Memahami Konsep Properti Pre-launch dan Risikonya

Memahami Konsep Properti Pre-launch dan Risikonya

Akhir-akhir ini, permintaan akan properti residensial mengalami peningkatan. Pada kuartal pertama 2023, pencarian dan permintaan hunian tapak di kawasan Jabodetabek menunjukkan peningkatan yang cukup positif. Ada banyak faktor yang mendorong peningkatan permintaan tersebut, salah satunya lahan yang makin terbatas. Selain itu, pengembang properti juga berlomba-lomba memberikan tawaran menarik, seperti properti pre-launch.

Definisi Properti Pre-Launch 

Properti Pre-launch

Apa itu properti pre-launch? Properti pre-launch adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan produk properti yang dijual sebelum pembangunan konstruksinya dimulai atau sebelum izin resmi diberikan oleh otoritas setempat.

Biasanya, pengembang menawarkan produk pre-launch karena kekurangan dana untuk memulai pembangunan properti. Bila ada konsumen yang tertarik dengan produk mereka, konsumen akan diminta sejumlah uang muka. Nah, uang muka ini digunakan untuk memulai pembangunan.

Hanya saja, tak semua orang tertarik membeli properti saat belum dibangun atau masih memasuki tahap pembangunan awal. Ini lantaran ada keraguan mengenai kejelasan dan izin resmi pembangunan properti terkait.

Meski demikian, tak sedikit orang yang justru lebih tertarik dengan properti pre-launch. Kira-kira apa ya alasannya? Simak selengkapnya dalam pembahasan berikut.

Keuntungan dan Daya Tarik Properti Pre-Launch 

Properti Pre-launch

Ada sejumlah alasan mengapa beberapa orang lebih tertarik membeli properti pre-launch dibanding ready stock. Adapun alasannya adalah sebagai berikut:

1. Harga relatif lebih rendah

Salah satu daya tarik utama properti yang belum resmi diluncurkan adalah harga yang lebih rendah dibandingkan dengan properti serupa yang sudah selesai dibangun. Pengembang biasanya juga hanya meminta beberapa persen dari total harga rumah di awal. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi calon pembeli yang memiliki dana terbatas.

2. Potensi untuk investasi

Sebagian orang biasanya membeli properti pre-launch sebagai instrumen investasi. Terlebih bila properti yang dibeli berada di lokasi yang sudah berkembang, tentu nilai properti tersebut akan naik. 

Menurut Panangian Simanungkalit yang merupakan pakar properti, properti rumah tapak yang dijual pre-launch biasanya membutuhkan waktu 6-8 bulan hingga siap ditempati. Nah, dalam kurun waktu tersebut, nilai properti bisa naik antara  10% hingga 15%. Bagi investor, ini jelas bisa menjadi peluang bagus untuk menambah portfolio investasi.

3. Pilihan unit terbaik

Keuntungan lain dari membeli properti pre-launch adalah bebas memilih lokasi unit. Pembeli bisa memilih blok yang paling strategis dan sesuai dengan kebutuhan. Ini penting, khususnya bagi pembeli yang masih menggunakan perhitungan feng shui. 

4. Unit terbatas

Biasanya, properti pre-launch dijual terbatas dan hanya untuk orang-orang yang berani mengambil peluang. Hal ini bisa memberikan rasa eksklusivitas dan prestise bagi pemilik properti pre-launch. Sebab, mereka merupkan pihak-pihak yang memiliki akses terlebih dahulu ke kompleks properti. Tentu, ini menjadi rasa kebanggaan tersendiri bagi pemilik properti pre-launch.

Risiko Membeli Properti Pre-Launch

Properti Pre-launch

Properti pre-launch memang menarik untuk dibeli, terlebih bagi pembeli yang ingin menggunakannya sebagai sumber investasi. Meski demikian, properti pre-launch tak bisa dibilang bebas risiko. Berikut beberapa risiko yang perlu diwaspadai sebelum membeli properti pre-launch.

1. Risiko pada pembelian

Membeli produk-produk properti pre-launch bisa menjadi tindakan yang sangat berisiko. Pasalnya, kamu harus berinvestasi pada properti yang secara fisik belum dibangun atau masih dalam tahap awal konstruksi. Salah satu risiko yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan pengembang tidak berhasil menyelesaikan proyek karena suatu hal, seperti masalah finansial.

