Rumah lebih dari sekadar tempat untuk istirahat maupun berlindung dari hujan dan teriknya matahari. Rumah juga menjadi tempat yang dapat memberikan kenyamanan dan ketenteraman jiwa berkat visualnya. Sebab itu, desain interior menjadi bagian penting dari setiap rumah atau jenis bangunan lainnya.
Berbicara soal desain interior, tentu setiap zaman memiliki trennya sendiri. Mereka yang tergolong sebagai generasi baby boomers jelas memiliki selera desain interior yang berbeda dengan milenial.
Nah, dalam artikel kali ini, kita akan mempelajari 10 gaya desain interior yang menjadi favorit kawula muda milenial. Kira-kira seperti apa ya desain interior yang mereka gandrungi? Simak terus sampai habis ulasan berikut ini.
Milenial merupakan sebutan bagi generasi yang lahir antara tahun 1981 dan 1996. Generasi ini kerap dianggap sulit untuk bisa memiliki rumah sendiri mengingat kenaikan harga rumah tidak dibarengi dengan kenaikan gaji.
Kendati demikian, milenial memiliki selera unik dalam hal pemilihan hunian. Mulai dari jenis rumah hingga desain interiornya, selera mereka patut untuk diapresiasi dan dijadikan inspirasi. Nah, berikut adalah 10 gaya desain interior yang populer di kalangan kawula muda milenial.
Di urutan pertama dalam daftar 10 gaya desain interior favorit milenial adalah gaya minimalis. Selama beberapa tahun terakhir, gaya yang menerapkan prinsip “less is more” ini telah menjadi favorit banyak generasi, tak terkecuali milenial. Gaya minimalis sudah populer sejak sekitar awal abad ke-20. Estetika ini mengutamakan konsep kesederhanaan, fungsionalitas, dan ketenangan di dalam rumah.
Beberapa elemen utama dari desain minimalis antara lain adalah ruang yang rapi dan tertata, garis lurus, dan warna-warna netral seperti krem, abu-abu, dan putih. Di samping itu, pemilihan furnitur dan ornamen dalam interior minimalis juga sangat diperhatikan. Umumnya, benda-benda tersebut dipilih berdasarkan utilitas dan keindahannya.
Gaya industrial menawarkan estetika yang terkesan trendi dan keren sehingga sangat wajar bila menarik perhatian banyak kalangan milenial. Gaya ini terinspirasi dari visual lingkungan perkotaan dan industri dengan ciri-ciri seperti dinding bata ekspos, struktur baja mentah, dan aksen kayu yang terkesan sudah usang.
Sama seperti desain minimalis, gaya industrial juga cenderung menggunakan palet warna netral, seperti abu-abu, hitam, dan cokelat untuk menciptakan nuansa industri yang autentik. Furnitur yang digunakan umumnya bergaya vintage dan selalu ada lampu-lampu unik yang turut memperkuat gaya interior ini.
Gaya interior tropis adalah desain yang mengutamakan nuansa hangat, cerah, dan sejuk bak daerah-daerah tropis. Ciri khas dari gaya interior satu ini terletak pada desain atap yang cenderung luas, penataan ruang dengan konsep open space, dan banyak tanaman di dalam rumah.
Tak jauh berbeda dari gaya minimalis dan industrial, gaya tropis juga menggunakan perpaduan palet warna netral dan alam. Contohnya warna cokelat, hijau, putih, dan lain sebagainya. Untuk furnitur, gaya tropis mengutamakan perabot dari bahan alam, seperti bambu, kayu, rotan, dan sejenisnya.
Gaya desain interior favorit kawula muda yang berikut ini hampir mirip dengan konsep yang diusung dalam gaya minimalis. Scandinavian difokuskan pada penggunaan kombinasi tekstur, warna kontras, dan nuansa hangat pada pemilihan furnitur yang cenderung bergaya modern.
Palet warna yang digunakan pada gaya desain ini adalah netral terang, seperti abu-abu muda, krem, putih, dan cokelat muda. Selain warna, gaya scandinavian juga menggunakan elemen seperti alumunium dan kayu. Ciri selanjutnya adalah penggunaan cahaya alami yang optimal dan penggunaan furnitur dengan ornamen sederhana tetapi tetap fungsional.
