
Beberapa tahun terakhir banyak kafe atau kedai kopi kekinian yang menjamur di berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan minum kopi yang dulu dianggap sebagai cara untuk menghilangkan kantuk, kini sudah menjelma menjadi bagian dari gaya hidup modern, khususnya di kalangan anak muda. Bahkan, ada survei yang mengungkap bahwa gen Z jadi generasi yang paling hobi ngopi.
Kira-kira apa alasan gen Z menjadi generasi yang paling doyan minum kopi? Apakah karena ingin melek saat belajar atau bekerja? Apakah karena faktor sosial, gaya hidup, dan pengaruh media sosial?

Berdasarkan survei Jakpat terhadap 1008 responden seperti yang dilansir Suara.com, terungkap bahwa sekitar 66% gen Z mengaku mengonsumsi kopi setiap hari, baik satu kali maupun beberapa kali. Angka ini bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan generasi milenial, yakni hanya 55% responden survei yang menyatakan rutin ngopi. Sementara itu, sebanyak 37% gen X menyatakan bahwa mereka mengonsumsi kopi sebanyak 2-3 kali sehari.
Lebih lanjut, survei ini juga menunjukkan perbedaan preferensi rasa dan jenis kopi yang dikonsumsi oleh berbagai generasi. Gen Z cenderung menyukai es kopi susu, baik yang dibeli dari kafe (47%) maupun minimarket (44%). Sebaliknya, generasi yang lebih tua seperti milenial dan gen X lebih setia pada kopi hitam instan. Ini artinya, selera ngopi generasi Z memang lebih kekinian dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.
Bukan hanya itu saja, kebiasaan ngopi juga erat kaitannya dengan faktor waktu. Mayoritas responden mengaku lebih suka menikmati kopi saat sore hari (37%) atau setelah sarapan (34%). Data ini sekaligus menunjukkan bahwa ngopi sudah menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari, bukan sekadar pelengkap. Menariknya lagi, rata-rata pengeluaran untuk segelas kopi mencapai Rp13 ribu dan gen Z menjadi generasi yang paling banyak menghabiskan uang untuk kopi dibandingkan generasi lainnya.
Ada banyak sekali alasan mengapa kopi saat ini sangat populer di kalangan generasi Z. Melansir laman Jejak Persepsi, alasan yang pertama bukan karena kopi sebagai minuman, melainkan simbol gaya hidup. Berdasarkan teori kebutuhan Maslow, pada dasarnya, manusia tak hanya membutuhkan makanan dan rasa aman, tetapi juga rasa diterima dalam suatu kelompok. Nah, ngopi di kafe atau sekadar beli kopi di kedai kekinian mampu memberikan rasa kebersamaan itu.
Di samping itu, budaya ngopi di kalangan gen Z sangat erat kaitannya dengan citra diri. Sesuai dengan penjelasan Jean Baudrillard, konsumsi sering kali tidak selalu soal memenuhi kebutuhan dasar, melainkan pencitraan. Misalnya saja, ngopi di kafe kekinian, kegiatan ini sudah menjadi simbol gaya hidup modern dan fleksibel yang serat kaitannya dengan generasi muda. Jadi, tak heran banyak gen Z yang mengunggah momen minum kopi di media sosial sebagai salah satu bagian dari personal branding.
Selain itu, ada faktor lain yang turut membuat kopi makin digandrungi oleh generasi muda, yakni inovasi industri. Olahan minuman kopi seperti cappucino, latte, cold brew, hingga yang paling laris adalah es kopi susu membuat kopi lebih personal. Bukan hanya itu saja, promosi besar-besaran yang ditawarkan oleh brand kopi juga turut menjadi motor penggerak bagi gen Z yang tergolong sebagai generasi paling melek teknologi. Tak heran, mereka sering kali tak ragu untuk buru-buru check out kopi begitu ada diskon.
Dengan kombinasi antara faktor sosial, gaya hidup, dan inovasi produk, tak heran jika kopi berhasil menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan generasi muda saat ini.

Seperti yang dijelaskan, fenomena ngopi di kalangan gen Z sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Berdasarkan survei Jakpat, 45% responden dari berbagai generasi menjadikan kopi sebagai salah satu sarana untuk nongkrong dan bersosialisasi. Sementara itu, 37% lainnya mengaku minum kopi untuk membantu agar tetap bisa fokus belajar atau bekerja. Namun, bagi gen Z, ngopi menjadi aktivitas multifungsi, bisa untuk kerja, belajar, atau sekadar konten di media sosial.
Selain itu, kafe dan kedai kopi modern yang menjamur di pasaran juga turut memperkuat tren ini. Dengan bangunan yang didesain estetik, suasana nyaman, serta fasilitas WiFi, banyak kafe merangkap fungsi sebagai ruang belajar, bekerja, dan bahkan untuk berkolaborasi. Bagi kalangan generasi Z, kafe lebih dari sekadar tempat untuk membeli minuman, tetapi juga menjadi ruang sosial yang sesuai dengan gaya hidup mereka.
Bukan hanya itu, kopi juga sudah menjadi bagian dari identitas generasi Z yang terkenal sebagai generasi paling konsumtif terhadap tren, tak terkecuali tren minuman. Jadi, ketika ngopi dianggap sebagai bagian dari gaya hidup, maka membeli kopi dengan harga puluhan ribu sudah tidak lagi dianggap sebagai pengeluaran, melainkan investasi dalam pengalaman hidup dan citra diri. Tak heran jika gen Z jadi generasi yang paling suka ngopi karena memang kegiatan ini sudah menjadi bagian penting dalam keseharian mereka.
Jadi, jika ada yang bertanya apakah gen Z jadi generasi yang paling hobi ngopi, jawabannya adalah iya. Namun, yang lebih menarik dari fenomena ini adalah bagaimana kebiasaan tersebut mencerminkan cara generasi muda saat ini dalam membentuk gaya hidup mereka yang cenderung dinamis, modern, dan bisa dibilang penuh makna sosial.