Bagi umat muslim dunia, Rasulullah SAW adalah sosok yang dapat dijadikan panutan dalam menjalani kehidupan. Bahkan dalam mengelola pendapatan pun, Rasulullah juga memiliki banyak petuah yang dapat diterapkan di era sekarang. Kira-kira bagaimana cara mengatur pendapatan ala Rasulullah? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut.
Selain sebagai utusan Allah, Rasulullah adalah seorang pebisnis yang berhasil dalam mengelola usahanya. Jadi, tidak heran bila Rasul juga memiliki keahlian dalam mengatur pendapatan. Nah, berikut adalah sejumlah cara ala Rasulullah dalam mengatur penghasilan agar mendatangkan berkah.
Rutin mencatat pengeluaran per bulan adalah langkah pertama untuk mewujudkan financial freedom atau kemerdekaan finansial. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa Rasulullah juga menyarankan demikian? Ya, benar, Rasulullah menyarankan umatnya untuk berhati-hati dalam menggunakan pendapatan bulanan.
Dalam hadis riwayat Ibun Hibban dan Tirmidzi, Rasulullah bersabda bahwa ada empat perkara yang dipersoalkan di hari akhir pada manusia, yakni:
Coba lihat kembali poin terakhir di atas. Bagaimana, apakah kamu sudah menggunakan pendapatanmu untuk hal-hal yang bermanfaat? Boleh saja menggunakan pendapat sendiri untuk memanjakan diri. Namun jangan berlebihan, secukupnya saja dan utamakan kebutuhan pokok.
Cara mengatur keuangan pendapatan harian yang satu ini masih berkaitan dengan poin pertama. Maksudnya adalah jangan sampai jumlah pengeluaran kamu lebih besar dibanding penghasilan. Alih-alih mendapat manfaat, justru kamu akan merugi, seperti mengalami masalah finansial.
Agar pengeluaran tidak melebihi pendapatan, coba buat catatan keuangan. Di zaman sekarang ini, umumnya orang menggunakan pola 50-30-20 dengan detail sebagai berikut:
Mengingat umat muslim dianjurkan untuk rajin bersedekah, kamu bisa menggunakan pola 40-30-20-10. Berikut perinciannya:
Sedekah tidak harus diberikan ke orang lain yang bukan saudara. Bila ada anggota keluarga yang masih menjadi tanggung jawab kamu, utamakan dahulu keluarga. Baru setelah itu orang lain seperti fakir, miskin, dan anak yatim.
Tips mengatur pendapatan ala Rasulullah yang selanjutnya adalah tidak menumpuk harta. Boleh-boleh saja menabung atau menyimpan pendapatan dalam bentuk aset untuk kebutuhan hari tua. Sebab, ini termasuk melakukan kebaikan untuk diri sendiri. Namun ingat, jangan berlebihan.
Maksud dari tidak berlebihan di sini adalah jika harta ditumpuk tanpa tujuan yang jelas, misalnya untuk dipamerkan ke orang lain atau untuk menyombongkan diri. Jelas hal-hal seperti ini sangat tidak dianjurkan. Bukannya mendapat keberkahan, justru harta yang kamu kumpulkan akan membawa musibah.
Selain untuk kebutuhan hari tua, harta berlebih juga dapat digunakan untuk kebaikan, seperti sedekah, zakat mal, wakaf, dan lain sebagainya. Dengan catatan, anggota keluarga yang menjadi tanggungan sudah terpenuhi kebutuhannya.
Dari poin-poin sebelumnya sudah disinggung mengenai sedekah. Anjuran untuk bersedekah sudah disebutkan dalam banyak hadis maupun ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam Islam, jumlah harta yang dianjurkan untuk digunakan bersedekah adalah 2,5%. Harta tersebut harus milik sendiri dan didapat dengan cara yang halal.
Dengan bersedekah, banyak manfaat yang bisa didapatkan. Tidak hanya untuk yang memberikan saja, tetapi juga untuk yang menerimanya. Selain untuk mendapatkan ridha dari Yang Maha Esa, bersedekah juga mendatangkan kebahagiaan.
Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak riset, salah satunya yang dilakukan oleh Paul Zak dari Claremont Graduate University. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa memberi atau bersedekah dapat mengeluarkan oksitosin. Hormon yang membuat seseorang merasa euforik atau bahagia.
Tips mengatur pendapatan ala Rasulullah berasal dari kegiatan Rasulullah sendiri, yakni berbisnis. Beliau adalah sosok pebisnis yang menjunjung tinggi kejujuran. Sebab itu, Rasulullah mendapat julukan al-amin atau sosok yang jujur.
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah pernah bersabda, “Dianjurkanlah kamu untuk berdagang karena terdapat pintu rezeki di dalamnya.” Apa yang disebutkan oleh Rasulullah ada benarnya bila dilihat dalam kehidupan sekarang ini.
Coba lihat para pebisnis yang berhasil mempekerjakan banyak orang. Selain menguntungkan diri sendiri, para pebisnis tersebut juga membantu menyejahterakan hidup orang-orang yang bekerja dengan mereka. Di samping itu, mereka juga membantu mengurangi tingkat pengangguran.
Saat Rasulullah berdagang, beliau hanya mengambil sedikit keuntungan. Nah, hal ini tentunya bisa kamu contoh semisal kamu ingin berbisnis. Kalau langsung ambil untung banyak, itu namanya serakah dan Rasulullah sangat menentang hal tersebut.
Cara mengatur keuangan pendapatan harian yang paling mudah adalah dengan berhemat. Mengapa paling mudah? Sebab, kamu hanya perlu mengurangi pengeluaran yang sifatnya tidak pokok. Memang sulit kalau baru pertama kali memulai. Asalkan ada kemauan dan komitmen, menjalani hidup hemat itu tidak sulit.
Coba catat apa saja pengeluaran bulanan kamu. Selanjutnya, coret mana yang kira-kira tidak digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Kemudian, uang dari pengeluaran tersebut kamu masukkan ke rekening untuk ditabung.
Mengingat rekening konvensional rentan terhadap inflasi, masukkan ke produk-produk keuangan lainnya, misalnya di rekening syariah, reksa dana, menjadi pendana di pembiayaan syariah, dana darurat, dan lain sebagainya.
Berikutnya dalam tips mengatur pendapatan ala Rasulullah adalah dengan hidup sederhana. Tidak peduli seberapa besar penghasilan kamu per bulan, menjalani hidup sederhana adalah hal yang positif.
Biasanya, makin banyak penghasilan, makin banyak pula pengeluaran. Nah, pengeluaran ini biasanya hanya untuk memenuhi keinginan diri. Kalau kamu tidak bisa mengontrolnya, kamu sendiri yang justru akan merugi.
Mau kecil atau besar pendapatan kamu, upayakan untuk menjalani hidup sederhana. Beli sesuatu yang benar-benar dibutuhkan, bukan karena impulsif keinginan. Jangan pula kamu menggunakan penghasilan hanya untuk menyombongkan diri atau mencari pengakuan dari orang lain. Sudah pasti kamu tidak akan mendapat keberkahan dan Rasulullah pun juga melarang hal seperti itu.
Nah, itu tadi sejumlah tips untuk mengatur pendapatan ala Rasulullah. Kunci utamanya adalah pintar mengatur pengeluaran, rajin bersedekah, dan jangan menumpuk harta untuk tujuan tidak jelas. Kalau menumpuk harta untuk tabungan masa depan, jelas diperbolehkan karena membawa kebaikan untuk diri sendiri.
Omong-omong soal tabungan masa depan, kamu bisa lho menjadi pendana di Danasyariah. Layanan P2P syariah ini memberikan layanan pembiayaan kepemilikan rumah dan pengadaan bahan material untuk toko bangunan. Kamu bisa bergabung menjadi pendana di sini untuk mendapatkan imbal hasil yang menarik, aman, dan tentunya halal.