan AI seperti yang disebutkan di atas. Ingat, AI adalah alat bantu, bukan pengganti pikiran manusia.

Leave a Reply