Apa Itu Detoksifikasi Rumah? Ini Definisi dan Cara Melakukannya

Rumah lebih dari sekadar tempat beristirahat. Rumah juga menjadi tempat berlindung yang seharusnya memberikan rasa aman dan nyaman bagi penghuninya. Namun, tanpa disadari, rumah juga menjadi sarang bagi berbagai macam racun dan kuman yang bisa membahayakan kesehatan para penghuni.

Adanya zat berbahaya hingga kuman di dalam rumah bisa berasal dari berbagai sumber, mulai dari penggunaan bahan kimia sehari-hari, udara yang tidak bersih, hingga debu dan kotoran yang keluar masuk dari rumah. Itulah sebabnya penting untuk melakukan detoksifikasi rumah secara berkala guna menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan tempat tinggal kita. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan detoksifikasi rumah?

Apa Itu Detoksifikasi Rumah?

Detoksifikasi Rumah

Secara umum, detoksifikasi rumah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk membersihkan rumah dari berbagai jenis racun, kuman, maupun polutan yang dapat mengancam kesehatan para penghuni rumah. Proses detoksifikasi ini sendiri mirip dengan detoks tubuh yang difokuskan pada proses pembersihan tubuh dari zat-zat berbahaya yang dapat mengganggu fungsi organ tubuh.

Dalam konteks rumah, detoksifikasi ditujukan untuk menciptakan lingkungan rumah yang lebih sehat dan bebas dari zat-zat berbahaya. Melansir laman Jennifer Adams’, detoksifikasi rumah juga soal menciptakan lingkungan rumah yang lebih sehat dan mampu membawa kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang-orang terkasih di bawah satu atap yang sama.

Lebih lanjut, detoksifikasi rumah juga tak hanya mencakup proses pembersihan fisik, seperti menyapu dan mengepel. Proses ini juga melibatkan upaya untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia beracun yang terkandung dalam produk sehari-hari, memastikan sirkulasi udara yang baik di dalam rumah, dan meminimalkan potensi kontaminasi dari luar rumah.

Dengan melakukan detoksifikasi rumah secara rutin, maka kamu bisa memastikan bahwa rumahmu benar-benar menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk ditinggali bersama orang-orang terkasih.

Kapan Detoksifikasi Rumah Harus Dilakukan

Detoksifikasi Rumah

Detoksifikasi rumah ada baiknya dilakukan secara berkala, minimal satu kali dalam setahun. Namun, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kegiatan ini ada baiknya dilakukan lebih rutin.

Bila kamu atau mungkin anggota keluarga kamu mengalami gejala seperti mudah lelah, gangguan pencernaan, iritasi kulit, maupun alergi yang tidak jelas penyebabnya, itu artinya rumah kamu harus segera didetoksifikasi.

Di samping itu, bila ada perubahan yang cukup signifikan dalam kualitas udara di rumah, seperti munculnya bau tidak sedap atau udara terasa pengap, ini juga menjadi indikasi bahwa detoksifikasi diperlukan.

Musim hujan misalnya, ruangan di dalam rumah akan cenderung mengalami kelembapan lebih tinggi. Hal ini bisa memicu terjadinya pertumbuhan jamur dan dalam jangka waktu tertentu, jamur tersebut bisa membahayakan kesehatan. Sebab itu, perlu segera dilakukan pembersihan rumah secara menyeluruh.

Detoksifikasi rumah juga harus dilakukan setelah renovasi rumah atau mungkin membeli furnitur baru. Nah, yang terakhir tersebut sangat dianjurkan karena ada kemungkinan peningkatan kandungan bahan kimia pada furnitur yang dapat memengaruhi kualitas udara di dalam rumah.

Cara Melakukan Detoksifikasi Rumah

Detoksifikasi Rumah

Melakukan detoksifikasi rumah tidaklah sulit. Ada banyak sekali langkah mudah yang bisa kamu lakukan untuk memastikan rumah kamu bersih dan sehat. Berikut di antaranya:

1. Rajin membersihkan kasur

Biasanya hanya area-area itu saja yang dibersihkan di dalam rumah. Sementara itu, ranjang yang digunakan setiap hari dan bahkan bersentuhan dengan tubuh kamu sering kali luput saat kamu melakukan bersih-bersih.

