Mengelola Keuangan dengan Financial Minimalism

Mengelola Keuangan dengan Financial Minimalism

Di tengah ruwetnya keuangan modern, muncul satu konsep yang mungkin masih asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, yakni financial minimalism. Konsep tersebut pada dasarnya menawarkan suatu pendekatan yang cukup sederhana tetapi cukup kuat untuk membantu mengelola keuangan pribadi.

Financial minimalism mendorong individu untuk fokus pada kebutuhan esensial dan mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan konsumtif. Untuk lebih memahami apa itu financial minimalism, simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Apa Itu Financial Minimalism?

Financial Minimalism

Secara umum, financial minimalism merupakan sebuah filosofi yang mendorong seseorang untuk menerapkan gaya hidup sederhana dan hemat dalam mengatur kondisi keuangan pribadi. Konsep ini juga tak hanya membahas soal pembatasan pengeluaran saja, tetapi juga menekankan pentingnya fokus pada pemenuhan kebutuhan esensial dan menghindari praktik-praktik konsumsi yang tidak perlu.

Dengan mengurangi ruwetnya finansial, financial minimalism bertujuan untuk menciptakan kebebasan finansial, mengurangi tingkat stres terkait uang, dan meningkatkan kualitas hidup seseorang secara keseluruhan. Pada umumnya, praktik financial minimalism melibatkan proses pengurangan belanja secara impulsif, penekanan pada kualitas produk daripada kuantitas saat melakukan pembelian, dan peningkatan jumlah tabungan serta investasi.

Tujuan utamanya adalah menciptakan keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan. Dengan begitu, individu dapat hidup lebih tenang dan bisa mempersiapkan masa depan finansial yang lebih stabil. Dengan memahami dan menerapkan konsep ini, individu bisa memiliki kendali lebih besar atas keuangan mereka dan juga mewujudkan hidup yang lebih memuaskan.

Financial Minimalism untuk Keuangan Sehat

Financial Minimalism

Untuk bisa memiliki kondisi keuangan yang sehat dengan menerapkan financial minimalism, maka ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan. Salah satunya adalah mengenali apa tujuan kamu, misalnya memprioritaskan me time atau memenuhi hobi untuk traveling.

1. Ketahui jumlah pengeluaran

Pertama, catat setiap jenis pengeluaran menggunakan aplikasi khusus atau pada buku. Identifikasi apa saja yang termasuk dalam kebutuhan dan keinginan. Selanjutnya, kurangi jumlah pengeluaran untuk hal-hal yang jarang kamu pakai, seperti langganan layanan streaming.

2. Buat anggaran

Langkah selanjutnya adalah membuat anggaran dengan cara mengevaluasi kembali pengeluaran tadi. Kemudian urutkan pengeluaran dari yang paling pokok hingga yang sifatnya fleksibel. Contohnya pengeluaran untuk cicilan rumah, SPP sekolah, makanan, tabungan dan investasi. 

Sementara untuk pengeluaran fleksibel mencakup biaya untuk jalan-jalan, makan di luar, dan lain sebagainya. Selanjutnya, pantau semua jenis pengeluaran yang kamu lakukan sehari-hari dan pastikan apa yang kamu keluarkan sesuai dengan bujet.

3. Buat dana darurat

Financial minimalism mencakup kegiatan menabung untuk dana darurat. Sesuai namanya, dana ini digunakan untuk memenuhi kejadian-kejadian yang sifatnya tak terduga, seperti sakit, risiko PHK, renovasi rumah karena bencana alam, atau kendaraan rusak. 

4. Lakukan investasi

Agar uang yang kamu miliki tak tergerus nilainya oleh inflasi, ada baiknya untuk menjajal opsi investasi. Pilih produk investasi yang sesuai dengan kondisi finansial dan risiko investasi yang setidaknya berani kamu ambil. Selain menghindari inflasi, investasi juga bisa membuat uang kamu lebih produktif.

