Beberapa praktisi keuangan memasukkan kriteria kepemilikan terhadap hunian sebagai salah satu tanda merdeka finansial. Lantas, benarkah hal itu?
Benar karena rumah merupakan kebutuhan dasar. Rumah adalah tempat kita berteduh dan melakukan berbagai aktivitas esensial dalam hidup. Jika rumah yang kita tempati belum sepenuhnya milik kita, artinya kita masih bergantung pada orang lain. Padahal, merdeka finansial ditandai dengan hilangnya ketergantungan kita pada hal-hal di luar diri kita sendiri. Setiap praktisi keuangan memiliki pandangan berbeda terkait hal ini. Jadi, bisa dikatakan bahwa memiliki rumah hanyalah salah satu opsi atau pilihan seseorang dikatakan merdeka finansial.
Pertanyaan berikutnya, “Kapan sebaiknya kita membeli rumah?”
Meski rumah menjadi salah satu indikator merdeka finansial, memilikinya tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Nilainya yang tidak sedikit menjadi satu di antara sekian banyak penyebab utama seseorang tak kunjung membeli rumah. Namun, Teman Syariah tak perlu khawatir, beberapa ciri kalau kita sudah siap membeli rumah yaitu:
Beli rumah itu kebutuhan dananya banyak. Jika memutuskan KPR Syariah maka perlu uang muka yang tidak sedikit. Apalagi kalau berencana membangun sendiri/kontraktor, lebih banyak lagi dana yang perlu dikeluarkan. Pastikan dana tersebut memang benar-benar sudah disiapkan, sehingga tidak mengusik pos keuangan lainnya. Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, maka dibutuhkan pengelolaan keuangan yang sudah baik. Tidak masalah harus menyisihkan sekitar 30-50 persen dari pendapatan bulanan daripada menggunakan pos keuangan lainnya, apalagi pos kebutuhan dasar.
Artinya, pekerjaan dan/atau aset kita mampu mencukupi kebutuhan dasar, sehingga kita mampu menyisihkan sebagian pemasukan untuk pos keuangan lainnya. Kalau konteksnya membeli rumah, maka kita dapat memasukkan hal tersebut dalam tujuan keuangan.
Besar pasak daripada tiang dalam membeli rumah sangat tidak disarankan. Meski rumah adalah kebutuhan dasar yang akan kita huni dalam jangka waktu lama, namun menggelontorkan dana berlebihan hanya untuk memiliki rumah idaman rasanya kurang tepat. Hal ini dapat memicu hutang tak sehat yang menumpuk dan akhirnya membebani hidup kita. Akibatnya, kita malah tidak merdeka dari rasa aman dan tentram (sakinah) dalam menjalani kehidupan. Jadi, jangan lupa sesuaikan kriteria rumah dengan budget yang ada, ya!
Dari beberapa hal di atas, dapat disimpulkan kalau esensi memiliki rumah adalah terbebasnya kita dari ketergantungan atau perasaan tidak aman dari hidup. Oleh karenanya, jangan sampai dalam prosesnya malah memunculkan ketidakmerdekaan finansial lainnya.
Untuk memulainya, Teman Syariah dapat memproduktifkan aset yang memang dialokasikan untuk tujuan memiliki rumah di Dana Syariah. Dengan berfokus pada usaha di sektor properti, Dana Syariah menghubungkan pendana dan penerima pendanaan (developer kecil). Perusahaan dengan skema fintech P2P Financing ini dapat memberikan imbal hasil setara 15-20 persen per tahunnya. Yuk, pelajari tentang Dana Syariah dan lakukan pendanaan sedini mungkin untuk mencapai tujuan keuanganmu!