Grok: AI yang Menjadi Pesaing Terbaru ChatGPT

Grok adalah chatbot AI milik Elon Musk yang kabarnya menjadi pesaing terbaru bagi ChatGPT. Simak keunggulan AI satu ini dalam artikel berikut.

Dunia kecerdasan buatan (AI) terus mengalami perkembangan pesat beberapa tahun terakhir ini. Bahkan kini muncul pesaing baru yang siang mengguncang dominasi ChatGPT. AI terbaru tersebut bernama Grok yang dikembangkan oleh xAI, perusahaan milik Elon Musk.

Berbeda dari chatbot AI lainnya, Grok hadir dengan bentuk kecerdasan yang lebih kontekstual, mampu memahami percakapan, dan memiliki sedikit humor yang cukup nyeleneh. Kehadiran Grok menjadi penanda baru dalam persaingan chatbot AI. Lantas, apakah ChatGPT yang selama ini mendominasi pasar bakal menghadapi tantangan serius? Apa pula yang membuat Grok unik dari AI lainnya?

Grok

Keunggulan Grok dari ChatBot AI Lainnya

Grok lebih dari sekadar chatbot AI biasa. Ada beberapa fitur unggulan yang membuat AI milik Elon Musk ini lebih menarik dan mungkin inovatif dibandingkan chatbot lainnya termasuk ChatGPT.

1. Ada akses real-time ke X dan web

Salah satu keunggulan utama dari Grok adalah kemampuannya untuk mengakses informasi secara real-time dari X dan bahkan melakukan pencarian langsung di internet. Jadi, pengguna X hanya tinggal mention akun Grok di X untuk mendapatkan respons terhadap konteks percakapan di platform tersebut.

Fitur inilah yang membuatnya berbeda dari ChatGPT yang mengandalkan model bahasa besar (LLM) dengan data yang sebelumnya telah dikumpulkan. Sebagai contoh, jika kamu penasaran dengan tren terkini di X, kamu hanya perlu mention @Grok dan AI ini akan langsung mencarinya di X dan mencocokkannya dengan pencarian web. 

Ini artinya, respons yang diberikan oleh Grok lebih up-to-date dan akurat dibandingkan dengan chatbot AI lainnya yang hanya mengandalkan data historis.

2. Punya kepribadian nyeleneh dan sentuhan humor

AI umumnya memiliki respons yang terstruktur dan cenderung formal. Namun, berbeda dengan Grok, Elon Musk menyebut bahwa Grok sengaja dirancang untuk memiliki kepribadian nyeleneh dan humor khas ala AI.

Inspirasi di balik pembuatan Grok sendiri berasal dari “Hitchhiker’s Guide to the Galaxy”, yakni buku fiksi ilmiah yang terkenal memiliki humor satir. Selain itu, AI ini juga terinspirasi dari Jarvis dari Iron Man, yakni AI cerdas yang memiliki sisi humor tetapi tetap mampu berfungsi sebagai asisten virtual yang canggih.

Jadi, jika kamu menanyakan sesuatu yang konyol atau sarkastik, Grok mampu memberikan respon dengan candaan atau balasan yang lebih santai layaknya percakapan dengan manusia. Inilah yang membuat Grok lebih menarik dari chatbot lainnya.

3. Mampu memahami konteks percakapan

Salah satu tantangan terbesar chatbot AI adalah kemampuan dalam memahami konteks percakapan secara lebih mendalam. Kabarnya, Grok lebih unggul dalam hal ini dibandingkan dengan chatbot lain.

Misalnya, jika kamu bertanya “Siapa sih Elon Musk itu?” lalu kamu lanjut bertanya “Apa saja bisnisnya? Nah, Grok bisa menghubungkan kedua pertanyaan tersebut dan memberikan jawaban yang lebih relevan.

4. Kemampuan belajar dari interaksi para pengguna

Grok juga dilengkapi dengan fitur pembelajaran secara berkelanjutan. Makin sering kamu berinteraksi dengannya, maka makin baik pula kemampuan Grok dalam memahami gaya komunikasi dan preferensi kamu.

Sebagai contoh, kamu sering bertanya soal politik di negara A, Grok akan mengingat preferensimu ini dan menyesuaikan responsnya untuk pertanyaan-pertanyaan kamu selanjutnya yang berhubungan dengan minatmu.

Keempat keunggulan ini menjadikan Grok sebagai kecerdasan buatan yang siap mendobrak standar chatbot generatif yang sudah ada saat ini.

Sejumlah Teknologi di Balik Pengembangan Grok

Tentu saja keunggulan Grok tidak muncul begitu saja. Ada beberapa teknologi yang disematkan untuk membuat AI ini mampu bersaing dengan pendahulunya. Berikut beberapa inovasi teknologi di balik kecanggihan Grok:

1. Model LLM generasi terbaru

Grok menggunakan LLM generasi terbaru yang dikembangkan oleh xAI. Model ini membuat Grok mampu memproses informasi secara lebih cepat, memahami konteks dengan lebih baik, dan bahkan menghasilkan respons secara lebih akurat.

Saat ini, Grok sudah mencapai varsi yang ketiga dan dikembangkan menggunakan 200.000 unit GPU Nvidia H100 yang mana dua kali lipat dari versi pendahulunya. Peningkatan ini membuat Grok memiliki daya komputasi 15 kali lebih besar dibandingkan pendahulunya.

2. Superkomputer untuk melatih AI

Untuk mengembangkan Grok 3, xAI membangun superkomputer yang bernama Colossus di Memphis, Amerika Serikat. Perangkat ini membuat Grok mampu dilatih dengan lebih cepat dan efisien.

Bahkan menurut Elon Musk, hanya butuh waktu 92 hari untuk memperluas kapasitas Colossus hingga mampu menangani proses pelatihan model Grok yang terbaru. Dengan teknologi ini, Grok mampu mengolah lebih banyak data dalam waktu yang singkat sehingga mampu menjadi AI yang responsif.

3. SuperGrok

Selain versi gratis, xAI juga menawarkan layanan AI premium, SuperGrok. Layanan berlangganan ini dilengakapi dengan fitur tambahan bagi pengguna premium. Kabarnya SuperGrok diklaim mampu memberikan jawaban secara lebih cepat, mampu mengakses informasi secara lebih luas secara real-time, dan memahami percakapan dengan lebih dalam dibandingkan dengan versi standar.

Jadi, Grok bukan sekadar chatbot AI biasa. Dengan berbagai fitur unggulan yang ditawarkan, Grok mampu menjadi pesaing bagi ChatGPT dan chatbot lainnya. Namun sama seperti AI lainnya, Grok juga masih dalam tahap penyempurnaan. Ada kemungkinan fitur-fitur yang ada saat ini akan terus diperbaiki agar makin optimal dalam membantu pengguna. 

Lantas, apakah Grok benar-benar mampu mengalahkan dominasi ChatGPT? Tampaknya hanya waktu yang bisa menjawabnya. Jelasnya, persaingan antar AI saat ini makin menarik dan sebagai pengguna, kita hanya perlu menikmati inovasi yang ditawarkan dari masing-masing AI.

Leave a Reply