Belajar Mengelola Keuangan dari Pengalaman Isra Mi’raj

Belajar Mengelola Keuangan dari Pengalaman Isra Mi’raj

Setiap tanggal 27 bulan Rajab, umat Muslim di seluruh dunia merayakan hari Isra Mi’raj. Bagi Muslim yang taat, Isra Mi’raj lebih dari sekadar sebuah perayaan biasa dalam agama Islam. Selain memiliki makna spiritual yang begitu mendalam, perayaan ini juga menyimpan pelajaran yang berharga bagi seluruh Muslim, khususnya dalam hal mengelola keuangan di era modern. Untuk lebih jelasnya, mari simak ulasan berikut ini.

Sejarah Peristiwa Isra Mi’raj

Mengelola Keuangan

Sebelum membahas kaitan Isra Mi’raj dan pengelolaan keuangan, mari pahami terlebih dahulu sejarah singkat peristiwa tersebut. Sebagaimana yang sudah diketahui, Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah perkembangan agama Islam.

Isra Mi’raj berasal dari dua suku kata dalam bahasa Arab, yakni isra dan mi’raj. Isra memiliki makna perjalanan Nabi Muhammad SAW menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem dari Masjidil Haram di Mekah. Sementara itu, mi’raj berarti peristiwa naiknya Nabi Muhammad SAW menuju ke Shidratul Muntaha dari Masjidil Aqsa. Pada saat itu pula, Rasulullah mendapatkan pesan untuk mewajibkan salat lima waktu.

Perjalanan Isra Mi’raj bukan hanya soal peristiwa fisik semata, melainkan juga sebagai sebuah bukti akan kekuasaan Allah SWT. Peristiwa ini juga menjadi bentuk penghormatan terhadap Masjidil Aqsa sebagai tempat yang sangat diberkahi.

Dalam sejarah agama Islam, Masjidil Aqsa merupakan salah satu tempat tersuci bagi Muslim di seluruh dunia. Sebab, masjid tersebut menjadi tempat pemberhentian dalam perjalanan Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Shidratul Muntaha menunjukkan betapa mulianya Rasulullah di hadapan Sang Pencipta.

Tak hanya, Isra Mi’raj juga menjadi peristiwa yang menyimpan makna mendalam dalam kehidupan Rasulullah SAW. Pada saat itu, beliau sedang bersedih karena kepergian dua sosok yang memiliki peran penting dalam hidupnya, yakni Siti Khadijah (istri) dan Abu Thalib (paman). Perjalanannya menuju ke Yerusalem ibarat sebagai sebuah pelipur lara dan pemberi kekuatan bagi Rasulullah. Perjalanan tersebut juga menjadi bukti akan kasih sayang Sang Pencipta terhadap hamba-Nya yang sedang dalam kesedihan.

Memaknai Isra Mi’raj dalam Belajar Mengelola Keuangan

Mengelola Keuangan

Bila memperhatikan sejarah Isra Mi’raj, ada banyak sekali hikmah dan teladan yang dapat diambil dari perjalanan Rasulullah tersebut. Salah satu pelajaran yang dapat diambil dan diaplikasikan dalam kehidupan modern sekarang adalah proses mengelola keuangan. Berikut beberapa aspek yang dapat diambil dari peristiwa Isra Mi’raj sebagai pedoman dalam mengelola keuangan.

1. Kerja cerdas

Perjalanan panjang dan luar biasa yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Kota Mekah hingga ke Jerusalem lalu ke Shidratul Muntaha dalam waktu singkat mengajarkan umat Muslim modern betapa pentingnya menerapkan konsep kerja cerdas. Memang, kerja keras juga penting dalam menjalani kehidupan. Namun, kerja cerdas dengan memanfaatkan segala fasilitas yang ada juga memainkan peran yang sama pentingnya dalam kehidupan modern.

Lantas, apa hubungannya dengan mengelola keuangan? Analoginya dalam proses mengelola keuangan adalah bahwa setiap orang seyogianya bisa mengelola uang dengan bijak. Caranya adalah dengan memanfaatkan segala bentuk fasilitas dan layanan keuangan yang ada. Sebut saja seperti tabungan dan investasi, keduanya merupakan produk keuangan yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan finansial secara lebih efisien.

