Beberapa waktu terakhir, Indonesia mengalami inflasi yang cukup tinggi. Walaupun relatif rendah dibanding negara ASEAN lainnya, Bank Indonesia tetap mengambil sejumlah kebijakan. Salah satunya adalah dengan menaikkan suku bunga. Hal ini tentunya berdampak langsung terhadap bisnis properti karena bunga cicilan hunian meningkat.
Meski diprediksi akan lesu, nyatanya sejumlah usaha properti masih terus eksis. Apa saja kira-kira jenis bisnis tersebut? Terus simak ulasannya berikut ini.
Kenaikan suku bunga dilakukan oleh bank sentral, termasuk Bank Indonesia, untuk melawan inflasi. Bila sudah naik, otomatis usaha properti akan menghadapi tantangan karena suku bunga kredit juga ikut mengalami kenaikan.
Suku bunga merupakan salah satu faktor terbesar yang menghambat tingkat penjualan properti. Namun menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, kenaikan suku bunga tidak akan begitu berdampak pada wirausahawan properti kelas menengah bawah.
Di sisi lain, pengusaha properti menengah atas juga tetap optimis bisnisnya bisa tumbuh di tengah ancaman resesi. Agung Wirajaya, Direktur Pemasaran PT Agung Podomoro Land Tbk menyampaikan bahwa dia yakin bahwa industri properti Indonesia akan tumbuh positif.
Menurutnya, kebutuhan properti di Indonesia masih cukup tinggi, khususnya untuk rumah, baik untuk aset maupun rumah pertama. Data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga menyebutkan, jumlah kekurangan tempat tinggal atau backlog masih tinggi di Indonesia, yakni mencapai 12,71 unit.
Ditambah lagi, para pengusaha properti juga sudah paham bahwa industri properti adalah bentuk investment yang paling aman. Bahkan sekalipun dihadang ancaman gejolak sosial ataupun krisis ekonomi.
Ada banyak peluang bisnis di bidang properti yang tetap prospektif di tengah berbagai ancaman ekonomi dan sosial. Di antaranya adalah sebagai berikut.
Tertarik terjun ke dunia properti, tetapi nggak punya modal? Menjadi agen properti bisa kamu jadikan pilihan yang ideal. Seorang agen properti bertugas untuk memasarkan bangunan atau tanah kepada calon pembeli yang potensial.
Sebagai agen properti, wajib memiliki relasi bisnis yang luas. Di samping itu juga harus bisa menciptakan hubungan baik dengan calon pembeli maupun pemilik properti. Umumnya, agen properti bekerja di bawah kantor agen resmi. Beberapa agen profesional dan kredibel juga mengantongi sertifikasi agen properti dari Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (APEBI).
Broker adalah salah satu profesi di bidang properti yang cukup menjanjikan. Tugas utamanya adalah menjembatani pihak pembeli dan penjual properti agar terjadi transaksi. Untuk bisa menggeluti profesi ini, butuh pemahaman mumpuni mengenai tren properti. Sama seperti agen, koneksi yang luas juga dibutuhkan.
Menariknya, broker bisa digeluti sebagai pekerjaan lepas. Memang sekilas mirip seperti agen properti. Bedanya, tugas agen lebih mengarah ke hal-hal yang bersifat administratif. Contohnya adalah membuat listing, mengadakan pertemuan antara penjual dan pembeli, dan menyiapkan kontrak. Namun dewasa ini, baik agen maupun broker properti mengemban posisi yang sama.
Punya lahan kosong dan modal lebih? Coba bangun kos-kosan atau mungkin kontrakan. Membangun kos-kosan merupakan peluang usaha properti yang akan selalu dibutuhkan. Ini lantaran melejitnya harga properti membuat banyak orang makin kesulitan untuk memiliki hunian utama. Pekerjaan atau pendidikan juga membuat orang harus ngekos atau ngontrak.
Usaha properti semacam ini akan sangat menguntungkan bila dijalankan di kota-kota besar. Terutama di kawasan-kawasan industri atau yang banyak perguruan tinggi. Namun bisnis kos-kosan tak bisa dibilang tidak rentan terhadap krisis.