4 Pola Pikir untuk Menerapkan Financial Minimalism

Financial Minimalism

Untuk bisa menerapkan financial minimalism, maka ada empat pola pikir yang harus dimiliki oleh individu.

1. Pengeluaran tidak boleh lebih besar dari pemasukan

Salah satu prinsip dasar finansial minimalism adalah pengeluaran harus selalu lebih rendah dari pendapatan. Hal ini bukan hanya soal menghindari utang yang tidak penting, tetapi juga soal mengelola keuangan pribadi secara bertanggung jawab. 

Dengan mematuhi prinsip ini, maka individu bisa mengembangkan kesadaran yang lebih baik tentang bagaimana seharusnya mereka menggunakan uang mereka. Mereka akan lebih cenderung berhati-hati dalam membuat keputusan pembelian, memprioritaskan kebutuhan dibanding keinginan, dan mengalokasikan sisa pendapatan mereka untuk kebutuhan dana tabungan dan investasi.

2. Jangan tergoda dengan tren

Financial minimalism mengajarkan pentingnya menghindari sifat impulsif dan mengikuti tren konsumtif yang cenderung cepat berubah. Alih-alih terjebak dalam siklus belanja yang tidak pernah ada habisnya demi dianggap selalu up-to-date dengan tren, individu yang menerapkan pola pikir ini justru akan cenderung lebih selektif dalam pembelian mereka.

Mereka akan mempertimbangkan nilai jangka panjang dari setiap barang yang mereka beli daripada sekadar untuk mendapatkan kepuasan sesaat. Dengan fokus pada barang-barang dengan kualitas tahan lama, maka mereka tidak hanya mengurangi sifat pemborosan saja tetapi juga mengurangi dampak lingkungan dari pola konsumsi yang berlebihan.

3. Utamakan kualitas, bukan kuantitas

Prinsip ini menekankan pentingnya memilih kualitas daripada kuantitas saat membeli barang. Sering kali, masyarakat tergoda untuk membeli barang-barang murah yang mungkin tidak bertahan lama atau memberikan kepuasan jangka panjang. Namun, dengan lebih memprioritaskan kualitas barang, individu bisa menghindari terjadinya pemborosan yang disebabkan oleh pembelian barang yang sama secara berkali-kali.

Mereka lebih cenderung untuk membeli barang-barang yang memiliki nilai intrinsik tinggi dan bisa bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama. Di samping itu, membeli barang berkualitas juga dapat mengurangi biaya yang diperlukan untuk merawat dan mengganti komponen barang di masa depan sehingga bisa menghasilkan penghematan finansial jangka panjang.

4. Prioritaskan menabung

Mengutamakan menabung sebelum melakukan pengeluaran adalah langkah penting dalam menerapkan financial minimalism. Dengan memprioritaskan tabungan atau investasi sebelum membelanjakan uang untuk membeli kebutuhan atau keinginan lainnya, maka individu bisa membangun kekayaan secara bertahap.

Di sisi lain, menabung secara konsisten memungkinkan mereka untuk bisa menghadapi keadaan darurat tanpa harus berutang. Sementara itu, dana untuk investasi bisa digunakan untuk meningkatkan nilai kekayaan atau memenuhi kebutuhan di masa depan.

Dengan cara ini, financial minimalism tak hanya mengajarkan pada individu untuk hidup di bawah kondisi finansial mereka, tetapi juga memanfaatkan uang mereka secara bijaksana agar mereka bisa mewujudkan financial freedom di masa depan.

Jadi, itulah financial minimalism yang bisa diterapkan dalam proses mengelola keuangan pribadi. Konsep ini menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan esensial, mengurangi konsumsi yang tidak perlu, dan meningkatkan tabungan serta investasi. Tujuannya tak lain agar individu bisa mencapai kebebasan finansial dan kesejahteraan hidup secara menyeluruh.

Leave a Reply