Perempuan Indonesia Kini Lebih Sejahtera, Benarkah?

Perempuan Indonesia kini jauh lebih sejahtera secara finansial dibanding perempuan pada generasi-generasi sebelumnya. Benarkah demikian?
Sumber : Envato

Jika dulu perempuan lebih sering dikaitkan dengan peran domestik, kini mereka justru menjadi pengambil keputusan finansial dalam keluarga dan bahkan menjadi tulang punggung ekonomi rumah tangga. Perubahan ini tentu bukan sekadar wacana.

Menurut survei Sun Life Asia tahun 2025, sebanyak 78% perempuan Indonesia merasa kondisi finansial mereka lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. Namun, apakah ini artinya perempuan Indonesia sudah benar-benar sejahtera secara finansial?

78% Perempuan Indonesia Lebih Sejahtera Secara Finansial

Perempuan Indonesia
Sumber : Envato

Bagi perempuan muda di Indonesia, kamu bukan satu-satunya yang merasa lebih optimis soal uang dibandingkan ibu atau bahkan nenekmu dulu. Menurut survei Women’s Wealth in Focus dari Sun Life Asia, sekitar 78% perempuan Indonesia menyatakan bahwa kondisi finansial mereka saat ini lebih baik dibandingkan ketika ibu mereka seusia mereka.

Peningkatan ini terjadi karena makin banyak perempuan yang berdaya secara ekonomi. Banyak dari mereka aktif di berbagai sektor strategis, mulai dari bisnis, politik, teknologi, seni budaya, dan bahkan di bidang digital. 

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, melalui siaran pers Kementerian PPPA, menyatakan bahwa pemberdayaan perempuan adalah kunci kemajuan bangsa. Perempuan masa kini lebih dari sekadar berkontribusi, melainkan juga menjadi motor penggerak dalam berbagai bidang.

Namun, fakta bahwa kamu dan banyak perempuan lainnya merasa jauh lebih sejahtera dibanding generasi sebelumnya tidak semerta-merta berarti semuanya mudah. Justru ada tanggung jawab yang muncul bersamaan dengan capaian tersebut.

Lebih Sejahtera, Tetapi Masih Menjadi Generasi Sandwich

Meskipun banyak perempuan saat ini lebih mandiri dan memiliki kendali atas keuangan, justru banyak perempuan Indonesia yang terjebak dalam peran sebagai generasi sandwich. Mereka terhimpit di antara kebutuhan diri sendiri, kebutuhan anak, dan kebutuhan orang tua atau saudara. Kamu mungkin termasuk salah satu dari 32% perempuan Indonesia yang tertekan secara mental karena harus membagi penghasilan dan bahkan perhatian untuk dua generasi sekaligus.

Meskipun sebanyak 65% perempuan sudah menabung untuk perawatan orang tua mereka di masa senja, hanya sedikit atau sekitar 11% dari mereka yang berharap mendapatkan dukungan dari anak mereka di masa depan. Ini artinya banyak perempuan ingin mandiri, tetapi harus terbebani oleh tanggung jawab keluarga yang tidak bisa dibilang ringan.

Tak jarang juga, banyak perempuan Indonesia harus mengorbankan perawatan kesehatan pribadi demi memenuhi kepentingan keluarga. Bahkan lebih dari 78% perempuan tidak mendapatkan pemeriksaan rutin seperti seperti sekadar cek gigi atau bahkan medical check-up demi mengurangi pengeluaran.

Hambatan untuk Mewujudkan Cita-cita Finansial

Sebagai perempuan, mungkin kamu pernah merasa kesulitan untuk memahami produk keuangan, seperti bingung memilih investasi yang tepat. Kamu tidak sendirian karena sekitar 56% perempuan Indonesia memiliki literasi keuangan yang rendah. Jelas, hal ini bisa menjadi tantangan utama dalam mengelola dan menyusun rencana masa depan finansial mereka.

Berikut faktor lain yang menghambat kaum perempuan mewujudkan cita-cita finansial mereka:

  • Kesenjangan penghasilan berbasis gender: Meskipun banyak perempuan bisa bekerja, tetapi 45% perempuan merasa pendapatan mereka lebih rendah dibandingkan laki-laki pada posisi dan tanggung jawab kerja yang sama.
  • Tingginya biaya kesehatan: Sebanyak 43% perempuan mengeluhkan biaya kesehatan yang tinggi sebagai salah satu penghalang untuk mereka menabung atau berinvestasi.
  • Perubahan mendadak dalam kondisi finansial: Seperti PHK, perceraian, atau kebutuhan mendesak lainnya, baik kebutuhan diri sendiri maupun orang-orang yang menjadi tanggungan.

Padahal, perempuan Indonesia, utamanya yang sudah menjadi ibu, memiliki aspirasi yang cukup jelas, yakni menabung untuk pendidikan anak (69%), membangun dana darurat (53%), dan mengajarkan literasi keuangan kepada anak (50%). Namun dengan semua tantangan finansial yang ada, terkadang impian finansial tersebut sulit untuk dicapai.

Masa Depan Perempuan Indonesia dan Stabilitas Finansial

Perempuan Indonesia
Sumber : Envato

Meskipun hambatan masih ada dan akan selalu ada, masa depan perempuan Indonesia tampaknya tidak akan suram. Sebab, perempuan Indonesia makin menunjukkan ketangguhan dalam mewujudkan stabilitas finansial.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, 14,37% dari pekerja di Indonesia merupakan perempuan yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga (female breadwinners). Mereka berkontribusi hingga 90-100% dari seluruh pendapatan rumah tangga.

Sekilas data tersebut terdengar sebagai pencapaian, tetapi di satu sisi ini menunjukkan bahwa kaum perempuan Indonesia masih berada di posisi yang rentan dan harus menanggung beban ganda. Mereka tidak hanya berperan dalam urusan domestik, tetapi juga harus memenuhi kebutuhan finansial keluarga dengan bekerja karena ketidakmampuan laki-laki yang seharusnya menjadi pencari nafkah utama. 

Kalau kamu salah satu perempuan yang mengalami hal ini, percayalah bahwa kamu tidak sendiri. Namun bukan berarti fenomena ini diabaikan begitu saja. Perlu kerja sama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, institusi keuangan, hingga yang paling penting adalah pasangan hidup untuk menciptakan support system yang lebih adil.

Edukasi tentang finansial harus diperluas, akses ke layanan yang mendukung kesetaraan dalam pekerjaan dan keluarga harus diperkuat, dan budaya patriarki yang membebani perempuan harus dilawan bersama-sama. Sebab, masa depan perempuan Indonesia akan jauh lebih cemerlang jika perjuangan mereka untuk mandiri secara finansial tidak lagi dibarengi dengan beban lain yang tak adil. Ini bukan hanya soal memiliki penghasilan sendiri, tetapi juga soal mampu menjalani hidup setara, sehat, dan bermartabat.

Ingat, perempuan yang berdaya adalah kunci kemajuan bangsa karena ketika perempuan berdaya, maka bukan hanya mereka yang sejahtera, tetapi juga keluarga, komunitas, dan bahkan bangsa ini.

Leave a Reply