Baterai Al-ion, Diklaim Awet Hingga 30 Tahun

Pernah enggak kamu membayarkan bisa punya smartphone, laptop, atau bahkan kendaraan listrik yang baterainya bisa bertahan hingga lebih dari 10 tahun tanpa menurun sedikit pun performanya? Kedengarannya memang seperti teknologi di masa depan. Namun, para peneliti baru-baru ini mengembangkan baterai jenis baru, yakni baterai aluminium-ion (Al-ion) yang diklaim mampu bertahan hingga 30 tahun.

Inovasi teknologi satu ini seolah menjawab berbagai keluhan terkait kelemahan baterai lithium-ion (Li-ion) yang selama ini mendominasi pasar. Dengan umur pakai yang jauh lebih panjang, efisiensi lebih tinggi, dan bahkan ramah lingkungan, Al-ion bisa menjadi inovasi yang dapat mengubah cara kita dalam menyimpan dan menggunakan energi. 

Namun, benarkah baterai Al-ion sebaik klaimnya? Simak selengkapnya di bawah ini.

Temuan Baru, Baterai Al-ion Awet Hingga 30 Tahun

baterai Al-ion

Para peneliti dari American Chemical Society (ACS) menemukan bahwa baterai Al-ion mampu mempertahankan 99% kapasistas dayanya setelah 10.000 siklus pengisian dan pengosongan daya. Sebagai perbandingan, baterai Li-ion hanya mampu bertahan sekitar 500-1500 siklus atau setara dengan 2-3 tahun pemakaian normal sebelum daya tahannya mengalami penurunan drastis.

Kunci keunggulan baterai Al-ion sendiri terletak pada desain solid-state dan penggunaan elektrolit khusus. Teknologi ini dapat membantu mengatasi masalah umum yang kerap terjadi pada baterai Li-ion, seperti degradasi kapasitas dan risiko keamanan akibat masalah overheating atau kebocoran elektrolit.

Selain itu, Al-ion dibuat menggunakan fluoromethylene carbonate sebagai lapisan pelindung pada elektroda. Fungsi senyawa ini adalah untuk mencegah pembentukan kristal aluminium yang bisa merusak baterai. Inilah yang membuat baterai satu ini mampu bertahan hingga puluhan tahun tanpa mengalami penurunan kualitas kinerja yang signifikan.

Dengan daya tahan yang luar biasa ini, baterai Al-ion berpotensi menjadi game-changer di industri teknologi. Namun, hal ini kemudian memunculkan pertanyaan, apakah ini artinya smartphone kita bisa bertahan selama 30 tahun?

Baterai Al-ion, Cocok untuk Produk Jangka Panjang

Meskipun terdengar cukup menarik untuk smartphone, faktanya baterai Al-ion lebih cocok untuk perangkat yang memang dikembangkan untuk bertahan lama, seperti:

  • Mobil listrik: Dapat menghilangkan kebutuhan pergantian baterai yang mahal.
  • Panel surya dan energi terbarukan: Membantu menyimpan energi yang lebih stabil dan efisien.
  • Perangkat industri dan militer: Dapat membantu mengurangi biaya perawatan dan pergantian baterai.

Apabila Al-ion dipakai di smartphone, maka akan terjadi masalah pada siklus hidup perangkat itu sendiri. Bayangkan saja bila kamu memiliki smartphone yang baterainya awet hingga 30 tahun, tetapi fitur-fiturnya sudah ketinggalan dalam 5 tahun pertama. Akhirnya, meskipun baterainya masih awet, kamu mungkin tetap harus mengganti ponsel dengan model baru. Belum lagi, banyak aplikasi yang membutuhkan spesifikasi smartphone tertentu untuk bisa dipasang.

Oleh sebab itu, meskipun Al-ion cukup menjanjikan, penggunaannya lebih cocok untuk perangkat yang tidak cepat usang dan membutuhkan ketahanan jangka panjang, seperti motor atau mobil listrik.

Baterai Al-ion Lebih Efisien dan Ramah Lingkungan

baterai Al-ion

Meskipun baterai Li-ion cukup menjanjikan untuk menjadi gebrakan baru di dunia teknologi, ada tantangan besar yang harus dihadapi. Salah satunya adalah soal biaya produksi yang tinggi, risiko kebakaran, hingga sulitnya proses daur ulang.

Di sisi lain, baterai Al-ion sendiri masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut. Bahkan, para peneliti belum bisa memastikan kapan baterai Al-ion mulai bisa diperkenalkan ke publik di sebuah perangkat.

Namun, sisi positifnya adalah baterai Al-ion hadir sebagai sebuah solusi yang lebih aman dan mendukung konsep berkelanjutan. Berikut beberapa keunggulan baterai Al-ion:

  • Lebih efisien

Al-ion tak hanya tahan lebih lama dibanding pendahulunya, tetapi juga memiliki efisiensi daya yang jauh lebih besar. Menariknya, baterai ini mampu mempertahankan kinerjanya dengan baik bakan pada suhu ekstrem mencapai 200 derajat Celcius. Keunggulan inilah yang membuat baterai Al-ion ideal untuk berbagai kondisi lingkungan, termasuk daerah yang panas.

  • Lebih aman

Baterai Li-ion sering mengalami masalah overheating yang berisiko menyebabkan kebakaran atau bahkan ledakan. Berbeda dengan Al-ion, inovasi baterai satu ini lebih stabil dan memiliki risiko kebakaran yang jauh lebih rendah karena memiliki desain solid-state.

  • Lebih ramah lingkungan

Mengingat masa pakainya yang lebih lama, Al-ion bisa mengurangi jumlah limbah elektronik yang juga banyak dihasilkan oleh baterai konvensional, seperti Li-ion. Di samping itu, material utama yang digunakan dalam baterai ini juga cenderung mudah didaur ulang sehingga bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk masa depan bumi.

Dengan semua keunggulan ini, Al-ion bisa menjadi inovasi teknologi yang lebih efisien, aman, dan mendukung konsep berkelanjutan.

Jadi, Al-ion bisa menjadi salah satu inovasi teknologi yang paling menjanjikan saat ini. Dengan masa pakai mencapai 30 tahun, efisiensi tinggi, dan keamanan serta keberlanjutan yang lebih baik dibanding pendahulunya, baterai Al-ion berpotensi mengubah lanskap banyak industri, mulai dari energi terbarukan hingga otomotif.

Namun, untuk penggunaan sehari-hari seperti smartphone, baterai Al-ion mungkin tidak cocok karena siklus hidup perangkat itu sendiri. Baterai yang tahan hingga bertahun-tahun mungkin tidak akan terlalu bermanfaat jika perangkatnya cepat ketinggalan zaman.

Kendati demikian, ada satu hal yang pasti, yakni Al-ion membawa harapan baru untuk teknologi baterai yang jauh lebih baik di masa depan. Untuk saat ini, para peneliti sedang melakukan pengembangan lebih lanjut sehingga belum tahu kapan baterai ini akan bisa dipasang pada sebuah perangkat dan diperkenalkan ke publik.

Leave a Reply