Properti merupakan industri penggerakan roda perekonomian suatu negara, termasuk di Indonesia. Seperti halnya dengan sektor industri lain, pasar properti selalu mengalami fluktuasi dan evolusi seiring dengan berubahnya kebutuhan masyarakat. Setelah melalui kondisi sulit akibat pandemi COVID-19, industri properti Indonesia perlahan-lahan mulai bangkit. Kebangkitan ini diwarnai dengan sejumlah tren yang akan diulas dalam pembahasan berikut ini.
Pasar properti Indonesia terus menunjukkan perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2020 misalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya pertumbuhan sebesar 4,57% di tengah berbagai tantangan ekonomi akibat pandemi. Semenjak saat itu, pasar properti dalam negeri terus mengalami pertumbuhan dengan berbagai tren inovatif seperti di bawah ini.
Salah satu tren terkini yang cukup mencolok dalam sektor properti adalah meningkatkan permintaan akan ruang tambahan di dalam rumah. Tren ini muncul akibat pandemi COVID-19 yang telah mengubah kebiasaan setiap anggota keluarga. Contohnya, saat pandemi, masyarakat harus bekerja, sekolah, dan kuliah secara online di dalam rumah atau istilah kerennya Work From Home (WFH).
Akibat perubahan tersebut, masyarakat kini mulai mencari rumah dengan ruang yang dapat diubah menjadi home office dan ruangan untuk sekolah atau kuliah online. Bukan hanya itu, sejumlah orang juga membutuhkan ruang tambahan untuk mengatasi perasaan terkurung di dalam rumah sendiri.
Hal-hal tersebut kemudian menjadi pendorong utama meningkatnya permintaan akan rumah dengan desain fleksibel dan ruang multifungsi. Hal ini juga diikuti dengan meningkatnya angka penjualan perabotan untuk home office, seperti meja kerja. Tren ini mencerminkan perubahan gaya hidup yang disebabkan oleh pandemi dan bahkan terus berlanjut hingga sekarang setalah pandemi usai.
Teknologi telah menjadi bagian krusial dalam pasar properti dalam negeri saat ini. Aplikasi jual beli dan sewa properti, situs web, serta berbagai macam teknologi virtual telah membuat pengalaman mencari properti impian lebih praktis. Inovasi teknologi ini secara masif digunakan oleh generasi milenial yang notabenenya lebih melek teknologi.
Buktinya, salah satu platform pencarian properti Lamudi mengalami peningkatan pengguna dari generasi milenial hingga 78,5% pada kuartal pertama 2023. Melalui platform-platform serupa, masyarakat yang melek teknologi dapat mencari, menjual maupun menyewakan properti.
Selain itu, ada pula platform untuk mengelola perencanaan keuangan investor properti agar investasi mereka dapat berjalan dengan baik. Semua ini menjadi bukti bahwa teknologi akan terus membawa perubahan signifikan dalam cara masyarakat modern berurusan dengan properti.
Pasar properti komersial menunjukkan perubahan yang signifikan. Ini akibat pandemi COVID-19 yang menggeser perubahan dalam cara bisnis beroperasi. Cukup banyak perusahaan beralih ke model kerja WFH sehingga permintaan akan gedung perkantoran pun menurun. Hal ini juga mengakibatkan kekosongan gedung di beberapa kota besar di negara dunia pertama seperti Amerika Serikat. Di Indonesia, model kerja WFH tak begitu berimbas pada tingkat okupasi gedung perkantoran.
Di sisi lain, sektor e-commerce mengalami pertumbuhan pesat, meningkatkan permintaan akan pergudangan dan kantor distribusi. Peningkatan minat dalam investasi properti komersial di kawasan pinggiran kota juga mulai terlihat. Pasalnya, opsi ini lebih terjangkau dibandingkan dengan pusat kota yang relatif mahal. Tren ini memicu munculnya tantangan dan peluang dalam pengembangan serta investasi di sektor properti komersial.
