Properti: Aset Investasi Prospektif yang Banyak Risikonya

Properti: Aset Investasi Prospektif yang Banyak Risikonya

Tidak ada instrumen investasi yang bebas dari risiko. Tak terkecuali properti, yang mana kerap disebut sebagai salah satu produk investasi paling populer dan prospektif. Properti memang menjadi bidang usaha dan investasi yang banyak digeluti oleh individu maupun investor. Pasalnya, keuntungannya cukup menggiurkan tapi risikonya juga relatif tinggi.

Nah, dalam artikel kali ini kita akan membahas mengapa investasi properti dianggap menguntungkan dan apa saja risiko yang perlu diwaspadai calon investor. Untuk itu, simak sampai habis artikel berikut ini.

Mengapa Investasi Properti Lebih Menguntungkan?

Aset Properti

Investasi properti adalah serangkaian kegiatan memiliki, membeli, maupun mengalokasikan dana pada sektor properti guna mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai properti, sewa, dan/atau keduanya.

Ada banyak jenis properti yang bisa dijadikan investasi, di antaranya rumah, tanah, apartemen, properti industri, dan bangunan komersial. Sebab itu, investasi properti masuk dalam kategori investasi berupa benda berwujud atau real aset.

Investasi produk-produk properti memang sedang naik daun belakangan ini. Melansir laman Bisnis.com, investasi properti di Indonesia tembus hingga Rp27,9 triliun pada kuartal pertama tahun 2023. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022, ada kenaikan sebesar 16,5% dari Rp17,5 triliun.

Ada sejumlah alasan yang menyebabkan adanya kenaikan investasi properti. Adapun alasannya adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan nilai stabil

Properti, khususnya rumah tapak dan tanah, cenderung mengalami kenaikan nilai jual dari waktu ke waktu. Pertumbuhan nilai ini membuat properti menjadi salah satu instrumen investasi jangka panjang yang cukup menguntungkan.

2. Bisa dijadikan sumber pendapatan pasif

Produk properti juga bisa Anda jadikan sumber pendapatan pasif. Contohnya bila Anda memiliki properti nganggur dan sedang menunggu masa purna tugas, Anda bisa mengontrakkan atau menyewakan properti tersebut.

Di sini, aset masih tetap di tangan Anda tapi Anda juga mendapatkan pemasukan pasif secara bulanan atau tahunan. Jadi, bisa dibilang bahwa investasi properti memberikan keuntungan ganda karena selain nilai jualnya yang terus tumbuh, Anda juga bisa mendapatkan pemasukan pasif meskipun tidak dijual.

3. Proteksi dari inflasi

Properti termasuk salah satu instrumen investasi yang tahan terhadap ancaman inflasi. Jadi, saat harga sewa dan beli properti terus meningkat, maka nilai investasi Anda juga meningkat. Nilai investasi Anda tidak akan turun meskipun nilai mata uang terus tergerus karena inflasi.

4. Memiliki kendali penuh

Alasan lain mengapa properti populer sebagai investasi karena adanya kendali penuh. Anda sebagai pemilik properti memiliki kendali penuh atas properti terkait. Mulai dari pengelolaan hingga keinginan untuk melakukan renovasi, Anda lah yang berhak memutuskannya. Hal ini membuat properti menjadi aset yang fleksibel karena nilainya dapat ditingkatkan kapan saja.

Risiko Investasi Properti yang Perlu Diwaspadai

Aset Properti

Melihat penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa properti memang aset investasi yang menguntungkan. Meskipun begitu, properti juga memiliki risikonya sendiri. Adapun risiko investasi properti yang perlu Anda waspadai adalah:

1. Risiko pasar

Risiko pasar merupakan risiko yang berhubungan dengan naik turunnya harga produk properti akibat adanya perubahan kondisi pasar. Fluktuasi nilai properti juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya faktor ekonomi, politik, sosial, serta tingkat permintaan dan penawaran. Bila kondisi pasar sedang kurang baik dan Anda memutuskan untuk menjualnya, kemungkinan Anda akan mengalami kerugian investasi.

