Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda sejumlah sektor bisnis di Tanah Air tampaknya belum berakhir sejak pandemi COVID-19. Banyak perusahaan, khususnya yang berbasis teknologi dan jenis industri lainnya, terpaksa harus melakukan pengurangan tenaga kerja sebagai bentuk respons terhadap kondisi ekonomi global yang melambat dan kondisi ekonomi dalam negeri.
Menghadapi situasi ini, para pekerja yang terkena dampak PHK harus bijak dalam mengelola pesangon yang mereka dapatkan, terlebih untuk menjaga kestabilan finansial selama menjalani masa transisi ini.
Seiring dengan terjadinya perlambatan ekonomi global, gelombang PHK masih terus menghantam dan menghantui sejumlah sektor industri di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah pekerja yang terkena PHK terus mengalami peningkatan sejak awal tahun 2024.
Bahkan pada paruh pertama tahun ini saja, ada lebih dari 32.000 tenaga kerja yang harus kehilangan pekerjaannya. Angka ini menunjukkan adanya kenaikan sekitar 21% dibandingkan dengan periode yang sama seperti tahun sebelumnya, yang mencatat ada sekitar 26.400 pekerja terkena PHK.
Sektor teknologi menjadi salah satu sektor yang paling terdampak, dengan banyak perusahaan rintisan atau startup termasuk unicorn harus melakukan PHK besar-besaran. Perusahaan-perusahaan besar seperti GoTo, TikTok Shop, Shopee, dan JD.ID telah mengumumkan pengurangan karyawan mereka sebagai salah satu upaya untuk tetap bertahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti.
Selain karena kondisi ekonomi, fenomena tech winter juga menjadi salah satu penyebab startup teknologi harus melakukan pengurangan tenaga kerja. Tech winter merupakan periode penurunan jumlah investasi di sektor teknologi, tak terkecuali startup. Kondisi ini tak hanya menyerang perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia, tetapi di negara-negara lain, tak terkecuali Amerika Serikat dengan raksasa teknologi seperti Google yang harus mem-PHK puluhan ribu karyawannya.
Tak hanya perusahaan teknologi, industri tekstil juga terkena dampak kondisi ekonomi yang tidak stabil. Beberapa pabrik di Jawa Tengah dan Jawa Barat terpaksa harus merumahkan ribuan karyawannya.
Fenomena ini membuat makin banyak pekerja yang harus mengandalkan uang pesangon untuk beberapa bulan sambil menunggu peluang kerja baru. Oleh sebab itu, penting bagi mereka yang mengalami PHK untuk memahami bagaimana caranya mengelola pesangon secara efektif.
Uang pesangon adalah salah satu bentuk kompensasi yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja yang di-PHK sebagai bentuk ganti rugi atas terjadinya pemutusan hubungan kerja. Dalam beberapa kasus, uang pesangon bisa menjadi penyelamat bagi pekerja yang harus kehilangan sumber pendapatan utama.
Namun tanpa adanya pengelolaan keuangan yang tepat, besar kemungkinannya uang pesangon cepat habis. Di samping itu, pekerja juga akan mengalami kesulitan finansial bahkan sebelum mendapatkan pekerjaan baru.
Pengelolaan pesangon sangatlah penting karena bisa memberikan keamanan finansial untuk sementara waktu. Hal ini terutama sangat krusial bila seseorang terpaksa harus nganggur lama untuk memulai bisnis atau menemukan pekerjaan baru.
Menghemat uang pesangon pada dasarnya bukanlah tugas yang mudah, terlebih bila kebutuhan hidup harus terus berlanjut. Namun, dengan strategi yang tepat, uang pesangon bisa dimanfaatkan secara optimal untuk menopang kebutuhan hidup hingga mendapatkan pekerjaan baru. Melansir dari laman Manulife, berikut adalah beberapa cara untuk menghemat uang pesangon setelah PHK:
Setelah di-PHK, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengecek kembali perencanaan keuangan. Pengeluaran yang dulunya mungkin masih bisa ditoleransi harus mulai dikurangi dan prioritas keuangan yang baru harus disesuaikan dengan kondisi saat itu juga.
Sebagai contoh, kamu masih memiliki kewajiban cicilan kendaraan atau rumah. Kamu bisa langsung mengajukan restrukturisasi utang kepada pihak kreditur untuk memperpanjang masa tenor pembayaran atau mengurangi jumlah suku bunga.
Di samping itu, kamu bisa melakukan pengkajian ulang pengeluaran bulanan. Kurangi pengeluaran yang bersifat sekunder, seperti biaya untuk hiburan atau hobi dan utamakan kebutuhan pokok, seperti tagihan, makanan, dan tempat tinggal. Pengelolaan yang ketat seperti ini bisa membantu kamu untuk memperpanjang daya tahan finansial kamu hingga mendapatkan pekerjaan baru.
Dana darurat adalah salah satu elemen penting dalam perencanaan keuangan, terlebih saat menghadapi situasi yang tak terduga seperti PHK. Jika belum memiliki dana darurat di situasi seperti sekarang ini, mulailah untuk mengalokasikan penghasilan per bulan. Idealnya, dana darurat adalah 6 hingga 12 kali pengeluaran dalam satu bulan tergantung situasi kamu.
Bagi yang saat ini masih bekerja dan melihat adanya ancaman PHK dalam beberapa bulan ke depan, upayakan untuk menyiapkan dana darurat mulai dari sekarang. Memang, kamu akan mendapatkan pesangon, tetapi pikiran dan hati akan lebih tenang bila memiliki tabungan selain pesangon sampai kamu mendapatkan pekerjaan baru.
Saat dihadapkan pada kondisi ekonomi yang penuh dengan ketidakpastian, pasti muncul godaan untuk mencari investasi yang memberikan imbal hasil tinggi. Namun, dalam kondisi setelah di-PHK, ada baiknya untuk menghindari investasi yang berisiko tinggi. Perlu dipahami bahwa pekerja yang mungkin tidak memiliki dana darurat, pesangon adalah sumber keuangan utama dan ini harus dikelola dengan baik.
Bila uang pesangon digunakan untuk investasi dengan harapan bisa berlipat ganda, maka bila investasi tersebut anjlok, yang terjadi adalah kondisi keuangan yang makin memburuk. Kalaupun tetap ingin berinvestasi, pilihlah instrumen investasi yang aman dan mudah dicairkan, seperti investasi di P2P lending DanaSyariah.
Mengalami PHK adalah momen yang penuh dengan tekanan, baik secara emosional maupun finansial. Namun hidup tetap harus berlanjut jadi penting untuk tetap terbuka dengan segala bentuk perubahan. Jangan malu bila merasa harus memerlukan bantuan dari orang-orang terdekat.
Selain itu, jangan patah semangat dan upayakan untuk segera mencari pekerjaan baru. Makin cepat dapat pekerjaan baru, makin kecil pula risiko kamu akan mengalami masalah finansial akibat terkena PHK.
Jadi, itulah beberapa tips singkat untuk menghemat uang pesangon. Meskipun jumlahnya tidak seberapa, uang pesangon dari PHK bisa menjadi penyelamat apabila dikelola dengan baik. Untuk itu, bagi yang saat ini masih bisa bekerja, upayakan untuk lebih giat menabung dan mengumpulkan dana darurat.
Hal ini karena kondisi ekonomi global sedang tidak baik dan bisa saja kamu tidak aman dari ancaman PHK.