Tak Lagi Berpusat di Jawa, Begini Pertumbuhan Properti Indonesia

Selama bertahun-tahun, perkembangan industri properti di Indonesia cenderung berpusat di Pulau Jawa, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Namun dengan makin meratanya infrastruktur dan kebijakan pemerintah selama satu dekade terakhir, pertumbuhan industri properti mulai merata hingga ke berbagai daerah di luar Pulau Jawa.

pertumbuhan properti

Properti Properti Sudah Tak Lagi Jawa Sentris

Selama beberapa tahun, pasar properti di Indonesia hanya berpusat di Jawa. Hal ini lantaran pulau terpadat di dunia ini menjadi pusat kegiatan ekonomi, bisnis, dan pemerintahaan Indonesia. Namun kabar baiknya saat ini adalah paradigma tersebut mulai bergeser.

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai upaya guna menekan angka ketimpangan ekonomi antarwilayah di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengalihkan pusat pemerintahan sekaligus mendukung pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa.

Salah satu langkah besar yang menjadi indikator bagi perusahaan tersebut adalah pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Keberadaan IKN diharapkan bisa menarik minat para investor sehingga menumbuhkan pertumbuhan ekonomi, khususnya di bidang properti.

Di samping itu, program pemerintah selama satu dekade ini, seperti Program Sejuta Rumah dan berbagai proyek infrastruktur publik, seperti jalan tol, bandara, hingga pelabuhan di luar Jawa makin memperkuat daya tarik industri properti di wilayah luar Pulau Jawa.

Kota-kota yang berada di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Papua kini menjadi salah satu sasaran investor dan para pengembang properti. Fenomena ini tentunya memberikan keuntungan tersendiri bagi warga lokal yang kini mampu mendapatkan akses mudah untuk memiliki hunian yang layak huni dengan harga kompetitif.

Sebagai contoh di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan, pasar properti di ketiga provinsi ini mengalami peningkatan hingga mencapai 4 kali lipat. Bahkan pertumbuhan properti komersial juga mengalami peningkatan tajam di Lampung, Riau, dan Sumatra Barat.

Sementara itu di Kalimantan dan Sulawesi, terjadi lonjakan permintaan properti di Samarinda dan Balikpapan mencapai 20 dan 5 kali lipat karena efek IKN. Di Sulawesi, khususnya Sulawesi Utara, lonjakan inventori produk properti komersial meningkat hingga lebih dari 11 kali dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Kondisi Pasar Properti di Jawa dan Bali

Kendati tren pertumbuhan properti mulai menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, Pulau Jawa dan Bali masih tetap menjadi pusat dari industri properti terbesar di Indonesia. Di Jawa misalnya, kota-kota metropolitan seperti Jakarta dan Surabaya masih menunjukkan tingkat permintaan yang cukup tinggi, khususnya di sektor residensial dan komersial perkantoran.

Namun permintaan kedua sektor tersebut mulai mengalami perubahan mengingat harga properti di tengah kota yang melambung tinggi. Masyarakat mulai mencari alternatif untuk properti hunian di kota-kota satelit karena memiliki harga yang lebih terjangkau. Untuk masyarakat Jakarta, mereka lebih memilih rumah di kawasan Bekasi, Depok, dan Bogor.

Sementara itu, di Bali, industri properti lebih didominasi oleh segmen properti pariwisata, seperti penginapan. Menariknya, pulau ini menjadi tujuan utama bagi banyak investor asing dan bahkan domestik untuk membangun properti pariwisata. Maka tak heran bila permintaan untuk properti pariwisata seperti hotel, resor, dan vila tetap tinggi.

Di sisi lain, provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami pertumbuhan pasar yang cukup pesat. Kota-kota besar seperti Semarang, Yogyakarta, dan Malang mengalami lonjakan permintaan properti, khususnya properti hunian dari kalangan pekerja maupun pelajar.

Adanya infrastruktur seperti Jalan Tol Trans-Jawa turut meningkatkan kemudahan akses ke berbagai daerah di Jawa sehingga membuat banyak daerah di pulau ini makin menarik di mata investor properti dan masyarakat yang ingin memiliki hunian di wilayah yang tenang.

Tren Harga Jual dan Sewa Rumah

Tren harga jual dan sewa rumah di Indonesia mengalami banyak perubahan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kebutuhan masyarakat yang makin beragam, kondisi ekonomi global dan nasional, dan masih banyak lagi.

Di Jawa, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, harga jual rumah tipe kecil atau di bawah tipe 54 masih menjadi favorit pembeli dari kalangan milenial atau mereka yang baru pertama kali membeli rumah. Hal ini mengakibatkan terjadinya kenaikan harga jual di beberapa daerah:

  • Bekasi 11%
  • Jakarta Selatan 9%
  • Jakarta Pusat 8%
  • Bogor 8%

Selain itu juga terjadi penurunan harga rumah tipe kecil di beberapa wilayah Jabodetabek, seperti Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Tangerang.

Sementara itu, terkait tren sewa rumah, khususnya untuk tipe kecil atau sama dengan rumah tipe 54, terjadi kenaikan di beberapa kawasan di Pulau Jawa dan Bali:

  • Jakarta Selatan 15%
  • Badung, Bali 12%
  • Bandung 7%
  • Bandung Barat 7%

Di samping itu, terjadi pula penurunan harga sewa secara tahunan di beberapa daerah di Jabodetabek, seperti Kota Bogor, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat.

Lantas, bagaimana dengan tren harga jual dan sewa di luar Jawa? Di kota-kota besar di luar Jawa seperti Makassar, Medan, dan Balikpapan, terjadi peningkatan harga jual rumah dan tanah, khususnya di daerah yang dekat dengan pusat perkantoran atau bisnis dan memiliki infrastruktur yang baik.

Pasar sewa di daerah-daerah tersebut juga turut mengalami perkembangan, khususnya karena adanya peningkatan permintaan dari para pekerja atau pelajar dari luar kota. Hal ini turut menarik perhatian para pengembang yang mulai menghadirkan konsep hunian modern dengan fasilitas setara dengan hunian di Pulau Jawa, seperti dilengkapi dengan taman bermain, pusat kebugaran, hingga akses mudah ke transportasi publik.

Sektor Properti Terus Berkembang

Perkembangan sektor properti yang kini mulai tersebar di berbagai daerah di Indonesia tentunya menjadi angin segar. Tak hanya bagi masyarakat, perkembangan tersebut juga pada akhirnya berdampak pada perekonomian nasional. 

Pertumbuhan properti yang sudah tidak lagi Jawa sentris menawarkan potensi yang luar biasa, baik bagi investor, pengembang, atau bahkan masyarakat setempat yang ingin memiliki hunian yang layak dan juga terjangkau. Dukungan secara berkelanjutan dari pemerintah melalui berbagai proyek infrastruktur dan kebijakan yang lebih inklusif turut menciptakan kondisi yang jauh lebih kondusif bagi perkembangan properti di berbagai wilayah.

Leave a Reply