Dalam era global yang terus mengalami perkembangan, isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan kian menjadi sorotan. Salah satu aspek krusial dalam mencapai tujuan ini adalah keuangan yang inklusif bagi perempuan. Melalui penguatan akses perempuan terhadap layanan dan jasa keuangan, maka suatu negara dapat dikatakan telah memiliki fondasi kokoh untuk mewujudkan masyarakat yang lebih inklusif secara finansial.
Akses keuangan memainkan peran penting dalam mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan. Dalam dunia di mana inovasi finansial terus berkembang, akses kaum perempuan terhadap layanan dan produk keuangan tak hanya terbatas pada kewajiban sosial. Akses yang mereka dapatkan juga harus mencakup investasi penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Pentingnya akses keuangan bagi perempuan tercermin dalam dampaknya terhadap kondisi keuangan pribadi. Melalui akses yang memadai ke berbagai produk dan layanan keuangan, perempuan dapat mengelola pemasukan dan pengeluaran mereka secara lebih cerdas. Kemampuan ini memberi mereka kontrol atas setiap keputusan finansial yang akan mereka buat.
Lebih dari itu, akses keuangan juga berperan dalam mendorong kemandirian perempuan. Dengan memiliki akses luas terhadap sumber daya keuangan, kaum perempuan dapat mengatasi keterbatasan ekonomi yang kerap kali membatasi peluang mereka dalam berkembang. Ini terbukti krusial di kelompok masyarakat di mana perempuan masih menghadapi hambatan sosial untuk ikut berperan aktif dalam kehidupan ekonomi.
Pentingnya akses keuangan yang memadai bagi perempuan juga berdampak pada keluarga dan kelompok masyarakat secara keseluruhan. Ketika perempuan memiliki akses setara terhadap layanan keuangan, mereka dapat memberikan kontribusi aktif dalam pengambilan keputusan finansial keluarga. Hal ini dapat menciptakan suasana keluarga yang lebih inklusif di mana peran dan keputusan seluruh anggota keluarga dihargai.
Sementara dalam konteks ekonomi global, inklusi keuangan bagi perempuan lebih dari sekadar tujuan moral. Inklusi keuangan juga dapat menjadi strategi cerdas untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Menurut data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inklusi keuangan masyarakat Indonesia mengalami kenaikan. Indeks inklusi keuangan untuk perempuan berada pada angka 83,88%, lebih rendah sekitar 2% dari indeks laki-laki. Meski demikian, indeks untuk perempuan tetap dapat dibilang telah mengalami peningkatan drastis.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa perempuan Indonesia terus mendapatkan akses yang setara terhadap produk dan layanan keuangan. Namun inklusi keuangan lebih dari sekadar pemberian akses, melainkan juga menjadi kunci utama dalam membuka peluang bagi perempuan menuju pengelolaan keuangan pribadi yang lebih mandiri dan kewirausahaan yang lebih berdaya. Lantas, bagaimana caranya mendorong keuangan yang lebih inklusif bagi perempuan?
Mewujudkan keuangan yang inklusif bagi kaum perempuan dapat dimulai dari keluarga. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, peran aktif perempuan dalam pengelolaan finansial keluarga menciptakan perubahan dalam dinamika rumah tangga.
Ketika perempuan diberi akses dan kendali yang sama terhadap layanan keuangan, otomatis mereka akan menjadi bagian penting dalam pembuatan keputusan finansial. Hal ini tak hanya akan menciptakan lingkungan keuangan yang lebih inklusif, tapi juga memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi setiap anggota keluarga dapat tercukupi secara adil.
Pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia tidak lengkap tanpa penguatan sektor UMKM yang berkelanjutan. Inklusi keuangan membuka pintu bagi perempuan untuk berani melangkah sebagai pengusaha sekaligus menangani hambatan yang selama ini membatasi potensi mereka.
