PPN Naik 12%, Ini 7 Cara Jitu Mengatur Keuangan

Kenaikan PPN menjadi 12% turut memengaruhi biaya hidup masyarakat. Untuk menghadapi situasi ini, kamu bisa mengatur kembali keuangan pribadi kamu.

Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai awal 2025 sekilas terdengar seperti angka kecil. Namun, apabila dipahami secara lebih mendalam, dampaknya bisa sangat besar bagi sejumlah masyarakat.

Seperti yang kamu ketahui, PPN merupakan pajak yang dikenakan pada pembelian barang dan jasa. Oleh sebab itu, hampir semua transaksi yang kamu lakukan sehari-hari akan terasa jauh lebih mahal. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang merasa biaya hidupnya sudah cukup berat, kenaikan ini tentu menambah tantangan baru.

7 Cara Jitu Mengatur Keuangan di Tengah Kenaikan PPN

PPN Naik 12%

Kamu tak sendirian dalam menghadapi situasi kenaikan PPN. Di bawah ini ada beberapa cara yang bisa kamu terapkan untuk mengatur keuangan dengan bijak agar dampak dari kenaikan tarif PPN ini tidak begitu terlalu membebani.

1. Buat anggaran secara realistis

Langkah pertama yang dapat kamu terapkan adalah melakukan evaluasi anggaran bulanan. Kamu bisa mencatat semua pengeluaran, mulai dari biaya kebutuhan pokok hingga hiburan. Selanjutnya, bagi anggaranmu ke dalam dua kategori, yakni kebutuhan primer dan pengeluaran sekunder.

Berikutnya, fokus pada kebutuhan utama seperti makanan, kesehatan, dan transportasi. Dengan memiliki anggaran bulanan yang terencana, maka kamu bisa lebih mudah dalam membuat prioritas pengeluaran.

2. Tingkatkan literasi keuangan

Literasi atau pengetahuan merupakan kekuatan, khususnya dalam mengelola uang. Kamu bisa meningkatkan literasi keuangan dengan cara mempelajari semua yang berkaitan dengan keuangan, seperti cara melakukan investasi atau mungkin cara menggunakan aplikasi khusus untuk mengelola keuangan pribadi.

Dengan memiliki literasi keuangan yang baik, maka kamu bisa membuat keputusan yang lebih cerdas, seperti menahan pembelian barang yang bukan kebutuhan, mencari promo, atau bahkan memilih produk bebas PPN.

3. Cari sumber penghasilan tambahan

Jika kamu merasa gaji bulanan kamu tidak cukup untuk menutupi semua kebutuhan, maka satu-satunya solusi adalah mencari penghasilan tambahan. Kamu bisa mencoba pekerjaan freelance yang sesuai dengan keterampilan kamu, membuka usaha kecil-kecilan, atau bahkan berinvestasi pada instrumen yang risikonya kecil. Dengan memiliki penghasilan tambahan, maka kamu akan memiliki kelonggaran dalam mengatur anggaranmu.

4. Kurangi pengeluaran yang tidak penting

Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho melalui CNNIndonesia menyarankan untuk tidak melakoni gaya hidup di luar kapasitas dan kemampuan kamu. Apabila gaya hidup kamu terdampak kenaikan PPN, maka sebaiknya kamu melakukan evaluasi terhadap pengeluaran bulanan kamu.

Kamu bisa mengidentifikasi pengeluaran mana saja yang sebenarnya tidak perlu, contohnya langganan layanan streaming atau beli makanan di luar. Kurangi atau bahkan hapus alokasi untuk hal-hal tersebut dan alihkan untuk kebutuhan lainnya yang lebih penting.

5. Berbelanja dengan cerdas

Salah satu kunci menghadapi kenaikan PPN adalah dengan menjadi konsumen yang cerdas. Setiap kali kamu berbelanja, bandingkan harga barang satu dengan yang lainnya. Manfaatkan pula promo atau bahkan membeli dalam jumlah besar khusus untuk barang-barang yang sering kamu gunakan. Selain itu, kamu juga bisa membeli produk generik yang umumnya lebih murah tetapi tetap berkualitas.

