Begini Cara Mengatur Keuangan Keluarga Secara Syariah

Begini Cara Mengatur Keuangan Keluarga Secara Syariah
Sumber : Envato

Mampu mengelola keuangan pribadi adalah sebuah keharusan bagi siapa saja, termasuk mereka yang memutuskan ingin berkeluarga. Pasalnya, operasional rumah tangga membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik. Mengatur keuangan memang bukan hal yang mudah, namun bukan berarti tak bisa dilakukan.

Sama halnya dengan mengatur keuangan sendiri, keuangan keluarga juga harus dikelola dengan penuh ketelitian. Sebab, semakin bertambah anggota keluarga, semakin banyak pula kebutuhan finansial yang harus dipenuhi. Di antaranya seperti kebutuhan pokok sehari-hari, pendidikan anak, kesehatan, dan masih banyak lagi.

Di sisi lain, keuangan dapat memengaruhi kondisi harmonis rumah tangga. Ini lantaran sebagian besar konflik dalam rumah tangga dipicu karena masalah finansial.

Tata Cara Mengelola Keuangan Keluarga Secara Syariah 

Cara Mengatur Keuangan Keluarga
Sumber : Envato

Nah, Islam mengajarkan banyak hal tentang kehidupan, tak terkecuali soal mengatur keuangan dalam rumah tangga. Adapun tata cara mengelola keuangan keluarga menurut syariah Islam adalah sebagai berikut:

1. Menentukan skala prioritas keuangan

Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk bisa mengelola keuangan dalam rumah tangga dengan baik. Langkah pertama dimulai dengan memahami apa saja yang termasuk dalam kebutuhan keluarga. Misalnya tagihan utilitas (air, listrik, telepon, internet, dll), cicilan rumah, kendaraan, tabungan, kesehatan, dan lain sebagainya.

Seluruh kebutuhan tersebut harus dibuat pos-posnya sendiri. Selain itu juga harus dipenuhi secara semestinya tanpa dilebih-lebihkan. Sementara dalam syariah Islam, prioritas keuangan dibagi menjadi empat jenis, yakni sedekah atau zakat, tabungan, utang, dan kebutuhan dalam berumah tangga.

Sementara dalam rumah tangga, ada tiga jenis kebutuhan, yakni:

  • Kebutuhan primer: Merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia dan diperkirakan dapat membantu mewujudkan lima tujuan utama dalam syariah. Di antaranya memelihara jiwa, kehormatan, keturunan, akal, dan agama. Sementara itu, kebutuhan primer dalam keluarga meliputi pangan, papan, kesehatan, pengetahuan, dan rasa aman.
  • Kebutuhan sekunder: Kebutuhan sekunder ialah kebutuhan yang tujuannya untuk memudahkan kehidupan sehari-hari agar terbebas dari kesulitan. Kebutuhan ini baru bisa dipenuhi setelah kebutuhan primer. Di samping itu, kebutuhan sekunder juga masih bisa mewujudkan lima tujuan utama dalam syariah Islam.
  • Kebutuhan pelengkap: Adapun yang dimaksud dengan kebutuhan pelengkap merupakan seluruh kebutuhan yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan kebaikan keluarga. Pemenuhan kebutuhan pelengkap sangat bergantung pada jenis kebutuhan primer dan juga sekunder.

2. Menerapkan hidup hemat dan sederhana

Salah satu kunci utama dalam mengelola keuangan pribadi adalah mampu menjalani hidup hemat dan sederhana. Pun begitu jika sudah berkeluarga, meskipun penghasilan terus bertambah, bukan berarti pengeluaran juga harus bertambah.

Rasulullah dan para sahabat mengajarkan umat Islam untuk menjalani hidup sederhana, tak peduli seberapa banyak harta yang dimiliki. Hidup sederhana bukan berarti harus menjalani hidup miskin dan tak mampu memenuhi kebutuhan hidup.

Hidup sederhana yang dianjurkan dalam Islam adalah membatasi diri untuk tidak hidup secara berlebihan. Tak masalah hidup dengan banyak harta, asalkan sebagian harta tersebut digunakan untuk berbagai dengan orang-orang yang benar-benar membutuhkan. Ini agar harta yang dimiliki membawa manfaat bagi sendiri maupun orang lain.

3. Menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran

Cara mengatur keuangan yang selanjutnya adalah dengan memastikan pengeluaran tidak melebihi pemasukan. Bila dalam suatu keluarga hanya suami yang mencari nafkah, maka istri dianjurkan untuk menyesuaikan pengeluaran sesuai dengan batas pendapatan suami. 