Dengan akses merata terhadap berbagai jenis sumber daya keuangan, perempuan dapat merintis dan mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah mereka. Mendorong pertumbuhan UMKM untuk perempuan tak hanya soal menghasilkan pendapatan tambahan, tapi juga menciptakan perubahan sosial melalui kemandirian ekonomi.
Pentingnya edukasi keuangan tak boleh disepelekan dalam perjuangan mewujudkan inklusi keuangan dan melawan ketidaksetaraan gender. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah memberikan edukasi mengenai manajemen keuangan, investasi, dan manajemen risiko keuangan.
Edukasi ini dapat memperkuat kemampuan kaum perempuan dalam merencanakan masa depan finansial mereka dengan lebih percaya diri. Pemerintah Indonesia sendiri pada dasarnya juga telah melakukan berbagai upaya edukasi keuangan guna mendorong inklusi keuangan bagi perempuan.
Salah satu edukasi keuangan yang telah diluncurkan pemerintah adalah SEED 4 Women. Ini merupakan program pemberdayaan bagi perempuan yang menjadi pelaku UMKM melalui sebuah inisiatif inklusi keuangan digital. Melalui program ini, perempuan UMKM diharapkan dapat terus meningkatkan usaha mereka dengan memanfaatkan perkembangan digital yang ada.
Melalui ketiga upaya di atas, diharapkan inklusi keuangan dapat menjadi fondasi utama dalam menciptakan masyarakat yang setara. Langkah-langkah perwujudan pemberdayaan ekonomi untuk perempuan tak hanya tentang melawan ketidaksetaraan, tapi juga membentuk masa depan di mana kaum perempuan memiliki peran yang kuat dan berpengaruh dalam lingkungan ekonomi dan sosial.
Perlu ditekankan sekali lagi bahwa inklusi keuangan turut andil dalam mewujudkan kesetaraan gender. Upaya untuk memastikan kesetaraan akses terhadap berbagai produk dan layanan keuangan bagi perempuan adalah pilar penting dalam proses menuju masyarakat yang lebih inklusif dan adil.
Masa depan kesetaraan keuangan untuk kaum perempuan membutuhkan kolaborasi dari berbagai sektor. Dalam hal ini, pemerintah bertindak sebagai pemain utama dalam menciptakan regulasi yang mendorong perluasan akses perempuan terhadap sumber daya keuangan. Lembaga keuangan juga harus berinovasi dalam menciptakan produk dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi kaum perempuan dari berbagai latar belakang ekonomi.
Teknologi juga memainkan peran krusial dalam upaya mewujudkan inklusi keuangan bagi perempuan. Sejauh ini, layanan keuangan digital terus merentangkan jangkauan bagi penggunanya dan diharapkan bisa terus ditingkatkan. Ini agar layanan keuangan berbasis digital dapat diakses oleh perempuan yang terbatas secara geografis maupun sosial.
Selain teknologi, literasi keuangan juga akan terus menjadi faktor penting dalam mendorong perempuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola keuangan mereka dengan bijaksana.
Hanya saja, perubahan ini juga harus diikuti dengan perubahan budaya. Stereotip gender yang mengaitkan kaum perempuan dengan segala tanggung jawab domestik harus perlahan-lahan diubah. Masyarakat perlu belajar melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan keuangan dalam rumah tangga guna mewujudkan kondisi finansial yang lebih inklusif.
Perlu ditekankan sekali lagi bahwa inklusi keuangan bagi perempuan tak sebatas akses terhadap sumber daya keuangan. Inklusi keuangan juga mencakup tentang pemberian kendali bagi perempuan atas keuangan mereka sendiri.
Melalui pemberian akses dan edukasi keuangan, kita tak hanya menciptakan pemberdayaan ekonomi perempuan. Upaya-upaya tersebut juga membantu mewujudkan masa depan yang lebih inklusif dan setara bagi masyarakat dari berbagai latar belakang.