6. Investasi pada kebutuhan jangka panjang

Selain fokus memenuhi kebutuhan harian, jangan lupa juga untuk memikirkan masa depan kamu. Sisihkan sebagian penghasilan kamu untuk kebutuhan investasi jangka panjang seperti asuransi kesehatan, dana darurat, atau dana pensiun. Dengan begitu, kamu akan terlindungi dari risiko finansial yang muncul secara tak teduga.

7. Jangan lupa libatkan keluarga

Buat kamu yang sudah berkeluarga, mengatur keuangan di tengah kenaikan PPN tentunya tidak harus kamu atasi sendiri. Diskusikan perubahan anggaran bulanan dan prioritas pengeluaran dengan pasanganmu. Dengan kerja sama, maka pengelolaan keuangan keluarga menjadi jauh lebih efektif.

Dampak PPN 12% terhadap Biaya Hidup

Bagaimana, sudah paham kan bagaimana caranya mengelola keuangan di tengah kenaikan PPN? Seperti yang disinggung sebelumnya, kenaikan PPN 12% mungkin terlihat kecil, tetapi efeknya pada biaya hidup saat ini bisa sangat besar. 

Menurut Arin Setyowati, pakar ekonomi Universitas Muhammadiyah Surabaya, kenaikan PPN ini dapat meningkatkan biaya hidup rumah tangga, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Berikut penjelasannya:

1. Peningkatan harga barang dan jasa

Kenaikan PPN akan langsung memengaruhi harga barang dan jasa yang dibeli oleh masyarakat. Barang kebutuhan pokok yang tidak termasuk bebas PPN juga akan ikut terdampak. Masalahnya, dengan kontribusi konsumsi rumah tangga sekitar 55%-60% terhadap PDB tahunan, maka kenaikan harga karena PPN berisiko menurunkan daya beli masyarakat.

2. Penurunan daya beli

Harga barang dan jasa yang mengalami kenaikan tentu akan membuat masyarakat mulai mengurangi konsumsi, khususnya pada kebutuhan sekunder. Hal ini bisa menimbulkan efek domino pada kondisi ekonomi, terutama bagi para pekerja informal yang sangat bergantung pada daya beli lokal.

3. Beban pajak menjadi lebih tinggi untuk UMKM

UMKM adalah penggerak roda perekonomian negara. Namun UMKM juga sangat sensitif terhadap kenaikan biaya, terutama setelah terjadi kenaikan PPN. Dengan adanya kebijakan ini, maka margin keuntungan mereka makin tergerus sehingga memaksa para pelaku UMKM untuk mengurangi biaya operasional, seperti mengurangi karyawan atau bahkan menutup bisnisnya.

4. Efek domino terhadap lapangan kerja

Jika perusahaan mengalami penurunan profit, maka kemungkinan besar mereka akan mengurangi jam operasional atau bahkan melakukan PHK. Hal ini tentu akan sangat berdampak pada peningkatan angka pengangguran, khususnya di sektor informal yang mayoritas diisi oleh pasar tenaga kerja dalam negeri.

5. Inflasi berbasis cost-push

Kenaikan PPN juga dapat memicu terjadinya inflasi cost-push, yakni kenaikan harga barang dan jasa akibat meningkatnya biaya produksi. Apabila hal ini tidak dikelola dengan baik, maka inflasi ini bisa menjadi beban finansial tambahan bagi masyarakat.

Untuk memitigasi dampak negatif dari kenaikan tarif PPN, pemerintah tentunya perlu mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada kelompok rentan. Selain itu, pemasukan negara dari kenaikan PPN harus benar-benar diawasi pengalokasiannya, khususnya untuk sektor kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.

Sementara bagi masyarakat sendiri, mereka bisa mengambil langkah proaktif dengan lebih ketat dalam mengelola pengeluaran. Kamu bisa memulainya dengan menyusun anggara, meningkatkan literasi keuangan, dan mencari pendapatan tambahan. Selain itu, fokuslah pada kebutuhan esensial agar sisa anggaran bisa kamu alokasikan untuk kebutuhan jangka panjang.

Leave a Reply