Istri harus bisa mengatur pengeluaran seefisien mungkin. Caranya dengan menggunakan skala prioritas agar pengeluaran bisa dikontrol. Kebutuhan yang sifatnya paling krusial, seperti kebutuhan pokok, cicilan rumah, dan sebagainya, itulah yang harus diutamakan.

Dalam syariah Islam, pemasukan keluarga harus dikelola dengan prinsip kebutuhan di samping manfaat. Maksudnya adalah hanya berbelanja hal-hal yang benar-benar dibutuhkan dan juga bermanfaat.

4. Menerapkan sikap pertengahan dalam membelanjakan pendapatan

Umat Islam dianjurkan untuk menerapkan sikap pertengahan dalam menjalani hidup. Pun begitu dalam hal mengelola pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Cara membelanjakan pendapatan tak boleh berlebihan dan tak boleh terlalu ketat hingga banyak kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi dengan sempurna.

Mengatur keuangan keluarga dengan sikap berlebihan hanya akan merusak jiwa dan membuat pendapatan tak bermanfaat. Begitu juga dengan sikap kikir, pendapatan yang harusnya membawa manfaat malah justru menganggur dan tak membawa manfaat sama sekali.

5. Menentukan tujuan keuangan keluarga 

Dalam mengatur keuangan rumah tangga, baik suami maupun istri wajib menentukan tujuan keuangan keluarga. Ini agar perencanaan keuangan dapat dilaksanakan dengan baik. Berikut adalah beberapa tujuan keuangan keluarga:

  • Memenuhi kebutuhan jangka pendek: Adapun yang termasuk kebutuhan jangka pendek adalah pangan, sandang, papan, kesehatan, dan juga pendidikan. Kebutuhan satu ini mirip seperti kebutuhan primer yang mana harus dipenuhi terlebih dahulu agar keluarga dapat menjalani hidup layak.
  • Memenuhi kebutuhan jangka panjang: Tujuan keuangan jangka panjang termasuk dana pensiun, asuransi pendidikan untuk anak, tabungan ibadah haji, dan lain sebagainya. Dengan menentukan kebutuhan jangka panjang, maka finansial keluarga tidak akan terganggu karena sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.
  • Memberikan manfaat terhadap sekitar: Bila kebutuhan keluarga sudah terpenuhi, sudah memiliki tabungan untuk jangka panjang, maka wajib untuk berbagi ke sesama. Terutama ke orang-orang yang sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

6. Mengatur cash flow finansial keluarga

Agar tujuan keuangan keluarga tercapai, maka perlu dilakukan pencatatan cash flow keluarga. Caranya adalah sebagai berikut:

  • Mencatat jumlah pemasukan: Setiap pemasukan keluarga wajib masuk dalam pembukuan keuangan. Tujuannya untuk memudahkan pengecekan berapa banyak pemasukan keluarga yang didapat per bulan. Misalnya pemasukan dari gaji pokok, bonus dari kerja, bisnis sampingan, dan lain sebagainya.
  • Menyusun rencana pengeluaran bulanan: Bila sudah mengetahui jumlah pemasukan bulanan, saatnya menyusun anggaran pengeluaran. Jumlah pengeluaran harus dibuat sejelas-jelasnya dan tidak boleh lebih dari jumlah pendapatan agar tidak menimbulkan masalah finansial.
  • Membuat anggaran pengeluaran tahunan: Selain pengeluaran bulanan, ada baiknya juga membuat anggaran pengeluaran tahunan. Beberapa jenis kebutuhan tahunan antara lain seperti medical check-up, pendidikan anak, berbagi rezeki setiap hari raya, dan lain sebagainya. Penyusunan anggaran tahunan bisa dibuat dengan melihat evaluasi pengeluaran tahun sebelumnya.

Itulah tata cara mengatur keuangan keluarga secara syariah. Inti dari tips mengatur keuangan di atas adalah pengeluaran tidak boleh melebihi pendapatan, pembelanjaan pendapatan harus sesuai kebutuhan, serta tak boleh boros maupun terlalu kikir.

Jangan lupa juga untuk berbagi dengan sesama bila kebutuhan keluarga sudah terpenuhi. Ini agar pendapatan yang didapatkan tidak mendatangkan musibah, melainkan manfaat bagi keluarga sendiri dan tentunya orang lain.

Leave a Reply