Desain interior rustik merupakan desain yang memancarkan kombinasi desain modern yang sleek dengan beberapa unsur alam. Konsep desain ini mendeskripsikan estetika yang alami, sedikit kasar, usang, dan kasual. Salah satu ciri khas dari desain ini adalah penggunaan material alam, seperti batu dan kayu.
Selain material alam, desain interior rustik juga mengutamakan penggunaan palet warna dengan tone hangat. Contoh dari palet warna ini adalah khaki, hijau, abu-abu, cokelat, dan merah oxblood. Ciri khas lainnya adalah penggunaan ornamen berupa kerajinan tangan, dekorasi dari kain, dan lukisan pemandangan alam.
Gaya desain interior yang berikut ini terus mengalami perkembangan setiap tahunnya. Ciri yang paling menonjol dari gaya kontemporer adalah interior yang terlihat rapi dan sleek tanpa terlalu banyak dekorasi. Sementara itu mengenai material, gaya ini lebih banyak menggunakan logam, baja, kaca, dan krom.
Pada gaya desain kontemporer, sistem pencahayaan di dalam rumah sengaja diatur agar mengarah ke elemen atau aksen pada dinding. Selain itu, gaya ini juga mengutamakan penambahan detail tertentu berupa dekorasi berbentuk curvy di berbagai sudut ruangan.
Gaya vintage jelas bukan gaya yang asing lagi di telinga para kawula muda. Pasalnya, gaya ini tak hanya populer untuk interior rumah, tetapi juga untuk aspek lainnya, seperti gaya berpakaian. Untuk desain interior, gaya vintage cenderung fokus pada aksen-aksen kuno pada pemilihan furnitur dan elemen lainnya.
Gaya desain interior ini juga didominasi oleh palet warna yang lembut, seperti abu-abu muda, pink pastel, kuning muda, dan lain sebagainya. Kesan kuno juga makin kuat dengan adanya furnitur yang catnya sengaja dibuat terkelupas dan terbuat dari material kayu.
Gaya interior mid-century modern merupakan konsep desain yang diperkenalkan pada sekitar tahun 1940-an. Karakter desain ini cukup unik, yakni klasik dan futuristik sehingga tidak lekang oleh waktu. Prinsip utama yang diterapkan pada desain mid-century modern hampir mirip dengan gaya scandinavian, yakni fungsional dan minimalis.
Ciri khas dari gaya ini adalah perpaduan motif abstrak dalam warna netral dan warna-warna cerah. Mengenai furnitur, gaya ini menggunakan perabot dari material alam dengan desain klasik dan modern. Ciri lainnya adalah penggunaan dekorasi berupa cermin, lukisan untuk meja, dan lampu gantung.
Japandi adalah gaya interior yang berasal dari perpaduan elemen-elemen desain pada gaya scandinavian dan Jepang. Japandi meleburkan dua budaya yang berlawanan sehingga menghasilkan konsep desain baru yang unik.
Ciri khas Japandi terlihat pada penggunaan material, seperti kayu, kerta, dan batu alam. Bedanya dengan gaya scandinavian terletak pada penggunaan palet warna yang cenderung lebih gelap dan bervariasi. Sementara itu, pengaruh gaya Jepang pada desain ini terletak pada penggunaan warna-warna dengan tone yang lebih beragam seperti hitam, hijau gelap, dan terra-cotta.
Gaya desain transisional merupakan gaya yang cukup populer di kalangan kawula muda. Pasalnya, gaya ini adalah hasil dari perpaduan gaya modern dan tradisional. Perpaduan ini cukup seimbang sehingga menghasilkan gaya baru yang begitu unik dan menarik.
Ciri khas dari gaya transisional terletak pada penggunaan material modern, seperti kaca dan baja. Selain itu, desain ini juga menggunakan pilihan palet warna yang netral untuk menciptakan ruang dengan nuansa modern, hangat, dan menenangkan.
Itulah 10 gaya desain interior yang menjadi favorit kawula muda milenial. Dari kesepuluh gaya desain di atas, mana yang menjadi favorit kamu? Tak hanya bisa diterapkan di interior rumah, gaya-gaya interior di atas juga bisa kamu aplikasikan di kamar kos, tempat usaha, atau apartemen.