Krisis pandemi dua tahun lalu misalnya, banyak yang mengeluhkan kos-kosannya tidak laku. Pasalnya, masyarakat pada saat itu diharuskan untuk berkegiatan dari dalam rumah. Jadi, banyak dari mereka yang memilih pulang ke rumah.
Perkembangan teknologi membuat segala aspek kehidupan makin praktis, termasuk dalam bisnis properti. Salah satu jenis usaha properti yang memanfaatkan teknologi adalah website pencarian properti. Situs seperti ini mempermudah masyarakat untuk mencari, menjual, maupun menyewakan hunian.
Semuanya bisa dilakukan cukup dengan berbekal internet dan smartphone atau PC. Lalu, dari mana keuntungannya? Sama seperti broker pada umumnya, profit membuat situs pencarian properti berasal dari biaya perantara atas setiap transaksi properti yang berhasil. Namun biasanya biayanya tak sebesar yang didapatkan oleh broker konvensional.
Perlu diketahui pula bahwa jenis usaha ini membutuhkan pemahaman teknologi yang mendalam. Meskipun bisa menggunakan jasa web developer, pemilik usaha wajib memahami seluk beluk situs bisnisnya.
Menjadi developer atau pengembang tak harus memiliki aset sendiri. Biasanya, wirausahawan di bidang ini juga tidak menjalaninya secara perorangan. Seperti yang sudah diketahui, developer bertugas membangun properti. Meskipun berskala kecil, developer tetap memiliki tim pemasarannya sendiri untuk mempromosikan produk.
Bila tak ingin terjun langsung, menjadi penanam modal bisa menjadi pilihan yang tepat. Pasalnya, menjadi pengembang membutuhkan modal yang besar meskipun bisnisnya berskala kecil.
Penyewaan kamar sama seperti usaha kontrakan atau kos-kosan. Bedanya terletak pada sistem sewanya yang mana dihitung harian seperti hotel. Usaha ini cukup prospektif seiring dengan menjamurnya platform untuk melakukan penyewaan properti. Sebut saja seperti Agoda Homes, Airbnb, Booking.com, Vrbo, dan masih banyak lagi.
Bisnis ini bisa dimulai dengan memanfaatkan kamar luang di rumah sendiri. Mengingat konsepnya seperti hotel, pemilik rumah harus memberikan hospitality yang berkualitas. Di samping itu juga harus rajin promosi agar bisa bersaing dengan kompetitor lainnya.
Peluang bisnis yang satu ini mulai dilirik banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya tabungan hari tua dan juga tertarik dengan dunia properti. Pendanaan di sini adalah mendanai pembangunan atau kepemilikan properti berupa rumah.
Sama seperti pendanaan konvensional, pendanaan properti juga dilakukan melalui perusahaan fintech penyelenggara P2P lending. Jadi, fintech ini ibarat jembatan yang mempertemukan pihak pemberi modal dan orang yang memerlukan dana untuk melakukan kepemilikan hunian.
Lalu, dari mana pendana mendapatkan profit? Pendana mendapatkan imbal hasil dari bunga pinjaman sesuai dengan tenor yang dipilih. Sistemnya sama seperti deposit di mana pendana tidak boleh menarik dana sebelum tenor selesai. Meski sistemnya sama, pendanaan properti di P2P memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dan bahkan melebihi nilai inflasi.
Nah, mana kira-kira jenis bisnis properti yang ingin kamu geluti? Kalau nggak mau terjun langsung, tetapi mau punya tabungan jangka panjang, menjadi pendana di P2P properti adalah opsi yang tepat. Mau cari yang aman dan halal? Danasyariah jawabannya.
Bersama Danasyariah, kamu bisa menjadi pendana halal mulai dari 1 juta rupiah saja per bulan. Selain itu, imbal hasil juga diberikan setiap bulan. Tertarik? Klik di sini untuk informasi lebih lanjut.