Hal tersebut tak hanya dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian pembangunan, tetapi juga pembatalan pembangunan secara menyeluruh. Jika ini terjadi, pembeli properti pre-launch jelas akan mengalami kerugian finansial yang besar.

Selain itu, ada kemungkinan bahwa properti yang kamu beli tidak sesuai dengan apa yang tertera dalam kontrak. Rencana desain atau mungkin jenis material yang diiklankan mungkin tak sesuai selama proses pembangunan berlangsung. Ini tentu dapat membuat pembeli kecewa dan bahkan bisa memengaruhi nilai properti terkait.

2. Risiko pada proses konstruksi

Membeli properti yang belum jadi juga memiliki risiko yang terkait dengan proses konstruksi. Ada kemungkinan keterlambatan dalam penyelesain pembangunan, terlebih jika pengembang mengalami sejumlah masalah. Di antaranya masalah teknis, terkendala cuaca buruk, atau bahkan masalah finansial. Keterlambatan ini bisa mengganggu rencana kamu, terutama bila kamu memiliki tenggat waktu tertentu untuk segera pindah dari rumah lama. 

Di samping itu, ada risiko terkait kualitas pembangunan. Kualitas hasil pengerjaan dan material yang digunakan mungkin tidak sesuai dengan harapan atau apa yang dijanjikan pengembang. Hal ini bisa berdampak pada durabilitas, kenyamanan, dan nilai properti. Bahkan dalam beberapa kasus, pemilik properti pre-launch harus mengeluarkan dana lagi untuk memperbaiki hasil konstruksi yang kurang bagus.

3. Risiko pengembang dan kredibilitas

Sebelum memutuskan untuk membeli properti pre-launch, penting untuk mengecek reputasi dan kredibilitas pengembang terlebih dahulu. Bila kamu memilih pengembang yang memiliki riwayat buruk, seperti proyek tidak berjalan atau macet di tengah jalan, kamu berisiko menghadapi kendala yang dapat merugikan investasi kamu.

Pengembang yang tidak bisa memenuhi kewajibannya atau terlibat dalam tindakan yang merugikan dapat membuat pembeli properti merugi secara finansial. Oleh sebab itu, lakukan riset mendalam mengenai pengembang terlebih dahulu. Hal ini termasuk mencari tahu proyek-proyek yang sudah mereka kerjakan dan apakah ada kendala selama proses mengerjakan proyek-proyek tersebut.

4. Ketidakpastian desain dan kualitas

Ketika kamu memutuskan untuk membeli properti dengan status pre-launch, berarti kamu percaya dengan presentasi pemasaran maupun desain yang ditawarkan pengembang. Hal ini bisa menjadi salah satu risiko yang perlu kamu waspadai. Pasalnya, ada kemungkinan desain atau fitur yang ditawarkan pengembang tidak sesuai dengan hasil akhir.

Tak hanya itu, kualitas material yang digunakan dalam proses pembangunan mungkin tidak sesuai dengan harapan. Alhasil, bangunan tidak memiliki daya tahan yang bagus dan mungkin saja hasil pengerjaannya juga tidak memuaskan. Risiko ini dapat dihindari dengan memastikan ke pihak pengembang mengenai spesifikasi desain dan material yang digunakan. Selain itu, pastikan pula ada jaminan yang kuat bila terjadi perubahan dalam proses konstruksi.

5. Risiko fluktuasi pasar

Pembelian properti pre-launch juga memiliki risiko yang berhubungan dengan fluktuasi pasar. Risiko satu ini perlu diwaspadai bagi calon pembeli yang ingin menjadikan properti sebagai aset investasi. Seperti yang mungkin sudah kamu ketahui, nilai properti sangat dipengaruhi oleh naik turunnya kondisi pasar.

Meskipun kamu berharap nilai properti akan terus meningkat, kondisi pasar properti lah yang menentukannya. Adakalanya harga properti turun, adakalanya naik, tergantung situasi pasar. Untuk itu, kamu perlu memahami risiko fluktuasi pasar ini, terutama di wilayah properti yang kamu incar.

Membeli properti pre-launch merupakan pilihan yang menarik tetapi juga berisiko. Jadi, sebelum kamu memutuskan untuk membeli properti jenis ini, pahami dengan baik setiap risiko yang ada. Dengan begitu, kamu bisa mengambil langkah tepat untuk melindungi nilai properti kamu.

Leave a Reply