2. Risiko likuiditas

Properti merupakan aset yang tidak likuid. Maksudnya adalah properti tidak mudah dijual maupun diuangkan menjadi cash. Proses penjualan properti membutuhkan waktu yang cukup lama, terlebih bila kondisi permintaan pasar sedang menurun. Jadi, bila Anda membutuhkan dana cepat, likuidasi properti akan menyulitkan Anda.

3. Risiko harga sewa

Bagi Anda yang berencana menyewakan properti, risiko harga sewa perlu dijadikan pertimbangan. Sama seperti nilai jual, harga sewa properti juga cukup fluktuatif. Naik turunnya harga sewa jelas dapat memengaruhi pendapatan pasif yang Anda dapatkan dari penyewaan properti tersebut. Bila harga sewa menurun, otomatis pendapatan Anda juga menurun.

4. Risiko kondisi properti

Properti adalah aset berwujud yang mana memerlukan perawatan dan pemeliharaan rutin. Risiko dalam hal ini berkaitan dengan biaya yang diperlukan untuk memperbaiki dan memelihara kondisi properti. Bila properti membutuhkan biaya perbaikan atau perawatan yang besar, maka bisa mengurangi profit investasi Anda.

5. Risiko hukum dan regulasi

Properti juga memiliki risiko hukum, seperti masalah kepemilikan tanah, tuntutan dari pihak penyewa, maupun perkara hukum lainnya. Di samping itu, regulasi pemerintah juga cenderung berubah-ubah. Hal ini jelas dapat memengaruhi nilai dan cara pengelolaan suatu produk properti. Agar terbebas dari perkara hukum, Anda perlu memahami regulasi dan hukum mengenai properti yang berlaku di wilayah Anda.

6. Risiko bunga dan hipotek

Jika Anda membeli properti sebagai investasi dengan cara meminjam uang melalui hipotek, maka Anda perlu mewaspadai fluktuasi bunganya. Bila suku bunga naik, otomatis biaya pinjaman Anda juga ikut naik. Alhasil, keuntungan dari investasi Anda pun berkurang.

7. Risiko ekonomi dan inflasi

Sebelumnya sudah disinggung bahwa investasi properti tahan dari ancaman inflasi. Memang benar adanya, tapi tetap bisa memengaruhi tingkat keuntungan investasi yang Anda dapatkan. Bila inflasi terjadi secara terus-menerus, maka permintaan akan produk properti akan menurun. Harga sewa properti pun juga bisa turun karena rendahnya permintaan dan rendahnya daya beli atau sewa konsumen.

8. Risiko ketergantungan pada pihak penyewa

Kalau Anda berinvestasi properti dengan cara disewakan, Anda wajib waspada dengan adanya risiko ketergantungan terhadap penyewa. Maksudnya begini, jika penyewa selalu telat membayar sewa, maka pendapatan pasif Anda akan terganggu. Terlebih bila penyewa gagal memenuhi kewajibannya, jelas Anda akan mengalami kerugian finansial dan bahkan sulit mencari penyewa baru.

9. Risiko keamanan dan pencurian

Kalau Anda memiliki properti berupa tempat tinggal, kemungkinan rentan terhadap yang namanya risiko keamanan dan pencurian. Terlebih bila properti dalam kondisi kosong atau tidak ditempati untuk sementara waktu. Hal ini jelas dapat menyebabkan kerugian finansial akibat kehilangan barang berharga dan kerusakan properti.

Meskipun investasi properti memiliki banyak risiko, banyak masyarakat yang berhasil mendapatkan keuntungan besar melalui instrumen investasi ini. Namun, untuk menghindari risiko-risiko yang ada, penting bagi Anda para calon investor untuk melakukan riset terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Dengan pemahaman yang baik mengenai potensi dan risiko yang ada, investasi properti bisa menjadi sumber penghasilan yang stabil.

Leave a Reply