Isra Mi’raj dan Anjuran Berbagi Harta dalam Islam

Isra Mi’raj dan Anjuran Berbagi Harta dalam Islam

Tanggal 27 bulan Rajab kemarin, umat Islam di seluruh dunia baru saja memperingati Isra Mi’raj. Dalam sejarah perkembangan agama Islam, Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa yang memainkan peran penting dalam kultur dan praktik Islam. Namun, peristiwa tersebut tak hanya menjadi bagian penting dalam sejarah Islam, tetapi juga memberikan hikmah dan pelajaran yang mendalam dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari umat Islam, khususnya perihal berbagi harta.

Anjuran Berbagi

Sejarah Isra Mi’raj

Peristiwa Isra Mi’raj yang terjadi pada malam 27 bulan Rajab tahun ke-12 kenabian Rasulullah SAW merupakan salah satu peristiwa yang paling luar biasa dan paling penting dalam sejarah Islam. Dalam peristiwa tersebut, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Kota Mekah menuju ke Masjidil Aqsa di Yerusalem. 

Beberapa sumber menceritakan bahwa Rasulullah mengendarai Buraq, yakni semacam makhluk gaib dalam perjalanannya tersebut. Namun, sumber lain menceritakan bahwa Rasulullah menunggangi unta. Setibanya di Masjidil Aqsa, Rasulullah kemudian melanjutkan perjalanan spiritualnya ke Shidratul Muntaha, yakni tempat beliau bertemu dengan Allah SWT. Dalam perjalanannya tersebut, beliau juga bertemu dengan para Nabi terdahulu di setiap lapisan langit, mulai dari Nabi Adam AS hingga Nabi Isa AS.

Isra Mi’raj sendiri menjadi bukti akan kekuasaan Sang Pencipta yang tak terbatas. Perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam satu malam, melewati jarak yang begitu jauh, menjadi sebuah manifestasi dari mukjizat Yang Maha Kuasa kepada beliau sebagai Nabi terakhir. 

Keutamaan Isra Mi’raj

Perayaan Isra Mi’raj tak hanya mengajarkan umat Islam tentang sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW. Peristiwa tersebut juga memiliki sejumlah keutamaan yang tak hanya terletak pada aspek kebesaran Yang Maha Kuasa, tetapi juga mencakup tentang kenabian dan kebenaran ajaran Islam.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, salah satu keutamaan Isra Mi’raj adalah menjadi bukti kebesaran Allah SWT. Perjalanan panjang yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Yerusalem dan kemudian naik hingga ke langit ketujuh hanya dalam waktu semalam merupakan bukti atas kekuasaan-Nya yang maha dahsyat. Keajaiban ini bisa dibilang transenden atau di luar akal manusia biasa dan mungkin hanya terjadi atas kuasa Sang Pencipta.

Selain itu, peristiwa Isra Mi’raj juga membuktikan kenabian nabi Muhammad SAW. Beliau adalah satu-satunya manusia dan Nabi yang pernah melakukan perjalanan tersebut hingga pada akhirnya menjadikan Isra Mi’raj sebagai salah satu tanda kebenaran ajaran Islam yang beliau bawa. Dengan peristiwa ini pula, Allah SWT memberikan bukti nyata kepada manusia pada saat itu tentang kenabian Rasulullah dan kebenaran risalah yang disampaikannya.

Kedua bukti tersebut memberikan keyakinan yang solid bagi seluruh umat Islam di dunia tentang keesaan Allah SWT sekaligus kebenaran ajaran Islam. Sementara itu, di zaman modern ini, Isra Mi’raj hendaklah menjadi peristiwa yang dapat memperkuat keimanan seorang muslim dan memberikan pengertian yang lebih mendalam tentang kemuliaan dan kebesaran Yang Maha Kuasa.

Hal tersebut juga mengajarkan kepada umat Islam untuk senantiasa mengimani dan mengamalkan ajaran Islam. Tak hanya salat lima waktu, tetapi juga ajaran-ajaran lainnya, seperti bersedekah.

Isra Mi’raj dan Anjuran Berbagi Harta

Isra Mi’raj merupakan peristiwa di mana Rasulullah menerima perintah untuk umat Islam untuk menjalankan salat lima waktu. Hanya salat yang menjadi satu-satunya perintah yang beliau dapatkan langsung dari Allah SWT tanpa perantara malaikat Jibril. Salat sendiri merupakan rukun kedua dalam Islam.

Sementara itu dalam Al-Qur’an, perintah untuk menunaikan ibadah salat selalu diikuti dengan perintah untuk berbagi harta dalam bentuk sedekah atau zakat. Berbicara soal zakat, sifatnya sendiri adalah fardhu ‘ain alis wajib bagi seorang muslim yang berakal sehat dan memiliki harta mencapai nishab.

Zakat sendiri lebih dari sekadar kewajiban, tetapi juga sebagai sarana untuk membersihkan harta dan mendatangkan berkah bagi yang mengeluarkannya. Keberadaan zakat dalam rukun Islam juga menunjukkan pentingnya memiliki empati dan sikap peduli terhadap sesama, khususnya terhadap mereka yang berada dalam kondisi serba kekurangan. Berikut beberapa konsep penting terkait berbagi harta dalam bentuk zakat:

1. Kewajiban menunaikan zakat

Zakat adalah salah satu kewajiban utama dalam ajaran Islam dan menjadi bagian penting dari praktik keagamaan umat Muslim. Zakat sendiri bukan hanya sebagai bentuk ibadah, melainkan juga sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang mampu secara finansial.

2. Membersihkan harta

Berbagi harta dalam bentuk zakat juga memiliki fungsi spiritual, utamanya dalam membersihkan harta milik seorang muslim. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim telah membersihkan dirinya dari sifat serakah dan kecenderungan untuk menimbun kekayaan secara berlebihan. 

3. Mendatangkan berkah

Allah SWT menjanjikan berkah yang melimpah bagi orang yang menjalankan ibadah zakat dengan ikhlas. Allah SWT akan melipatgandakan balasan bagi mereka yang memberikan zakat kepada orang-orang yang membutuhkan dengan tulus. Hal tersebut menunjukkan bahwa berbagi harta dalam bentuk zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga sebagai bentuk investasi spiritual yang akan mendatangkan berkah dalam kehidupan seorang muslim.

4. Menjaga keseimbangan sosial

Zakat tak hanya memberikan manfaat spiritual, tetapi juga menjaga keseimbangan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan mengumpulkan zakat dari orang-orang yang mampu dan memberikannya kepada mereka yang membutuhkan, maka Islam telah menciptakan sistem sosial yang adil dan inklusif di mana kebutuhan pokok setiap individu dapat terpenuhi.

Jadi, Isra Mi’raj merupakan peristiwa yang memiliki makna mendalam dalam agama Islam. Selain sebagai bukti kebesaran Yang Maha Kuasa dan kenabian Nabi Muhammad SAW, Isra Mi’raj juga mengandung pesan tentang pentingnya menjalankan salat lima waktu.

Sementara itu, dalam Al-Qur’an, perintah tentang salat selalu disertai dengan perintah untuk berbagi harta kepada mereka yang membutuhkan, salah satunya dalam bentuk zakat. Sebab dengan berzakat, umat Islam secara langsung ikut menjaga keseimbangan aspek spiritual dan duniawi dalam kehidupan sehari-hari.

Leave a Reply