Mengenal Digital Nomad, Tren Kerja Remote yang Makin Populer

Digital nomad adalah sebuatan bagi para pekerja yang bekerja secara remote. Tren kerja ini kian populer, tak terkecuali di Indonesia.

Pernahkah kamu membayangkan bisa bekerja dari kafe, pantai, atau bahkan dari negara lain tanpa harus datang ke kantor setiap ini? Inilah yang disebut dengan digital nomad, tren kerja yang kian populer seiring dengan berkembangnya teknologi dan perubahan cara pandang masyarakat terhadap dunia kerja.

Dulu, bekerja identik dengan keluar rumah dan berangkat ke kantor, duduk di meja kerja dari pagi hingga sore. Namun, kini pekerjaan tidak lagi terikat oleh tempat dan waktu. Berkat adanya internet cepat, sistem penyimpanan berbasis cloud, dan berbagai aplikasi komunikasi serta produktivitas, banyak orang bisa bekerja dari mana dan kapan saja.

Inilah yang membuat gaya hidup digital nomad makin menarik bagi banyak pekerja, khususnya milenial dan generasi Z. Indonesia pun tidak ketinggalan dalam tren satu ini. Kota-kota pariwisata seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok menjadi magnet bagi para pekerja digital nomad dari dalam maupun luar negeri.

Bahkan, tak sedikit perusahaan yang mulai beradaptasi dengan model kerja remote ini karena terbukti dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya operasional bisnis. Lantas, apa itu digital nomad?

Apa Itu Digital Nomad?

Digital nomad

Digital nomad adalah sebutan bagi orang yang bekerja secara remote atau jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi sehingga tidak terikat pada satu lokasi tetap. Mereka bisa bekerja dari mana saja, seperti kafe, perpustakaan, coworking space, atau bahkan sambil traveling ke berbagai negara.

Digital nomad bukan sekadar bekerja dari rumah atau WFH (work from home), tetapi lebih dari itu. Para digital nomad mampu menjadikan fleksibilitas lokasi sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Data dari Digital Frontiers 3.0 Study menyebutkan bahwa lebih dari 70% responden menyatakan bahwa mereka bisa bekerja dengan produktif meskipun tidak bekerja di kantor. Pasalnya, mereka juga bekerja di bidang yang memungkinkan mereka untuk bisa bekerja dari jarak jauh, seperti:

  • Freelancer (penulis, desainer grafis, pengembang web, editor video, penerjemah)
  • Entrepenuer digital (pemilik toko online, jualan produk digital, dropshipper, affiliate marketer)
  • Pekerja lepas di bidang teknologi (programmer, data analyst, digital marketer, content creator)
  • Konsultan dan pelatih online (business coach, mentor keuangan, guru bahasa)

Ada banyak alasan di balik mengapa digital nomad makin populer, termasuk di Indonesia. Salah satunya adalah karena kemajuan teknologi. Dengan berbagai produk teknologi seperti internet cepat, cloud computing, dan aplikasi komunikasi jarak jauh seperti Zoom, bekerja dari jarak jauh menjadi lebih mudah.

Selain itu, fleksibilitas waktu dan lokasi menjadi alasan lain mengapa gaya hidup nomad ini sangat diminati. Pasalnya, para digital nomad bisa menentukan sendiri di mana dan kapan mereka ingin bekerja. Jadi, tidak ada yang namanya bangun pagi buru-buru mengejar kereta atau agar tidak terjebak macet di jalanan.

Bahkan, tak sedikit digital nomad dari luar negeri memilih untuk tinggal di negara dengan biaya hidup lebih rendah dari negara asal mereka. Misalnya, banyak pekerja dari Eropa dan Amerika yang sengaja menjadi digital nomad di Bali karena biaya hidup yang lebih terjangkau untuk penghasilan mereka.

Digital Nomad di Indonesia

Digital nomad

Indonesia merupakan salah satu negara yang paling menarik bagi para digital nomad. Terlebih lagi,  setelah pandemi, banyak pekerja yang mulai menyadari bahwa mereka bisa bekerja dari mana saja. Berikut beberapa faktor yang membuat Indonesia menjadi tujuan favorit digital nomad:

1. Bali: Surga digital nomad

Bali sering disebut sebagai salah satu destinasi terbaik di dunia bagi digital nomad. Data pada 2022 menunjukkan ada sekitar 3.000 digital nomad yang berwisata sambil bekerja di Bali. Dalam hal ini, kota seperti Canggu dan Ubud menjadi favorit mereka karena banyaknya coworking space yang tersedia. Selain itu, komunitas digital nomad di kedua wilayah tersebut juga cukup besar dan biaya hidupnya relatif lebih murah dibandingkan negara-negara Barat.

Bukan hanya itu saja, Bali juga menawarkan suasana kerja yang nyaman, cuaca tropis, dan banyak aktivitas luar ruangan yang bisa dilakukan oleh para nomad, seperti hiking, surfing, dan yoga. Kegiatan outdoor seperti ini membuat para digital nomad bisa lebih produktif.

2. Infrastruktur digital meningkat

Dulu, kendala utama bekerja remote di Indonesia adalah jaringan internet yang kurang stabil. Namun, saat ini sudah banyak sekali kota besar dan destinasi wisata yang sudah memiliki internet stabil. Bahkan, beberapa coworking space di Bali dan Jakarta menyediakan koneksi internet mencapai 1 Gbps.

3. Visa digital nomad

Pemerintah Indonesia mulai menyadari adanya potensi ekonomi dari digital nomad. Sejak tahun 2022, muncul wacana untuk membuat visa khusus digital nomad yang memungkinkan para pekerja remote dari seluruh dunia untuk tinggal lebih lama di Indonesia tanpa harus memiliki izin kerja resmi. Di sisi lain, hal ini bisa membuka peluang besar bagi industri pariwisata dan ekonomi digital Indonesia.

Dampak Digital Nomad Terhadap Bisnis

Digital nomad

Meningkatnya jumlah digital nomad di Indonesia tak hanya mengubah kerja individu, tetapi juga berdampak besar pada dunia bisnis. Saat ini, banyak perusahaan mulai menyadari bahwa produktivitas kerja seseorang tak melulu harus diukur dari kehadiran fisik di kantor. Sebab itu, banyak bisnis mulai menerapkan sistem kerja hybrid atau bahkan full remote.

Perusahaan juga bisa merekrut talenta dari mana saja tanpa harus terkendala masalah geografis. Hal ini memberi akses lebih ke lebih banyak tenaga kerja kompeten dengan biaya yang lebih kompetitif.

Bukan hanya itu saja, para digital nomad yang sering berpindah-pindah tempat untuk bekerja juga membawa dampak positif bagi ekonomi lokal. Contohnya saja di Bali, banyak bisnis seperti kafe, coworking space, dan penyedia akomodasi yang mendapat keuntungan dari meningkatnya jumlah digital nomad yang menetap dalam jangka panjang.

Lebih lanjut, meningkatnya jumlah digital nomad turut membuka peluang bagi para pebisnis properti untuk membangun coworking space. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, Yogyakarta, dan kota lainnya, bisnis coworking space making berkembang. Sebab, tempat-tempat ini menawarkan lingkungan kerja yang nyaman, internet stabil, dan peluang untuk membangun networking dengan profesional lainnya.

Jadi, digital nomad bukan sekadar tren semata atau WFH, tetapi sebuah perubahan dalam dunia kerja. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola pikir masyarakat terkait produktivitas, makin banyak orang yang akan memilih gaya hidup ini guna mewujudkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan profesional.

Leave a Reply