Menyoal Krisis Identitas di Kalangan Generasi Muda

Krisis identitas adalah salah satu masalah yang kerap dialami oleh generasi muda. Masalah ini bahkan bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik mereka.

Berkembangnya globalisasi ibarat pedang bermata dua, satu sisi membawa manfaat positif, satu sisinya lagi membawa tantangan baru dalam dinamika kehidupan manusia modern. Salah satu tantangan tersebut adalah bagaimana generasi muda Indonesia harus dihadapkan pada fakta bahwa mereka mengalami krisis identitas.

Banyak pengaruh dari luar, seperti budaya asing dan tren global yang menyebar dengan cepat melalui media sosial sering kali membuat mereka merasa kebingungan dalam menentukan jati diri. Inilah yang disebut dengan krisis identitas, yakni kondisi ketika seseorang merasa hilang arah dalam memahami siapa dirinya, apa yang menjadi prinsip dan nilai dalam hidupnya, dan bagaimana ia harus menempatkan dirinya dalam lingkungan sosial.

Perlu dipahami pula bahwa krisis identitas ini bukan sekadar masalah pribadi, tetapi juga memiliki dampak sosial yang luas, seperti mengalami masalah kecemasan dan rentan terhadap pengaruh negatif, seperti tekanan sosial dan pergaulan bebas. Itulah sebabnya, memahami akar permasalahan ini bisa membantu generasi muda untuk menemukan jati diri mereka.

Krisis Identitas

Sekilas Tentang Krisis Identitas

Secara psikologis, krisis identitas bisa terjadi ketika seseorang mengalami kebingungan dalam menentukan peran dan nilai-nilai dalam hidupnya. Umumnya, ini terjadi pada masa remaja dan dewasa awal saat seseorang mulai membentuk identitas sosial, profesional, dan budayanya. 

Dalam konteks Indonesia, tak sedikit anak muda yang merasa bimbang antara budaya asli Indonesia dan budaya yang datang dari luar negeri. Melansir laman University of Phoenix, krisis identitas yang tidak mendapatkan penanganan dengan baik dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti:

  • Merasa terasingkan
  • Depresi
  • Kesulitan dalam mengambil keputusan
  • Rendahnya percaya diri
  • Kurangnya motivasi untuk berkembang
  • Rentan terhadap pengaruh negatif dari lingkungan sosial

Selain itu, paparan media sosial yang berlebihan bisa membuat banyak anak muda dan bahkan orang dewasa membandingkan diri mereka dengan standar kesuksesan, kecantikan, atau bahkan gaya hidup yang tidak realistis. Hal ini bisa membuat masalah kebingungan identitas menjadi makin parah hingga menurunkan harga diri.

Penyebab Terjadinya Krisis Identitas

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan generasi muda Indonesia mengalami krisis identitas. Berikut beberapa di antaranya:

1. Media sosial

Pesatnya perkembangan internet dan media sosial memang membawa banyak hal positif dalam kehidupan sehari-hari. Namun di sisi lain, perkembangan ini juga menjadi penyebab banyak generasi muda di Indonesia mengalami krisis identitas.

Apa yang ditampilkan di internet dan media sosial sering kali hanyalah versi terbaik dari seseorang dan mereka cenderung menutupi hal-hal buruk dari mereka. Ditambah lagi adanya tren influencer yang membagikan banyak hal tentang hidup mereka, mulai dari kecantikan, karier, hingga gaya hidup. 

Akibatnya, generasi muda yang kerap mengonsumsi konten-konten para influencer merasa kurang puas dan bahkan cenderung minder dengan dirinya sendiri. Ini lantaran mereka menggunakan standar hidup orang lain sebagai standar keberhasilan. Mereka merasa seolah harus menyesuaikan diri dengan standar tersebut agar bisa diterima oleh lingkungan pergaulan mereka.

2. Ekspektasi sosial dan keluarga

Selain faktor eksternal, tekanan dari keluarga dan lingkungan sosial juga bisa menjadi salah satu alasan mengapa seseorang bisa mengalami krisis identitas. Banyak orang tua yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap buah hati mereka, baik dalam hal pendidikan maupun karier. Jika anak mereka tidak mampu memenuhi harapan yang sudah ditentukan oleh orang tua, mereka bisa mengalami stres dan bahkan kehilangan percaya diri.

Menurut Asaelia Azeela selaku Co-founder Ubah Stigma melalui Antaranews, tekanan akademik dan sosial dari keluarga adalah salah satu penyebab utama meningkatnya masalah kecemasan dan depresi pada remaja Indonesia. Oleh sebab itu, penting bagi keluarga untuk memberikan ruang tumbuh bagi anak untuk bisa menemukan jati diri mereka sendiri tanpa harus merasa terbebani oleh ekspektasi yang berlebihan.

Selain dua penyebab utama di atas, masalah krisis identitas yang dialami oleh generasi muda sering kali disebabkan juga oleh perubahan besar dalam hidup mereka atau efek trauma. Beberapa faktor penyebab lainnya termasuk momen lulus sekolah atau kuliah, menikah, memulai pekerjaan baru, kehilangan pasangan atau orang tua, dan menjadi orang tua.

Dampak Krisis Identitas pada Generasi Muda

Krisis identitas lebih dari sekadar kebingungan sesaat, tetapi juga bisa berdampak jangka panjang terhadap kehidupan seseorang. Ketika anak muda tidak mampu memahami siapa dirinya dan apa yang ia yakini, ia akan rentan mengalami banyak tantangan, baik dari segi psikologis, sosial, atau bahkan profesional.

Seperti yang disinggung sebelumnya, salah satu dampak utama dari masalah kebingungan identitas adalah mengalami kecemasan dan depresi. Sebab, orang yang bingung dengan jati dirinya cenderung merasa terasing dari lingkungan dan tidak yakin dengan pilihannya.

Identitas yang lemah juga membuat seseorang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Biasanya, orang yang identitasnya lemah cenderung hanya ikut-ikutan demi diterima dalam lingkungan. Kondisi ini membuat orang tersebut mengalami kesulitan dalam menentukan arah hidupnya, baik dalam hal karier, pendidikan, hingga hubungan sosial.

Krisis identitas juga membuat anak muda mudah terpengaruh oleh lingkungan negatif. Mereka yang tidak memiliki identitas yang jelas cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh pengaruh eksternal, termasuk pergaulan yang negatif. Pasalnya, mereka mencari yang namanya penerimaan dan cenderung mengejar kepuasan diri melalui pergaulan yang tidak sehat. Semuanya karena mereka merasa kesulitan dalam mengenali diri sendiri dan tujuan hidup.

Jadi, krisis identitas di kalangan generasi mudah bukan masalah yang bisa dianggap sepele. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menimbulkan masalah kesehatan fisik dan mental bagi individu, bahkan juga cenderung merugikan banyak pihak, seperti keluarga dan lingkungan. Oleh sebab itu, penting bagi kita semua untuk memberikan ruang bagi anak muda untuk bisa menemukan jati diri mereka sendiri.

Leave a Reply