Tren Desain dan Arsitektur Terkini, Gaya Simpel Paling Diincar

Tren Desain dan Arsitektur Terkini, Gaya Simpel Paling Diincar

Tahun 2023 hampir berakhir, tetapi banyak perubahan yang menarik untuk diulas, khususnya perubahan dalam desain dan arsitektur bangunan. Setelah sebelumnya green architecture populer, kini masyarakat menggandrungi desain simpel yang tak hanya menarik tetapi juga mengutamakan kesehatan.

Cosmas D. Gozali, seorang arsitek dengan jam terbang tinggi, menyampaikan bahwa gaya simpel, warna kontras, dan interior yang fleksibel adalah tren arsitektur masa kini. Jadi, arsitektur di sini tak hanya merepresentasikan struktur suatu bangunan, melainkan juga memahami kebutuhan dan harapan di masa mendatang.

Gaya Simpel Menjadi Incaran

Tren Desain

Gaya simpel bukan hanya minimalis, tetapi juga industrial, Japandi, dan masih banyak lagi. Gaya simpel memang sedang naik daun dan banyak disukai oleh masyarakat maupun para pelaku industri desain dan arsitektur. 

Gaya simpel tengah menjadi perhatian utama di antara perubahan tren desain yang begitu masif. Setelah beberapa tahun konsep green architecture populer, tahun 2023 menjadi penanda transisi menuju tren desain yang lebih sederhana tetapi tetap terlihat menarik. Dalam tren desain ini, fleksibilitas ruang, kemudahan perawatan, dan kenyamanan penghuni menjadi fokus utama.

Desain simpel lebih dari sekadar mengutamakan aspek estetika, tetapi juga fokus pada bagaimana desain tersebut berdampak pada kehidupan penghuninya sehari-hari. Penggunaan palet-palet warna cerah, seperti kuning kunyit atau merah, bukan hanya sekadar pemilihan warna visual. Selain itu, pemilihan warna ini menciptakan atmosfer positif yang dapat memberikan semangat dan optimisme. Konsep ini pada dasarnya sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat saat ini, terutama dengan meningkatnya model kerja work from home (WFH) atau kerja dari rumah.

Salah satu keunggulan dari desain simpel terletak pada kemampuannya untuk bisa memberikan keseimbangan antara fungsi dan aspek estetika. Desain simpel relatif mudah dirawat sehingga bisa memenuhi kebutuhan akan lingkungan rumah yang tak hanya terbatas, tetapi juga fleksibel. Hal ini menguntungkan penghuninya karena bisa menggunakan ruang di dalam rumah secara efisien dan mengakomodasi kegiatan sehari-hari mereka tanpa harus mengorbankan keindahan dan kenyamanan.

Pentingnya fleksibilitas dalam desain arsitektur ini lebih dari sekadar respons terhadap popularitas WFH, tetapi juga buah dari kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan rumah serta penghuninya. Desain yang simpel dan mudah dirawat memungkinkan lingkungan rumah untuk tetap bersih dan terjaga. Dengan begitu, terciptalah ruang yang dapat mendukung kesejahteraan setiap penghuninya. 

Penggunaan Material Lokal Makin Menjamur

Tren Desain

Perubahan tren desain dan arsitektur juga terjadi pada pemilihan material bangunan. Penyebab dari perubahan ini tak lain adalah karena perubahan ekonomi global, terutama setelah pandemi yang telah mengakibatkan pergerseran besar dalam pasokan material industri arsitektur.

Menurut Cosmas D. Gozali, material lokal menjadi alternatif utama bagi pembangunan di Indonesia. Selain karena lebih terjangkau, ketersediaan bahan-bahan lokal lebih banyak dibandingkan dengan material impor.

Pentingnya menerapkan prinsip konstruksi berkelanjutan juga menjadi salah satu faktor pendorong perubahan ini. Kesadaran akan bahaya dampak lingkungan dari kegiatan konstruksi mendorong para arsitek untuk lebih memilih bahan-bahan lokal, terutama yang ramah lingkungan. 

Hal tersebut terjadi utamanya saat industri material konstruksi mengalami penurunan produksi dan keterbatasan tenaga kerja selama masa pandemi. Dengan mengandalkan material lokal, arsitek tak hanya ikut serta mendukung perekonomian lokal, tetapi juga mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari proses distribusi material impor.

Di sisi lain, material lokal juga memiliki keunikan dan keberagaman bahan baku. Misalnya saja pasir, pasir urug dan pasir beton memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda meskipun sama-sama digunakan dalam proyek pembangunan. Penggunaan material lokal ini sekaligus menciptakan relasi kerja sama yang erat antara produsen lokal dan arsitek.

Dengan demikian, tren penggunaan material lokal dalam arsitektur bukan hanya respons terhadap perubahaan kondisi ekonomi global. Tren ini juga menjadi langkah positif dalam mewujudkan keberlanjutan dan juga keberagaman pada industri arsitektur. Tak hanya itu, penggunaan material lokal juga menjadi langkah yang membawa dampak positif pada aspek ekonomi, lingkungan, serta kekayaan sumber daya suatu daerah.

Tren Desain dan Arsitektur Secara Global

Tren Desain

Perubahan tren desain dan arsitektur tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga secara global. Di tingkat global, tren dalam industri desain dan arsitektur menghadirkan banyak inovasi menarik yang mencerminkan adanya evolusi dalam industri ini. Adapun tren yang dimaksud antara lain adalah:

1. Desain 3D

Desain cetak 3D makin marak digunakan dalam proses konstruksi bangunan. Ini lantaran teknologi cetak 3D memiliki tingkat presisi yang sangat tinggi. Bagi arsitek, hal ini sangat menguntungkan mereka karena dapat membantu menciptakan model bangunan secara detail. Selain efisien, penggunaan mesin cetak 3D mendukung keberlanjutan lingkungan karena proses pembangunan minim kesalahan sehingga limbah konstruksi berkurang.

2. Penggunaan material

Perubahan signifikan juga terlihat dalam pemilihan material konstruksi. Terjadi transisi dari penggunaan material konvensional seperti beton dan baja ke material ramah lingkungan seperti rami dan hempcrete. Tujuan dari tren ini tak jauh-jauh dari kampanye untuk mengurangi jejak karbon dan mendorong penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan. 

3. Penggunaan AI dan virtual reality (VR)

Penggunaan VR dan AI menjadi bagian integral dalam perubahan tren arsitektur global. Meskipun demikian, arsitek Cosmas D. Gozali menegaskan bahwa kedua inovasi teknologi ini hanya mempercepat proses analisis data dan manajemen informasi, bukan menggantikan peran kreatifitas arsitek.

4. Reuse dan repurposing

Secara harfiah, reuse dan repurposing berarti menggunakan kembali dan mengubah fungsi suatu benda. Dalam arsitektur, kedua istilah tersebut merujuk pada praktik adaptasi ulang suatu bentuk bangunan daripada harus meruntuhkannya. Selain bisa mengembalikan fungsi ekonomis bangunan, pendekatan ini juga ditujukan untuk melestarikan karakter suatu lingkungan sekaligus mengurangi dampak buruk konstruksi bangunan.

Dengan demikian, tren desain dan arsitektur tahun 2023 menunjukkan adanya adaptasi terhadap perubahan kondisi sosial dan ekonomi. Gaya simpel yang perawatannya mudah menjadi daya tarik utama masyarakat saat ini. Sementara itu, penggunaan material lokal dan berbagai inovasi global akan membawa industri arsitektur menuju ke arah yang lebih berkelanjutan. 

Leave a Reply