Kamu punya rencana untuk membeli atau menjual properti? Ada banyak faktor yang harus kamu pertimbangkan terlebih dahulu, salah satunya adalah soal Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). NJOP sering kali menjadi acuan dalam menentukan harga properti sekaligus dasar perhitungan pajak properti, seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Namun, masih banyak orang yang bingung mengenai apa itu NJOP, bagaimana cara menghitungnya, dan mengapa NJOP penting dalam transaksi properti.
NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) adalah harga rata-rata yang didapatkan dari transaksi jual beli properti yang diselenggarakan secara wajar. Jika tidak ada transaksi jual beli, maka NJOP ditetapkan sesuai dengan perbandingan harga dengan properti sejenis, nilai jual pengganti, atau nilai perolehan baru yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
NJOP juga digunakan sebagai dasar dalam perhitungan pajak properti dan menjadi patokan harga minimum dalam jual beli properti. Berikut beberapa fakta penting terkait NJOP:
Untuk lebih memahami perhitungan NJOP, berikut contohnya: Jika sebuah tanah memiliki luas 100 m² dan NJOP tanah di kawasan tersebut adalah Rp1.000.000/ m², maka nilai NJOP tanahnya adalah:
Namun, jika terdapat bangunan di atasnya dengan luas 100 m² dan NJOP bangunan adalah Rp1.000.000/ m², maka:
Jadi, total NJOP properti tersebut adalah:
Dengan mengetahui NJOP, maka kamu bisa memperkirakan harga wajar suatu properti dan potensi pajak yang harus dibayarkan.
Penetapan dan penggunaan NJOP sebagai dasar pengenaan pajak properti telah diatur dalam sejumlah peraturan hukum. Berikut beberapa dasar hukum di Indonesia yang mengatur NJOP
UU ini mengatur bahwa NJOP menjadi dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang kini juga menjadi pajak daerah. Selain itu, UU ini juga menyebutkan bahwa pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam menetapkan NJOP sesuai dengan kondisi wilayahnya.
UU ini menjelaskan bahwa NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Selain itu, UU ini juga memberikan wewenang kepada Menteri Keuangan dalam menetapkan NJOP untuk keperluan pajak.
Peraturan ini berisi tentang panduan teknis bagi pemerintah daerah dalam menetapkan NJOP. Di dalamnya juga mengatur tentang metode dan standar penilaian yang harus diterapkan dalam menentukan NJOP.
Masing-masing pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam menetapkan NJOP melalui Peraturan Daerah. Perdas juga mengatur tentang penetapan NJOP yang harus mengacu pada peraturan di atasnya, termasuk UU dan Peraturan Menteri Keuangan.
Semua dasar hukum NJOP penting untuk dipahami bagi para pemilik properti dan calon pembeli. Hal ini agar mereka dapat memahami kewajiban pajaknya serta haknya jika ingin mengajukan keberatan terhadap penetapan NJOP.
NJOP tak hanya berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak dan transaksi properti. Berikut beberapa fungsi utama NJOP yang harus kamu pahami.
Seperti yang disebutkan di atas, NJOP digunakan sebagai acuan utama dalam perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
PBB = (NJOP – NJOPTKP) × Tarif PBB
(NJOPTKP adalah NJOP Tidak Kena Pajak yang jumlahnya ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat)
BPHTB = 5% × (NJOP – Nilai Tidak Kena Pajak)
Makin tinggi NJOP suatu properti, maka makin besar pula pajak yang harus dibayarkan.
Meskipun NJOP bukan harga pasar, NJOP kerap dijadikan harga minimum dari harga jual properti, khususnya dalam transaksi yang melibatkan pemerintah maupun lembaga keuangan.
Bank dan lembaga keuangan umumnya menggunakan NJOP sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam menyalurkan kredit properti seperti KPR. Properti dengan NJOP yang tinggi cenderung lebih mudah mendapatkan pinjaman karena dianggap memiliki nilai yang lebih stabil.
Kenaikan NJOP di suatu daerah kerap kali menunjukkan bahwa wilayah tersebut mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini sekaligus menjadi acuan bagi investor dan pengembang properti dalam menentukan daerah investasi mereka.
NJOP juga kerap digunakan oleh pemerintah daerah untuk merencanakan pembangunan dan mengalokasikan anggaran sesuai dengan potensi ekonomi suatu wilayah.
Jadi, NJOP adalah komponen penting dalam transaksi properti dan perpajakan. Dengan memahami NJOP, maka kamu bisa menentukan harga properti secara wajar, menghitung pajak yang harus kamu bayarkan, dan memahami potensi kenaikan nilai properti di masa depan.
Perlu diingat pula bahwa NJOP bukan harga pasar, tetapi acuan harga minimum. NJOP juga digunakan sebagai dasar penghitungan pajak properti dan bahkan bisa menjadi indikator pertumbuhan suatu wilayah.