Belakangan ini, tagar #KaburAjaDulu ramai diperbincangkan di platform media sosial Indonesia. Tagar ini rupanya mencerminkan keinginan sejumlah warga Indonesia untuk mencari kehidupan yang lebih baik di negara yang lebih maju dibanding Indonesia. Tren disinyalir karena ketidakpuasan sejumlah warga net terhadap situasi dalam negeri.
Menurut data dari Kementerian Luar Negeri sendiri, ada sebanyak 2.276.722 warga Indonesia yang tercatat tinggal di luar negeri per September 2023. Jumlah ini menunjukkan meningkatnya minat warga Indonesia untuk bekerja atau bahkan menetap di negara lain.
Hal tersebut didasari oleh beberapa faktor seperti banyaknya lapangan pekerjaan, gaji yang lebih tinggi, akses ke pendidikan berkualitas, jaminan kesehatan yang lebih baik, hingga stabilitas ekonomi. Namun keputusan untuk pindah ke negara baru tentu bukan hal yang mudah, khususnya dalam hal keuangan.
Sebelum memutuskan untuk bekerja di luar negeri atau bahkan menetap, ada satu hal yang harus kamu pahami, yakni belajar mengelola keuangan. Jika salah langkah dalam mengatur keuangan, tentu bisa berakibat fatal, seperti kehabisan dana sebelum kamu bisa mendapatkan pekerjaan atau bahkan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari di negara tujuan.
Oleh sebab itu, penting sekali untuk melakukan perencanaan keuangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk pindah ke luar negeri. Berikut beberapa tips keuangan yang wajib diperhatikan agar perjalanan dan kehidupan kamu di luar negeri berjalan dengan lancar.
Sebelum memutuskan untuk pindah, tentu kamu harus memahami biaya hidup di negara tujuan. Harus dipahami bahwa beberapa negara memiliki biaya hidup yang jauh lebih tinggi daripada Indonesia.
Sebagai contoh, kalau kamu ingin tinggal di Kanada, kamu harus siap dengan biaya hidupnya yang besar, khususnya untuk sewa apartemen dan transportasi. Di kota-kota besar seperti Vancouver dan Toronto, harga sewa apartemen bisa mencapai CAD 2.000 atau setara dengan Rp23 juta per bulan.
Untuk mengetahui biaya hidup di negara tujuan, kamu bisa melakukan riset seperti:
Dengan melakukan riset yang matang, maka kamu bisa memperkirakan berapa dana yang harus kamu persiapkan sebelum berangkat.
Setelah mengetahui rata-rata biaya hidup per bulan di negara tujuan, kamu harus bisa menyusun rencana keuangan secara terperinci. Tentukan berapa banyak uang yang harus kamu siapkan sebelum memutuskan pindah dan bagaimana kamu harus mengalokasikan pengeluaran di sana.
Kamu bisa menyusun anggaran untuk sewa tempat tinggal, kebutuhan pokok sehari-hari, transportasi, tagihan listrik, air, dan internet, serta asuransi kesehatan dan dana darurat. Jika memungkinkan, kamu bisa membuat anggaran selama 6 bulan pertama sehingga kamu tidak mengalami kesulitan keuangan saat baru tiba.
Tinggal di negara baru memang bisa menjadi pengalaman yang mengejutkan. Sebab, kamu harus menyesuaikan diri dengan suhu dan budaya di negara tujuan. Oleh karena itu, kamu harus memiliki dana darurat yang cukup untuk bertahan hidup di negara tujuan, minimal 6 bulan tanpa pemasukan.
Dana darurat ini akan sangat bermanfaat jika kamu mengalami situasi-situasi yang tak terduga, seperti kesulitan mendapatkan pekerjaan, harga sewa tempat tinggal yang tiba-tiba naik, hingga perubahan regulasi visa.
Agar lebih aman, kamu bisa menyimpan dana darurat dalam bentuk rekening tabungan yang bisa diakses secara internasional. Bisa juga kamu menyimpannya di dompet digital seperti Wise atau PayPal. Selain itu, kamu juga harus memiliki tabungan dalam bentuk mata uang negara tujuan untuk memenuhi kebutuhan mendesak.
Pada dasarnya, setiap negara memiliki aturan perbankan dan pajak yang berbeda-beda. Sebelum memutuskan untuk pindah, pahami terlebih dahulu bagaimana caranya membuka rekening di bank lokal. Cari tahu juga apakah kamu harus memiliki NPWP negara tujuan dan bagaimana sistem penggajian di sana.
Sebagai contoh, negara-negara dengan pajak pribadi tertinggi seperti Austria dengan PPh maksimal 55%. Selain itu Australia yang kerap dijadikan tujuan warga Indonesia juga termasuk sebagai negara dengan PPh tertinggi di dunia, yakni maksimum mencapai 45%.
Nah, dengan memahami sistem ini, maka kamu bisa terhindar dari masalah keuangan dan memastikan bahwa kamu mampu membayar pajak sesuai dengan aturan yang berlaku di negara tujuan.
Jika tujuan kamu pindah adalah untuk mencari pekerjaan, maka pastikan kamu memiliki kualifikasi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bisa menjalani hidup di negara tujuan.
Misalnya kamu ingin bekerja di Australia atau mungkin Kanada, memiliki sertifikasi dan pengalaman kerja yang diakui di negara tersebut tentu akan sangat membantumu dalam mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi. Memang, negara-negara maju menyediakan banyak lapangan pekerjaan. Namun biasanya imigran seperti dari Indonesia bekerja sebagai pekerja kasar.
Untuk itu, pastikan kamu memiliki keterampilan atau mungkin menempuh pendidikan di negara tujuan agar bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang lebih tinggi.
Biaya medis di luar negeri sangat mahal, bahkan hanya untuk konsultasi dokter biasa. Mayoritas negara maju bahkan mewajibkan imigran untuk memiliki asuransi kesehatan begitu mereka tiba, seperti di Jerman dan Belanda. Tanpa adanya asuransi, biaya medis di negara-negara ini bisa mencapai puluhan juta rupiah, bahkan hanya untuk pemeriksaan rutin.
Itulah beberapa tips keuangan yang harus kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk tinggal di negara lain. Tinggal di luar negeri, terutama negara maju, memang menawarkan banyak peluang. Namun tanpa adanya persiapan keuangan yang matang, risikonya tentu juga besar.
Jadi, bagaimana, sudah siap #KaburAjaDulu dengan kondisi keuangan kamu sekarang?