Keuangan Sering Bocor? Jangan-jangan #TemanSyariah Terkena Emotional Spending. Cek Gejalanya dan Terapkan Tipsnya!

Keuangan-Sering-Bocor

“Mah, kok ada paket lagi datang ke rumah?”

“Lho, iyakah, Pa? Perasaan Mamah nggak check out apa-apa, deh.”

#TemanSyariah pernah terlibat percakapan di atas secara sadar, kah? Kalau iya, artinya kamu harus mulai waspada karena bisa jadi kamu sedang terkena emotional spending.

Emotional spending adalah suatu kondisi ketika #TemanSyariah membeli barang atas dorongan emosi saja dan mengesampingkan pertimbangan rasional. Ketika mengalami emotional spending, #TemanSyariah akan cenderung membeli barang-barang yang kurang diperlukan. Contohnya seperti pergi ke pusat perbelanjaan saat sedang sedih, lalu menghabiskan uang untuk membeli tas, sepatu, atau bahkan hijab tanpa pikir panjang. Padahal di rumah ada selusin barang yang jarang dipakai. 

Jika kondisi ini berlanjut, kesehatan finansial #TemanSyariah bisa terancam lho! Namun tenang, berikut Mimin berikan tips untuk mengatasi emotional spending:

  1. Harus bisa berkata tidak

Ada banyak sekali penawaran yang datang di sekitar kita. Mulai dari sosial media yang menawarkan potongan harga hingga teman yang mengajak kita membeli barang  atas afirmasi atas produk yang digunakannya. 

Beberapa di antara kita mungkin sulit untuk memberikan penolakan, entah karena merasa bersalah atau justru merasa sungkan. Kalau sudah begini, #TemanSyariah wajib hati-hati, ya! Jangan sampai perasaan nggak enakan ini justru menjadi alasanmu untuk bertindak konsumtif.

Coba pahami prioritas #TemanSyariah kembali. Jika teman dekat yang menawarkan, upayakan untuk menolak dengan cara yang halus. Tidak perlu merasa bersalah atau sungkan karena yang #TemanSyariah tolak adalah ajakan konsumtifnya, bukan orangnya.

  1. Fokus pada apa yang telah kita miliki

Ingat-ingat lagi apa saja nikmat yang telah diberikan Allah pada kita. Entah itu dalam bentuk waktu luang, kesehatan, anak-anak shalih/shalihah, pekerjaan, dan lain sebagainya. 

Jangan sampai kita merasa iri dengan nikmat orang lain di luar sana. Alih-alih mensyukuri nikmat yang ada, kita menjadi impulsif dan membeli banyak barang yang tidak kita perlukan. Padahal Allah sendiri sudah mencukupkan nikmat untuk kita syukuri. Yuk, lebih fokus pada apa yang dimiliki agar kita tidak terjebak dalam emotional spending.

  1. Jangan terbawa suasana

Berbagai momentum selebrasi mulai dari yang bersifat tahunan seperti lebaran atau pernikahan, tak jarang membuat pengeluaran kita jadi membengkak. Hal ini disebabkan adanya euforia yang menyebabkan kita melakukan pembelian-pembelian kurang bermakna. Semata dilakukan demi selebrasi belaka.

Sebetulnya, tidak salah turut merayakan momentum selebrasinya. Hanya saja, #TemanSyariah juga harus memperhatikan kebutuhan dan pos anggarannya. Kalau salah satu saja belum terpenuhi, maka jangan memaksakan diri untuk membeli sesuatu. Ingat, momen selebrasi ini hanya berlangsung sekali saja lho! Jadi, kamu harus lebih bijak lagi saat mengeluarkan uang.

  1. Sedih akan pergi, tapi uang takkan kembali

Pernah berbelanja ketika hati sedang sedih? Waspada! Beberapa #TemanSyariah mungkin berpikiran kalau belanja bisa menghilangkan emosi tak nyaman yang sedang dirasakan.

Padahal kalau dipikir-pikir lagi, perasaan sedih akan berlalu kan? Sedangkan, uang yang digunakan untuk membeli ini itu yang tak perlu sudah pasti tidak akan kembali lagi. Alih-alih ingin menyembuhkan rasa sedih, emotional spending justru malah mendatangkan emosi tak nyaman lainnya, seperti penyesalan. 

Tips dari Mimin, saat #TemanSyariah merasa sedih, ada baiknya tenangkan diri dulu. Kamu juga bisa memproses emosi dengan Rp0 rupiah, seperti refreshing ke alam terbuka atau sekedar membaca buku.

  1. Sesungguhnya, ketakutan itu cuma ada di kepala

Fenomena kelangkaan beberapa bahan baku hingga alat pelindung medis yang terjadi di awal pandemi COVID-19, membuat kita menyadari bahwa rasa takut ternyata dapat membuat kita bertindak di luar nalar. 

Hal ini terlihat dari berbagai orang yang berbondong-bondong membeli barang untuk melindungi dirinya. Kita merasa ketakutan jika kehabisan barang. Ketakutan inilah yang dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan sendiri. Alhasil, kita sendiri yang merugi.

Untuk menghadapi hal ini, coba mundur sejenak dan pahami situasinya. Tidak semua situasi harus direspon dengan membeli suatu barang. Terlebih, selama belum ada bukti kuat, ketakutan hanyalah sesuatu yang terjadi di dalam kepala kita. Jadi, biasakan untuk tetap tenang dalam segala situasi, ya!

  1. Bikin rencana keuangan sebelum pay day

Siapa yang sering hidup dari paycheck to paycheck alias tidak punya dana darurat? Fenomena ini dapat disebabkan karena euforia gajian yang membuat kita lupa untuk menyisihkan sebagian dana masa depan.

Padahal jika kita membuat rencana keuangan terlebih dahulu, kita bisa jadi lebih bijaksana dalam mengelola uang. Misalnya dengan menyisihkan 30% dari gaji kita untuk pendanaan. Biasanya, setiap orang akan memilih instrumen keuangan yang aman dengan imbal hasil terbaik. Nah, #TemanSyariah juga bisa nih memulai pendanaan dengan menjadi #PendanaHalal di Danasyariah.id. Mulai dari satu juta, kamu sudah bisa memiliki aset produktif di berbagai proyek properti pilihan secara halal, aman, dan mudah. 

  1. Terapkan semua saran di atas secara konsisten

Bagian terpenting dari tips ini adalah jangan lupa untuk diterapkan. Niatkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan menghindari emotional spending. Bismillah, semoga berhasil, #TemanSyariah! 

Leave a Reply