Jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan adalah salah satu aspek penting yang perlu dikembangkan sejak dini. Mendidik anak untuk memiliki jiwa entrepreneurship bukan hanya soal mengajarkan bagaimana caranya memulai bisnis. Mengembangkan jiwa kewirausahaan juga menyangkut soal edukasi anak untuk berpikir kreatif, mandiri, dan berani menghadapi tantangan.
Dengan menanamkan jiwa entrepreneurship sejak dini, maka anak-anak akan lebih siap dalam menghadapi dunia yang terus berubah dan memiliki kepercayaan diri untuk mewujudkan impian mereka. Mau tahu bagaimana caranya? Simak di sini.
Entrepreneur sudah sangat dikenal pada kalangan masyarakat Indonesia. Namun, jumlah pengusaha muda di Tanah Air masih terbilang sangat sedikit bila dibandingkan dengan beberapa negara lainnya, termasuk negara tetangga Singapura.
Melansir laman Kumparan, data BPS pada 2022 menunjukkan bahwa rasio masyarakat Indonesia yang berwirausaha hanya sekitar 3,47%. Sementara itu, Malaysia sudah mencapai 4,74% dan Singapura mencapai 8,76%. Sementara itu, pemerintah menargetkan tingkat kewirausahaan pada 2024 mencapai 3,95%.
Oleh sebab itu, pengembangan jiwa entrepreneurship harus dimulai dari sekarang. Memiliki jiwa kewirausahaan sangat bermanfaat, baik dalam karier maupun kehidupan sehari-hari. Entrepreneur bukan hanya soal memulai bisnis, tetapi juga soal individu yang memiliki kemampuan untuk berpikir inovatif, mampu melihat peluang, dan berani mengambil risiko.
Jiwa entrepreneurship memungkinkan seseorang untuk bisa mandiri dan kreatif dalam mencari solusi atas berbagai masalah yang dihadapi. Di samping itu, jiwa ini juga melatih individu untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh, tidak mudah menyerah, dan selalu berusaha untuk mencapai tujuan positif yang sudah ditetapkan.
Sementara itu, dalam dunia kerja, keterampilan ini sangat dibutuhkan. Sebab, mereka yang memiliki jiwa entrepreneurship cenderung lebih proaktif, berani mengambil tindakan, dan mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan.
Jiwa entrepreneurship pada dasarnya harus ditanamkan sejak dini. Hal ini akan membantu anak-anak membentuk karakter yang kuat dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Mereka juga akan lebih terbiasa berpikir out-of-the-box, menemukan solusi kreatif, dan tidak takut untuk mencoba hal-hal baru. Dengan begitu, mereka tidak hanya akan menjadi individu yang berhasil secara finansial. Namun, mereka juga akan memiliki kepuasan pribadi dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Menanamkan jiwa entrepreneurship pada anak bisa dilakukan melalui berbagai cara yang kreatif, relevan, dan menyenangkan untuk anak. Berikut adalah beberapa tips yang bisa diterapkan oleh pihak orang tua maupun pendidik:
Mulailah dengan mengajarkan anak untuk bisa mandiri dan berpikir kreatif. Berikan mereka kesempatan untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas sederhana sendiri, seperti merapikan mainan atau memilih pakaian yang mau mereka kenakan.
Di samping itu, dorong anak untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif mereka, misalnya dengan membuat proyek seni atau kerajinan tangan. Dengan begitu, mereka akan terbiasa untuk tidak selalu bergantung pada orang lain dan memiliki kepercayaan diri dalam mengeksplorasi kemampuan diri.
Melansir laman Aicontentfy, manajemen waktu merupakan salah satu keterampilan krusial yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha. Keterampilan ini bisa diajarkan sejak dini, misalnya dengan mengajarkan anak untuk membuat jadwal harian yang mencakup waktu belajar, bermain, maupun beristirahat. Dengan keterampilan ini, maka anak akan lebih disiplin dan mampu mengatur prioritas dengan baik.
Salah satu ciri khas dari seseorang dengan jiwa entrepreneur adalah keberanian untuk mengambil risiko. Ajarkan anak untuk berani mencoba hal-hal yang belum pernah mereka lakukan, meskipun ada kemungkinan mereka akan mengalami kegagalan.
Namun, pastikan mereka juga memahami pentingnya risiko atas setiap tindakan yang akan mereka lakukan. Berikan pula mereka dukungan dan dorongan ketika mereka mengalami kegagalan. Tak lupa, ajarkan mereka untuk melihat kegagalan bukan akhir dari segalanya tetapi sebagian bagian dari proses belajar.
Pemahaman tentang uang dan keuangan juga penting untuk diajarkan agar anak memiliki jiwa entrepreneurship. Ajarkan mereka tentang nilai uang, cara mengelola keuangan, dan pentingnya menabung.
Orang tua bisa mengajarkannya dengan memberikan uang saku yang harus mereka kelola sendiri atau mengajarkan untuk menabung sebagian dari uang saku mereka untuk membeli barang yang diinginkan. Dengan begitu, anak akan memahami pentingnya mengatur keuangan dan memahami bahwa segala sesuatu perlu diperjuangkan serta membutuhkan usaha.
Selain tips-tips di atas, ada beberapa aktivitas yang bisa membantu anak untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship:
Orang tua bisa mengajak anak untuk mencoba membuat bisnis kecil-kecilan, seperti menjual makanan ringan, mainan yang bisa mereka buat sendiri, dan lain sebagainya. Berikan pula mereka tanggung jawab untuk merencanakan dan mengelola bisnis tersebut, termasuk membuat anggaran, menetapkan harga, dan mempromosikan produk.
Melalui kegiatan seperti ini, anak akan belajar tentang proses bisnis, cara mengatur keuangan, dan pentingnya kreativitas dalam menciptakan produk yang menarik bagi pelanggan mereka. Namun, pastikan sekolah mereka tidak terganggu dengan kegiatan ini.
Permainan simulasi bisnis, seperti Monopoli atau Lemonade Stand bisa menjadi alat yang efektif bagi orang tua untuk mengajarkan konsep bisnis dasar pada anak-anak. Melalui permainan ini, anak-anak akan belajar tentang pentingnya mengambil keputusan, manajemen risiko, dan bagaimana caranya bersaing dengan pemain lain secara sehat. Di samping itu, permainan ini juga bisa melatih keterampilan matematika sekaligus pemecahan masalah.
Kegiatan sosial maupun lingkungan bisa menjadi sarana positif untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship pada anak. Ajak mereka untuk terlibat dalam kegiatan amal atau proyek lingkungan, seperti mengumpulkan dana untuk orang-orang yang kurang beruntung atau membersihkan bibir pantai.
Melalui kegiatan tersebut, anak akan belajar tentang pentingnya kontribusi sosial. Mereka juga akan mengembangkan kemampuan untuk menemukan solusi inovatif bagi masalah-masalah yang ada di sekelilingnya.
Jadi, menanamkan jiwa entrepreneurship sejak dini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan anak. Dengan memiliki keterampilan dan mentalitas yang didapat melalui proses tersebut, maka anak akan lebih siap dalam menghadapi tantangan hidup dan bahkan memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses di berbagai bidang.