Padahal, ranjang tidur adalah sarang tungau yang bisa menyebabkan reaksi alergi, terutama pada pagi hari. Untuk itu, saat detoksifikasi rumah, jangan lupa untuk membersihkan kasur menggunakan vacuum cleaner bila memungkinkan. Bila memungkinkan, jemur kasur, bantal dan guling. Cuci pula seprei menggunakan air panas dan sabun untuk membunuh kuman dan tungau.

2. Jangan memakai sepatu di dalam rumah

Sebenarnya poin yang kedua ini jarang dilakukan oleh sebagian besar rumah tangga di Indonesia. Namun tetap masih ada beberapa rumah tangga yang bahkan membiasakan memakai sepatu di dalam rumah. Hal ini ada baiknya untuk dihindari karena sepatu yang biasa digunakan di luar ruangan memiliki banyak kuman, bakteri, dan bahkan pestisida.

Bila senyawa dan bakteri masuk ke dalam rumah melalui sepatu, otomatis bisa membahayakan kesehatan tubuh penghuni rumah. Untuk itu, upayakan untuk memakai dan melepaskan sepatu di luar dan sediakan alas kaki khusus untuk di dalam rumah.

3. Rajin membersihkan tempat sampah

Langkah selanjutnya untuk melakukan detoksifikasi rumah adalah dengan menjaga kebersihan tempat sampah. Rajin-rajinlah untuk mengosongkan tempat sampah, kalau bisa setiap hari. Hindari kebiasaan membersihkan tempat sampah hanya saat sampah sudah menumpuk.

Agar makin bersih dan rumah bebas dari gangguan kesehatan, bersihkan tempat untuk menaruh sampah dengan menggunakan sabun dan sikat serta dikeringkan di bawah sinar matahari. Bila terasa merepotkan, gunakan plastik khusus sampah pada tong sampah. Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah dalam menjaga kebersihan tempat sampah.

4. Memerhatikan kebersihan udara

Udara di dalam rumah bisa jauh lebih tercemar dibanding udara luar. Untuk itu, gunakan pembersih udara atau sistem ventilasi yang baik untuk memastikan sirkulasi udara tetap bersih. Kamu juga bisa menambahkan tanaman hijau di dalam rumah yang bisa digunakan untuk membantu menyaring udara.

5. Membersihkan spons cuci piring

Spons cuci piring yang digunakan sehari-hari kemungkinan besar menjadi tempat bersarangnya 320 juta patogen bakteri. Bakteri-bakteri ini kemungkinan bisa menyebabkan timbulnya penyakit pada penghuni rumah. Sebab, umumnya spons digunakan dalam jangka waktu lama bahkan hingga bentuknya sudah tidak berbentuk lagi.

Untuk itu, rajin-rajinlah mengganti spons cuci piring untuk menghindari masalah kesehatan. Tentunya, kamu pasti tidak mau sudah capek-capek mencuci piring tetapi malah menambah sumber kuman dan bakteri di dalam rumah.

6. Bersihkan saluran pembuangan

Saluran pembuangan juga menjadi sarang kuman dan bakteri yang membahayakan kesehatan. Maka dari itu, rutin bersihkan saluran pembuangan tanpa harus menunggu mampat atau menimbulkan bau terlebih dahulu.

Kamu bisa membersihkan saluran pembuangan dengan menggunakan air mendidih yang dicampurkan dengan bikarbonat. Agar tidak ada penyumbatan, kamu bisa menggunakan cuka setiap minggu untuk menghilangkan bahan-bahan beracun seperti asam sulfat atau alkali.

7. Rajin ganti keset dan handuk

Keset dan handuk adalah barang sehari-hari yang sering terkena air. Akibatnya, terjadi kelembapan yang dapat menjadi tempat bersarangnya kuman dan bakteri. Untuk itu, pastikan untuk mengganti handuk dan keset setidaknya setiap dua minggu sekali. Kamu juga bisa rutin menjemurnya untuk menghindari bau dan lembap.

Jadi, detoksifikasi rumah merupakan langkah penting dalam menjaga kebersihan, kesehatan, dan kenyamanan tempat tinggal. Dengan menghilangkan bau, racun, kuman, dan polutan dari dalam rumah, maka kamu tak hanya melindungi diri sendiri dan keluarga dari berbagai penyakit tetapi juga menciptakan lingkungan tinggal yang bersih dan nyaman.

Leave a Reply