Menerima warisan berupa properti, baik itu bangunan maupun tanah, adalah suatu anugerah yang bisa dijadikan peluang investasi besar. Namun, perlu diketahui bahwa properti hasil warisan bukan hanya sekadar aset yang bisa didiamkan begitu saja.
Bila dikelola dengan tepat, maka properti yang ditinggalkan oleh orang tua atau saudara bisa mendatangkan keuntungan finansial yang cukup signifikan daripada hanya didiamkan saja.
Properti warisan adalah bagian dari harta yang ditinggalkan oleh pihak pewaris kepada ahli warisnya. Properti ini bisa berupa rumah, tanah, atau bangunan lain yang umumnya memiliki nilai jual tinggi.
Namun, sebelum properti warisan bisa dimanfaatkan atau bahkan dijual kembali oleh ahli waris, ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan, terutama terkait hukum dan pembagian warisan.
Di Indonesia, pembagian harta warisan diatur oleh hukum waris. Melansir laman Fakultas Hukum UMSU, hukum waris merupakan hukum yang mengatur pembagian harta seseorang yang sudah meninggal kepada keluarga yang berhak atau ahli waris. Di Indonesia, ada tiga hukum waris yang berlaku, yakni hukum adat, hukum perdata, dan hukum waris dalam Islam.
Biasanya, bila penerapannya kepada non-muslim biasanya akan menggunakan hukum perdata. Namun bagi yang beragama Islam, tetap menggunakan hukum Islam atau bisa juga hukum adat. Sementara itu, prinsip pembagian warisan menurut hukum perdata sudah diatur dalam Buku II KUHP.
Setelah memahami dasar tentang pembagian properti warisan, berikut ini sudah ada beberapa tips yang bisa kamu gunakan untuk mengelola properti tersebut agar memberikan manfaat yang optimal.
Langkah pertama yang perlu dilakukan setelah kamu menerima properti warisan adalah mengecek kondisi fisik dan legal dari kondisi tersebut. Cek struktur bangunan, kondisi tanah, dan juga kelengkapan dokumen seperti sertifikat bangunan dan tanah. Pastikan pula tidak ada masalah hukum seperti utang atau sengketa yang berhubungan dengan properti tersebut.
Di samping itu, lakukan pula penilaian terhadap nilai pasar properti. Kamu bisa mengecek harga properti di daerah properti tersebut berada untuk mendapatkan pandangan mengenai harga pasarannya. Dengan begitu, kamu bisa membuat keputusan yang lebih bijak terkait pemanfaatan atau pengelolaan properti warisan.
Apabila properti yang diwariskan adalah bangunan dan dalam kondisi yang kurang baik, pertimbangkan untuk melakukan renovasi. Hal ini bisa menjadi langkah yang tepat karena dapat meningkatkan nilai jual maupun nilai sewa properti sehingga dapat mendatangkan keuntungan besar.
Sebagai contoh, kamu ingin menyewakan properti yang kamu dapatkan dari orang tua kamu. Bila kondisinya tidak optimal, kamu bisa mulai melakukan perbaikan pada bagian-bagian penting seperti atap, lantai, atau dapur agar lebih menarik bagi calon penyewa.
Namun, pastikan bahwa biaya renovasi yang akan kamu keluarkan sesuai dengan anggaran dan prediksi keuntungan yang akan kamu dapatkan. Renovasi kecil-kecilan saja sudah cukup untuk meningkatkan daya tarik properti, terlebih bila dilakukan dengan perencanaan yang matang.
Sebelum memutuskan untuk mengelola properti dari hasil warisan, tentukan terlebih dahulu strategi terbaik untuk mengelolanya. Bila kamu sudah memiliki tempat tinggal, menyewakan properti bisa menjadi pilihan yang tepat guna mendapatkan penghasilan pasif yang berkelanjutan.
Bila lokasi properti berada di area strategis, seperti dekat pusat perkantoran atau kampus, kamu bisa menyewakannya sebagai rumah kos atau ruang kantor. Namun bila berada di lokasi yang kurang strategis, kamu bisa menyimpannya terlebih dahulu beberapa tahun sebelum menjualnya dan menginvestasikan hasilnya ke properti yang lebih menguntungkan.
Intinya, pastikan kamu memiliki strategi yang tepat untuk mendapatkan keuntungan optimal dari properti warisan.
Sama seperti jenis properti pada umumnya, properti dari hasil warisan juga memiliki kewajiban pajak yang perlu dipenuhi. Setiap transaksi, baik itu jual beli maupun sewa, tentu akan dikenakan pajak yang perlu dibayarkan oleh pemilik atau penyewa sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pastikan pula kamu mengetahui semua kewajiban pajak tersebut agar tidak ada risiko yang muncul di kemudian hari.
Selain pajak, kamu juga harus memahami peraturan hukum yang berlaku terkait properti dari hasil warisan. Kamu bisa berkonsultasi dengan ahli hukum atau notaris untuk memastikan bahwa semua aspek hukum dari properti terkait terpenuhi.
Apabila bukan hanya kamu seorang yang menerima warisan properti, penting sekali untuk mencapai kesepakatan bersama dengan ahli waris lainnya. Semua keputusan terkait properti warisan, mulai dari penjualan, penyewaan, atau bagi hasil, harus disetujui oleh semua ahli waris.
Tujuannya tak lain adalah untuk meminimalkan potensi terjadinya konflik antar anggota keluarga di kemudian hari.
Untuk itu, komunikasikan dengan baik dan transparan antar seluruh ahli waris untuk membantu memperlancar proses pengelolaan. Bila perlu, libatkan pihak ketiga seperti pengacara maupun mediator untuk membantu proses negosiasi dan membuat kesepakatan yang adil untuk semua pihak.
Setelah melakukan evaluasi, renovasi, dan berdiskusi dengan para ahli waris lainnya, tentukan pilihan yang terbaik untuk properti tersebut. Kamu bisa memilih untuk menyimpannya sebagai investasi, menyewakannya untuk mendapatkan penghasilan tambahan, atau menjualnya agar mendapatkan dana tunai untuk dibagi ke semua ahli waris.
Pada dasarnya setiap pilihan ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Menyimpan properti dari hasil warisan bisa memberikan rasa aman jangka panjang. Namun dengan menyewakannya, kamu bisa mendapatkan penghasilan pasif.
Di sisi lain, menjual properti bisa menghasilkan likuiditas yang bisa dibagi sama rata ke semua ahli waris dan bahkan bisa dijadikan peluang investasi lainnya yang lebih menguntungkan.
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa mengelola properti dari hasil warisan bukanlah hal yang mudah. Namun dengan strategi yang tepat, semua ahli waris bisa memaksimalkan manfaat dari properti yang ditinggalkan oleh pewaris.
Sebelum menggunakannya, pastikan segala kondisi dari properti tersebut sudah lengkap, mulai dari struktur hingga kelengkapan dokumen. Ini untuk menghindari masalah hukum yang bisa muncul di kemudian hari.