2. Refleksi dan evaluasi

Dalam perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Shidratul Muntaha, tepatnya di langit keenam, Rasulullah bertemu dengan Nabi Musa AS. Pada pertemuan tersebut, Rasulullah menceritakan perintah yang beliau terima dari Sang Pencipta, yakni untuk menjalankan salat sebanyak 50 kali sehari. Nabi Musa AS pun menanggapi bahwa perintah tersebut terlalu berat untuk umat Islam dan meminta Rasulullah untuk kembali bertemu dengan Allah SWT agar mendapatkan keringanan. Setelah beberapa kali bertemu dengan Allah SWT, akhirnya jumlah salat pun berubah menjadi lima kali sehari. 

Dari peristiwa tersebut, terdapat pesan yang dapat diambil oleh umat Islam di zaman modern seperti sekarang, yakni tentang pentingnya melakukan evaluasi dan refleksi. Sementara itu, dalam konteks pengelolaan keuangan, setiap orang pada dasarnya perlu melakukan refleksi kondisi keuangan dengan cara meninjau kembali anggaran, tabungan, dana darurat, hingga investasi.

Di samping itu, wajib juga untuk melakukan evaluasi progres pencapaian tujuan finansial. Tak sampai di situ saja, perjalanan Isra Mi’raj juga memberikan hikmah bagi seorang Muslim untuk memperbaiki atau menyempurnakan perencanaan keuangan. Dengan begitu, munculnya masalah-masalah finansial dapat diminimalkan atau bahkan dihindari.

3. Kedisiplinan dan konsistensi

Peristiwa Isra Mi’raj juga mengajarkan umat Muslim di seluruh dunia akan pentingnya kedisiplinan dan konsistensi. Pelajaran ini dapat diambil dari perintah Allah SWT terkait salat lima waktu yang diterima Nabi Muhammad SAW dalam perjalanannya ke Shidratul Muntaha.

Seperti yang diketahui, salat merupakan salah satu rukun dalam agama Islam dan bersifat wajib untuk dilaksanakan oleh seluruh umat Muslim dunia. Nah, konsistensi dalam menjalankan salat setiap hari juga dapat diterapkan dalam mengatur keuangan pribadi maupun keluarga. Misalnya saja konsistensi dalam menabung secara rutin, menunaikan zakat, dan mengelola pemasukan serta pengeluaran sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Dengan belajar untuk konsisten dan disiplin, niscaya keuangan pribadi maupun keluarga dapat terkelola dengan baik.

Dari ketiga aspek tersebut dapat kita lihat bahwa Isra Mi’raj tak hanya memberikan pandangan spiritual saja. Peristiwa bersejarah tersebut juga memberikan teladan dan pedoman praktis dalam merencanakan dan mengelola keuangan, baik itu keuangan pribadi maupun keluarga.

Selain ketiga aspek tersebut, perjalanan Nabi Muhammad SAW juga memberikan teladan akan pentingnya arti sabar. Perjalanan beliau penuh dengan ujian kesabaran yang dapat menjadi teladan bagi umat Muslim dalam mengatur keuangan. Misalnya saja dalam hal menabung atau investasi untuk mewujudkan tujuan keuangan tertentu, seperti untuk biaya sekolah atau mungkin membeli rumah.

Untuk mewujudkan tujuan finansial tersebut, butuh waktu yang tak bisa dibilang singkat. Setiap bulan, kamu harus menyisihkan sekian persen dari penghasilan untuk ditabung atau diinvestasikan. Dalam perjalanan finansial tersebut, tentunya kamu akan dihadapkan dengan kebutuhan-kebutuhan finansial yang sifatnya tak terduga. Hal tersebut tentunya akan sangat menguji kesabaranmu. Namun, dengan tetap bersikap sabar dan konsisten, semua halangan pasti dapat terlalui dan tujuan finansial kamu pun dapat tercapai.

Itulah pada dasarnya hikmah yang dapat diambil dari peristiwa Isra Mi’raj. Mulai dari kerja cerdas dengan memanfaatkan fasilitas keuangan yang ada, melakukan refleksi dan evaluasi keuangan secara berkala, hingga pentingnya bersikap disiplin, konsisten, serta sabar dalam mengelola keuangan.

Leave a Reply