Investasi properti berkelanjutan menjadi salah satu tren yang muncul dalam pasar properti saat ini. Hal ini tercermin dari munculnya tren eco house atau rumah hijau. Secara garis besar, eco house merupakan hunian yang dibangun dengan menerapkan prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan. Kedua prinsip tersebut dapat diterapkan dalam pemilihan material, cara pembangunan, dan penggunaan energi setelah bangunan jadi.
Kemunculan tren properti berkelanjutan ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan dampak perubahan iklim. Sebab itu, banyak pelaku industri properti mulai menerapkan prinsip berkelanjutan dalam industri mereka. Properti berkelanjutan tak hanya mengurangi efek negatif terhadap lingkungan, tetapi juga mendorong efisiensi energi dan biaya operasional dalam jangka panjang.
Tren selanjutnya dalam pasar properti saat ini adalah fleksibilitas ruang. Lagi-lagi, pandemi COVID-19 lah yang menjadi pendorong dari kemunculan tren ini. Pandemi mengubah cara masyarakat dalam memandang ruang dan fungsinya.
Contohnya dalam sewa menyewa properti, banyak masyarakat menyewakan properti mereka dengan sistem sewa harian, mingguan, atau bulanan. Ini lantaran model sewa tersebut makin diminati oleh wisatawan dan orang yang melakukan dinas kerja.
Selain itu, konsep co-working space juga makin berkembang. Banyak investor menawarkan properti yang mendukung fleksibilitas bekerja bagi para pekerja remote atau WFH. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan fasilitas kantor tanpa harus pergi ke kantor.
Tren berikutnya dalam pasar properti saat ini adalah keterbatasan pasokan produk-produk properti. Tren ini menjadi tantangan bagi otoritas maupun pelaku industri properti. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, indeks permintaan properti Tanah Air mengalami peningkatan hingga 16,4% (yoy) dan diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kenaikan permintaan properti paling signifikan terjadi di daerah perkotaan. Alhasil, timbul ketimpangan antara penawaran dan permintaan hingga akhirnya membuat harga properti melonjak.
Keterbatasan pasokan properti juga dipengaruhi oleh regulasi dan perizinan mengenai pembangunan properti baru. Bila proses pengajuan perizinan dipersulit, maka dapat menghambat proses konstruksi dan pertumbuhan pasokan.
Tantangan ini memengaruhi berbagai segmen pasar properti, mulai dari perumahan hingga komersial. Solusi seperti revitalisasi kawasan perkotaan dan perbaikan regulasi dapat membantu menangani masalah ini. Namun keterbatasan pasokan masih menjadi faktor utama yang memengaruhi harga produk-produk properti di banyak lokasi.
Fluktuasi harga merupakan salah satu faktor yang selalu memengaruhi kondisi pasar properti. Sama seperti industri lainnya, harga pada industri properti dapat berubah secara signifikan dalam waktu singkat. Sebab, fluktuasi harga adalah respons terhadap berbagai perubahan kondisi ekonomi, politik, dan sosial suatu negara.
Pandemi COVID-19 adalah contoh nyata bagaimana situasi darurat dapat memicu terjadinya fluktuasi harga. Terkadang beberapa daerah mengalami penurunan harga properti, sementara di lokasi lain harga justru meningkat pesat.
Kondisi semacam ini menjadi sesuatu yang perlu diwaspadai oleh penjual, pembeli, maupun investor properti. Pemahaman yang baik mengenai semua faktor yang memengaruhi harga pasar dapat membantu membuat keputusan yang tepat dalam menjalankan bisnis properti.
Demikianlah ulasan mengenai tren-tren terkini dalam pasar properti. Industri properti merupakan sektor yang dinamis dan tren-tren yang muncul akan terus memengaruhi cara manusia berhubungan dengan industri ini. Dengan terus mengikuti tren-tren terbaru dalam pasar properti, maka masyarakat dapat membuat keputusan yang bijak dalam membeli, menjual, maupun berinvestasi properti.