Membeli rumah pertama adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Itulah sebabnya kamu harus mempertimbangkan banyak hal sebelum mengambil langkah. Dalam proses membeli rumah, khususnya rumah di komplek perumahan yang belum diluncurkan, ada istilah yang disebut NUP. Apa itu?
Biasanya, istilah NUP kerap muncul pada iklan-iklan seperti “NUP sekarang, dapatkan harga khusus sebelum launching”. Itu mengetahui apa itu NUP sebenarnya, simak artikel ini sampai habis.
NUP adalah akronim dari Nomor Urut Pemesanan. Dalam dunia properti, istilah ini juga kerap disebut sebagai priority pass. NUP diberikan kepada calon pembeli yang ingin memperoleh prioritas dalam memilih unit rumah saat proyek baru akan dipromosikan. Sederhananya, makin kecil nomor urut kamu, makin besar pula peluang kamu untuk memilih unit terbaik.
Namun untuk bisa mendapatkan NUP, kamu wajib membayar sejumlah uang ke pihak developer terlebih dahulu. Jumlahnya berbeda-beda, tergantung pada proyek dan pihak pengembangna sendiri. Biasanya berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp25 juta.
Lantas, kapan kamu harus membayar NUP? Pembayaran NUP umumnya dilakukan sebelum proyek resmi di-launching oleh pihak pengembang ke publik. Ini artinya, saat kamu melakukan pembayaran, biasanya bangunan fisik sama sekali belum berdiri. Kamu hanya bisa melihat ilustrasi atau maket dari proyek yang akan dijalankan.
Bagi pihak pengembang, NUP dikeluarkan untuk menarik calon pembeli dan mengidentifikasi mana calon pembeli yang potensial sebelum proyek properti diluncurkan. Sementara bagi pihak calon pembeli, NUP memungkinkan mereka mendapatkan harga beli yang lebih kompetitif.
Masih banyak orang yang mengira bahwa NUP adalah booking fee. Padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Yuk, kita bedah satu per satu:
Jadi, NUP memberi kamu hak untuk memilih unit rumah lebih awal, bukan kepastian untuk membeli. Sementara itu, booking fee adalah bentuk komitmen nyata untuk membeli unit yang telah kamu pilih.
Hingga saat ini, belum ada regulasi resmi dari pemerintah yang mengatur soal NUP secara khusus. Ini artinya, pihak pengembang memiliki kebebasan untuk menentukan beberapa hal yang terkait dengan NUP, di antaranya:
Mengingat tidak adanya kekuatan hukum pada NUP seperti pada pembayaran booking fee, maka kamu harus ekstra hati-hati. Ada kasus di mana proyek yang kamu incar ternyata harus gagal dibangun atau developer membatalkan sepihak kendati kamu sudah memiliki NUP.
Untuk menghindari risiko tersebut, lakukan riset tentang pengembang. Cek apakah mereka tergabung dalam asosiasi seperti REI (Real Estate Indonesia) dan memiliki portofolio proyek yang selesai dengan baik. Kamu juga tidak perlu ragu untuk datang langsung ke lokasi proyek, tanyakan legalitas tanahnya, dan minta salinan brosur, site plan, serta perjanjian NUP hitam di atas putih.
Meskipun belum diatur secara hukum, NUP tetap banyak diminati. Contohnya saja pada proyek CitraGarden Puri yang dikembangkan oleh Ciputra Group. Sejak dibukanya pendaftaran NUP pada September 2019, proyek ini langsung diburu oleh 1.375 konsumen.
Nah, berikut beberapa alasan mengapa sistem NUP banyak diminati masyarakat:
Pihak pengembang umumnya menawarkan harga early bird atau promo khusus untuk pemegang NUP. Ini tentu bisa menjadi kesempatan emas buat kamu yang ingin menghemat bujet pembelian rumah.
Makin awal kamu mendaftar, makin kecil nomor urutmu. Ini artinya, kamu bisa bebas memilih lokasi unit, seperti rumah posisi hook, dekat taman, dan lain sebagainya.
Mayoritas developer akan mengembalikan uang NUP jika calon pembeli batal membeli. Namun terkadang ada potongan biaya administrasi. Meskipun ada potongan, hal ini tetap bisa memberikan rasa aman bagi calon pembeli.
Hanya saja, kamu tetap harus mawas diri dengan kekurangan sistem NUP ini. Mengingat proyek belum dibangun, tentu bakal ada risiko unit tidak sesuai dengan ekspektasi. Misalnya, kualitas bangunan tidak sesuai dengan brosur atau fasilitas umum dalam komplek perumahan belum dibangun sesuai janji awal.
Di samping itu, karena kamu memutuskan untuk membeli rumah berdasarkan gambar atau brosur, otomatis butuh waktu lama untuk bisa menempati rumahnya. Buat kamu yang ingin segera pindah, mungkin NUP bukan pilihan yang terbaik.
Jadi, NUP atau Nomor Urut Pemesanan bisa menjadi langkah cerdas buat kamu yang ingin mendapatkan rumah dengan harga lebih terjangkau dan bisa lebih leluasa memilih unit. Namun ingat, sistem ini juga berisiko karena tidak diikat hukum dan dijalankan sebelum proyek resmi diluncurkan.
Untuk itu, sebelum memutuskan untuk memakai sistem NUP, pastikan kamu sudah melakukan riset mendalam, memilih pengembang yang tepercaya, dan membaca perjanjian dengan seksama. Jangan hanya tergoda promo besar-besaran, pastikan juga faktor lainnya, seperti legalitas dan kondisi finansial kamu.
Ingat, rumah adalah investasi jangka panjang. Dengan memahami NUP, maka kamu bisa mengambil langkah yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Jadi, bagaimana, punya rencana untuk mendaftar NUP?